-->

Ads

Pakan Sapi Laktasi

Pakan Sapi Laktasi

Pakan  yaitu  segala  sesuatu yang dapat dimakan tanpa  merugikan  kesehatan  dan  produksi   dengan  sebagian  atau  seluruh bagian nutrisi pakan dimanfaatkan untuk memenuhi hidup pokok, produksi. Pakan sapi perah terdiri atas penyusun pakan terbesar berupa hijauan dan konsentrat sebagai tambahan. Hijauan  biasanya mengandung serat kasar  lebih dari 18% dan bersifat amba [Ensminger, 1992]. Hijauan  yang diberikan kepada sapi laktasi minimum sejumlah 40% dari  total kebutuhan bahan kering  ransum  atau  kira-kira  sebanyak  1,5%  dari  berat  hidup  sapi  perah. Konsentrat  adalah  pakan  tambahan  bagi  sapi  perah  untuk memenuhi  kekurangan nutrisi  yang  tidak  dapat  dipenuhi  oleh  hijauan.  Konsentrat  umumnya  mengandung tinggi  protein  dan  energi  serta  rendah  serat  kasar

Keseimbangan antara hijauan dan konsentrat akan berpengaruh pada produksi dan komposisi susu. Akers [2002] menyatakan bahwa pakan melalui proses fermentasi rumen akan menghasilkan sejumlah  asam lemak terbang [asam asetat, asam propionat, asam butirat] yang akan digunakan sebagai  sumber energi utama

Hijauan secara kuantitas cenderung berpengaruh pada produksi  asam asetat dan berkaitan erat dengan  kadar lemak susu  serta penyediaan rangka karbon, sedangkan konsentrat berpeluang  untuk meningkatkan produksi asam propionat yang melalui proses glukoneogenesis dalam hati akan diubah  menjadi glukosa. Glukosa merupakan substrat dan prekursor  yang sangat dibutuhkan dalam proses sintesis susu khususnya  dalam sintesis laktosa. Peningkatan produksi susu perlu   dilakukan penambahan sumber glukosa  yang tiada lain dari konsentrat.

Högberg and    Lind [2003] menyatakan bahwa konsumsi pakan ternak ruminansia dipengaruhi berbagai faktor yaitu: pakan, lingkungan dan ternak itu sendiri. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 16. Faktor pakan berhubungan dengan kandungan nutrisi, DM, sifat fisik kimia dan cita rasa, sedangkan faktor ternak terkait dengan umur, bobot badan, fungsi fisiologis dan pencernaan pakan serta temperatur, kelembaban, stres dan ketersediaan pakan dan air minum  sebagai faktor lingkungan.

    Suhu lingkungan yang ideal untuk penampilan produksi sapi perah adalah – 150C sampai 260C [Bath et al., 1978]. Pengaruh suhu lingkungan terhadap konsumsi pakan dan produksi susu

    Pada suhu lingkungan yang tinggi, sapi perah akan mempertahankan diri terhadap ancaman panas dengan jalan mengurangi konsumsi pakan , Hal ini mengakibatkan penurunan produksi susu.
Sangsritavong [2002] melaporkan bahwa rendahnya konsentrasi hormon estrogen dan progestron dalam aliran darah yang disebabkan oleh konsumsi pakan ternak mengakibatkan perubahan pada kinerja reproduksi, yaitu: terjadi penurunan lama waktu estrus, peningkatan ovulasi ganda, penurunan keberhasilan perkawinan dan peningkatan kegagalan kebuntingan

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel