Pakan Sapi Laktasi
5:44 PM
Edit
Pakan Sapi Laktasi
Pakan yaitu segala sesuatu yang dapat dimakan tanpa merugikan kesehatan dan produksi dengan sebagian atau seluruh bagian nutrisi pakan dimanfaatkan untuk memenuhi hidup pokok, produksi. Pakan sapi perah terdiri atas penyusun pakan terbesar berupa hijauan dan konsentrat sebagai tambahan. Hijauan biasanya mengandung serat kasar lebih dari 18% dan bersifat amba [Ensminger, 1992]. Hijauan yang diberikan kepada sapi laktasi minimum sejumlah 40% dari total kebutuhan bahan kering ransum atau kira-kira sebanyak 1,5% dari berat hidup sapi perah. Konsentrat adalah pakan tambahan bagi sapi perah untuk memenuhi kekurangan nutrisi yang tidak dapat dipenuhi oleh hijauan. Konsentrat umumnya mengandung tinggi protein dan energi serta rendah serat kasarKeseimbangan antara hijauan dan konsentrat akan berpengaruh pada produksi dan komposisi susu. Akers [2002] menyatakan bahwa pakan melalui proses fermentasi rumen akan menghasilkan sejumlah asam lemak terbang [asam asetat, asam propionat, asam butirat] yang akan digunakan sebagai sumber energi utama
Hijauan secara kuantitas cenderung berpengaruh pada produksi asam asetat dan berkaitan erat dengan kadar lemak susu serta penyediaan rangka karbon, sedangkan konsentrat berpeluang untuk meningkatkan produksi asam propionat yang melalui proses glukoneogenesis dalam hati akan diubah menjadi glukosa. Glukosa merupakan substrat dan prekursor yang sangat dibutuhkan dalam proses sintesis susu khususnya dalam sintesis laktosa. Peningkatan produksi susu perlu dilakukan penambahan sumber glukosa yang tiada lain dari konsentrat.
Högberg and Lind [2003] menyatakan bahwa konsumsi pakan ternak ruminansia dipengaruhi berbagai faktor yaitu: pakan, lingkungan dan ternak itu sendiri. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 16. Faktor pakan berhubungan dengan kandungan nutrisi, DM, sifat fisik kimia dan cita rasa, sedangkan faktor ternak terkait dengan umur, bobot badan, fungsi fisiologis dan pencernaan pakan serta temperatur, kelembaban, stres dan ketersediaan pakan dan air minum sebagai faktor lingkungan.
Suhu lingkungan yang ideal untuk penampilan produksi sapi perah adalah – 150C sampai 260C [Bath et al., 1978]. Pengaruh suhu lingkungan terhadap konsumsi pakan dan produksi susu
Pada suhu lingkungan yang tinggi, sapi perah akan mempertahankan diri terhadap ancaman panas dengan jalan mengurangi konsumsi pakan , Hal ini mengakibatkan penurunan produksi susu.
Sangsritavong [2002] melaporkan bahwa rendahnya konsentrasi hormon estrogen dan progestron dalam aliran darah yang disebabkan oleh konsumsi pakan ternak mengakibatkan perubahan pada kinerja reproduksi, yaitu: terjadi penurunan lama waktu estrus, peningkatan ovulasi ganda, penurunan keberhasilan perkawinan dan peningkatan kegagalan kebuntingan