Tujuan Teknologi Pengolahan Hasil Ternak
8:28 AM
Edit
Tujuan Teknologi Pengolahan Hasil Ternak
Tujuan utama teknologi pengolahan hasil ternakadalah untuk mendapatkan produk ternak yang berkualitas baik sehingga aman dan sehat bagi konsumen. Hasil ternak merupakan bahan yang sangat mudah rusak sehingga perlu segera dilakukan penanganan. Berbagai teknologi penanganan/pengawetan dan pengolahan dapat meningkatkan kualitas dan nilai tambah produk. Teknik-teknik penanganan dan pengolahan hasil ternak diharapkan dapat mengamankan hasil produksi terhadap penurunan mutu agar dapat meningkatkan kualitas dan nilai tambah hasil ternak, baik dari segi bobot, bentuk fisik, rupa dan gizi maupun rasa, bebas dari jazat renik patogen serta residu bahan kimia, sehingga produk aman (food safety) dan dapat memenuhi persyaratan pasar dalam dan luar negeri serta agroindustri pengolahan.Bila ditilik dari posisi strategis dari produksi ke konsumsi, maka Teknologi Pengolahan Hasil Ternak memiliki peranan yang penting dalam rangkaian proses usaha peternakan dari proses produksi dan konsumsi. Proses konsumsi dimaksud adalah pemasaran produk peternakan. Dewasa ini banyak terjadi perubahan paradigma konsumsi seperti pentingnya produk yang rendah kolesterol, back to basic, animal welfare, halal food, dan lain sebagainya yang kesemua itu perlu disikapi dengan baik oleh pelaku dunia usaha peternakan baik dari sisi aspek produksi maupun pemanenan.
Prospek dan potensi pengembangan penerapan teknologi pengolahan hasil ternak memberikan peluang yang luas. Hampir di berbagai daerah di Indonesia memiliki teknologi tradisional dalam kaitannya dengan teknologi pengolahan hasil peternakan atau pangan pada umumnya. Kita mengenal adanya teknologi dendeng, pengasapan daging, pengasinan telur, dan lain sebagainya yang semuanya merupakan teknologi lokal.Potensi pengembangan penerapan teknologi pengolahan hasil ternak juga memberikan harapan pada lapangan pekerjaan baru. Bila ditinjau dari segi produksi dan populasi ternak di Indonesia, maka secara umum cukup memberikan gambaran bahwa produksi peternakan di Indonesia meskipun terjadi kelesuan perekonomian akibat krisis ekonomi berkepanjangan sejak 1997 hingga sekarang masih cukup memberikan peluang bagi pengembangan dunia usaha peternakan secara umum.