-->

Ads

Identifikasi Ternak Siap Potong

Identifikasi Ternak Siap Potong

    Penentuan harga pada saat jual beli ternak siap potong, umumnya didasarkan pada taksiran pada saat ternak masih  hidup, meskipun di beberapa tempat terutama ternak besar, penentuan  harga ditentukan oleh berat karkas yang  dihasilkan oleh ternak yang bersangkutan. Bila harga ternak hidup ditentukan berdasarkan penaksiran, maka pembeli harus sudah bisa memperkirakan berapa  banyak karkas yang akan didapat, berapa nilai dari hasil ikutan seperti kulit, jeroan dan sisa karkas lainnya. Penampilan ternak saat hidup mencerminkan produksi dan kualitas karkasnya. Ketepatan penaksir dalam menaksir nilai ternak tergantung pada  pengetahuan penaksir dan kemampuan menterjemahkan keadaan dari ternak itu. Keadaan ternak yang perlu mendapat perhatian pada saat menaksir pro-duktivitas ternak adalah :

1.  Umur dan berat. 
2.  Pengaruh kelamin. 
3.  Perdagingan. 
4.  Derajat kegemukan.
5.  Persentase karkas
1. Umur dan Berat

Umumnya  daging yang berasal dari sapi tua  akan  lebih liat dibandingkan dengan daging yang  berasal dari sapi muda. Hasil penelitianpun menunjukkan bahwa umur potong sapi berkorelasi positif dengan keempukan daging yang  dihasilkannya, artinya  makin tua ternak sudah dapat dipastikan  dagingnya  akan  lebih liat. Daging yang berasal dari sapi  tua  baunya lebih menyengat dibandingkan dengan daging yang berasal dari sapi muda. Namun pada kenyataannya, kuat lemahnya bau daging  pada sapi tidak dipermasalahkan konsumen, lain halnya  dengan daging  domba dan daging kambing, karena ke 2 ternak  kecil ini  bau dagingnya sangat unik dan lebih  kuat  dibandingkan dengan sapi. Oleh karena itu konsumen daging domba atau kambing lebih menyukai daging yang berasal dari ternak muda.  Ternak  sapi  tua yang gemuk akan  menghasilkan  daging yang  berlemak oleh karena itu rasanya akan lebih gurih  dan banyak  disukai  konsumen. Selain itu daging  yang  berlemak kandungan  airnya lebih sedikit sehingga pada saat dimasak  penyusutannya tidak terlalu besar.

2. Pengaruh Kelamin

Sapi dara siap potong umumnya lebih murah  dibandingkan dengan sapi jantan kebiri, hal ini disebabkan karena persentase karkas sapi dara akan lebih rendah dibandingkan dengan sapi  jantan kebiri. Selain itu pada umur yang  sama  dengan kondisi pemeliharaan yang sama, sapi dara akan sedikit lebih gemuk dibandingkan dengan jantan sehingga akan lebih  banyak lemak yang dibuang untuk menghasilkan daging tanpa lemak. Harga  sapi jantan muda setiap kilogram  hidup  umumnya akan lebih murah dibandingkan dengan sapi jantan kebiri, hal ini disebabkkan kualitas daging dari sapi jantan lebih  rendah dibandingkan dengan daging dari sapi jantan kebiri  pada umur  yang sama. Namun produksi dagingnya akan lebih  tinggi baik  dibandingkan dengan produksi sapi jantan  kebiri  atau sapi dara

3. Perdagingan

Tujuan akhir produksi ternak daging adalah menghasilkan karkas  yang  proporsi dan kualitas dagingnya  prima,  yaitu yang  kandungan  lemaknya disela-sela urat  daging  termasuk "moderat", namun demikian tidak dapat dihindari adanya lemak   yang  berlebih diantara otot-otot, dan keadaan  seperti  ini tidak disukai oleh konsumen.

Pada karkas ada 3 komponen utama, yaitu : daging, lemak dan tulang. Bila pada suatu karkas kandungan dagingnya tinggi  maka kandungan tulang dan atau kandungan  lemaknya  akan lebih rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kandungan daging dengan tulang, namun  hubungannya tidak begitu kuat. Artinya bila proporsi daging tinggi  maka  proporsi  tulangnya akan lebih tinggi dan proporsi  lemaknya akan relatif lebih kecil.

Daging dari ternak yang tidak berlemak/tidak gemuk dapat dilihat terutama pada saat ternak berjalan.  Pergerakan otot/daging akan jelas terlihat karena tidak  terhalangi oleh tebalnya  lapisan  lemak. Pada bagian perempat belakang dan daerah iga, yang dagingnya biasa dibuat “steak”, adalah yang paling berharga diantara semua bagian karkas. Pada Gambar 1 memperlihatkan  bagian-bagian tubuh ternak yang berkaitan dengan kualitas daging.  Pada Gambar 1 dapat dilihat bagian tubuh ternak yang diwarnai dengan warna yang lebih gelap menunjukan kualitas daging yang lebih baik. Bagian-bagian yang ditandai dengan warna yang lebih gelap,  normalnya akan lebih empuk hal ini  disebabkan  bagian tersebut sebagian besar strukturnya daging dan tidak  banyak digunakan untuk bergerak. Bagian perempat belakang ini pada umumnya  dijual lebih mahal dibandingkan  dengan bagian depan.

4. Derajat Kegemukan (Finish) 

Selama  penggemukan dengan pemberian pakan  yang  baik, lemak akan dibentuk berturut-turut diluar bundel otot  yaitu dibawah  kulit dibagian luar karkas (lemak subkutan),  dalam rongga  perut, sekitar bundel-bundel otot dan  juga pada  serat -serat  otot. Sebagian besar lemak berada  diluar  bundel otot dan lemak ini akan dilepaskan pada saat prosessing. Lemak  yang terbentuk diantara serat otot  disebut  "marbling" atau kepualaman dan lemak ini akan sangat berpengaruh terhadap   kelezatan daging, kegurihan, bau rasa,  penampilan  dan keempukan. Kegurihan mungkin merupakan faktor yang sangat  penting yang disumbangkan oleh adanya "marbling", selain itu  penampilan daging jadi lebih menarik.

5. Persentase Karkas

Persentase   karkas  tidak banyak  berpengaruh  terhadap kualitas karkas namun penting pada penampilan ternak sebelum dipotong. Pembeli ternak akan memperkirakan nilai karkas dari  penampilan ternak sewaktu ternak tersebut  masih  hidup. Bila  pembeli menaksir persentase karkas terlalu tinggi  misalnya 1% saja, maka pada ternak yang beratnya 500 kg,  pembeli tersebut akan kehilangan 5 kg daging.  Faktor-faktor yang mempengaruhi persentase karkas  adalah konformasi tubuh dan derajat kegemukan. Ternak yang gemuk,  persentase karkasnya tinggi dan umumnya berbentuk tebal seperti balok. Ternak yang langsing, badan  panjang, leher  panjang  dan berbentuk segitiga seperti  sapi  perah, persentase karkasnya rendah. Faktor lain yang mempengaruhi persentase karkas  adalah  jumlah  pakan dan air yang ada pada saluran pencernaan  ternak.  Bila jumlahnya cukup banyak maka persentase  karkasnya akan rendah. Kulit yang besar dan juga tebal juga akan  berpengaruh terhadap persentase karkas.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel