Faktor risiko dan pencetus penyakit Graves
10:15 AM
Edit
Faktor risiko dan pencetus penyakit Graves
Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi untuk timbulnya penyakit hipertiroid Graves. Beberapa faktor tersebut antara lain; genetik, infeksi, stres, jenis kelamin, rokok, kehamilan dan obat.
Kerentanan genetik berperan pada kejadian penyakit hipertiroid Graves. Kondisi ini dapat dilihat dari data epidemiologi yang menunjukkan bahwa kelompok sakit di dalam keluarga lebih banyak pada wanita, kejadian pada kembar monozigot sebesar 20-40 % dan hubungan yang bermakna bila saudara kandung menderita penyakit Graves. Gen yang terkait dengan penyakit imun ditemukan juga pada penyakit autoimun lainnya.
Infeksi kelenjar tiroid dihubungkan dengan terjadinya penyakit autoimun tiroid melalui inisiasi ekspresi molekul kelas II, misalnya pada infeksi Virus Hepatitis C. Virus Hepatitis C dapat memicu penyakit autoimun tiroid jika diterapi dengan interferon, walau tidak selalu timbul penyakit Graves.
Kejadian di masa lalu yang bersifat menekan jiwa seperti kecelakaan, kehilangan orang tersayang sering ditemukan sebelum munculnya penyakit hipertiroid Graves. Penyakit hipertiroid Graves dipicu oleh stres melalui aktivitas kortisol pada sel imun yang menekan status imun. Penurunan status imun akan diikuti reaksi rebound hiperaktivitas imun yang dapat menimbulkan penyakit hipertiroid Graves pada individu yang rentan.
Jenis kelamin berpengaruh terhadap kejadian penyakit hipertiroid Graves melalui peran hormon estrogen karena dapat memperkuat reaksi imunologis sehingga membuat seseorang rentan terhadap penyakit autoimun. Anak perempuan lebih cenderung menderita dibanding anak laki dengan ratio 5:1.
Merokok merupakan faktor risiko untuk timbulnya penyakit hipertiroid Graves walaupun mekanisme pastinya belum diketahui hingga saat ini.
Kehamilan berperan sebagai risiko melalui penurunan status imun. Setelah hamil, status imun kembali meningkat perlahan sehingga dapat mencetuskan penyakit autoimun seperti penyakit hipertiroid Graves.
Obat yang mengandung yodium diketahui dapat mencetuskan penyakit hipertiroid Graves pada individu yang rentan. Pada individu dengan defisiensi yodium, obat yang mengandung yodium akan meningkatkan kerja TRAb sehingga hormon tiroid semakin banyak terbentuk. Obat tersebut juga dapat merusak sel tiroid dan melepaskan antigen tiroid ke dalam sistem imun.
Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi untuk timbulnya penyakit hipertiroid Graves. Beberapa faktor tersebut antara lain; genetik, infeksi, stres, jenis kelamin, rokok, kehamilan dan obat.
Kerentanan genetik berperan pada kejadian penyakit hipertiroid Graves. Kondisi ini dapat dilihat dari data epidemiologi yang menunjukkan bahwa kelompok sakit di dalam keluarga lebih banyak pada wanita, kejadian pada kembar monozigot sebesar 20-40 % dan hubungan yang bermakna bila saudara kandung menderita penyakit Graves. Gen yang terkait dengan penyakit imun ditemukan juga pada penyakit autoimun lainnya.
Infeksi kelenjar tiroid dihubungkan dengan terjadinya penyakit autoimun tiroid melalui inisiasi ekspresi molekul kelas II, misalnya pada infeksi Virus Hepatitis C. Virus Hepatitis C dapat memicu penyakit autoimun tiroid jika diterapi dengan interferon, walau tidak selalu timbul penyakit Graves.
Kejadian di masa lalu yang bersifat menekan jiwa seperti kecelakaan, kehilangan orang tersayang sering ditemukan sebelum munculnya penyakit hipertiroid Graves. Penyakit hipertiroid Graves dipicu oleh stres melalui aktivitas kortisol pada sel imun yang menekan status imun. Penurunan status imun akan diikuti reaksi rebound hiperaktivitas imun yang dapat menimbulkan penyakit hipertiroid Graves pada individu yang rentan.
Jenis kelamin berpengaruh terhadap kejadian penyakit hipertiroid Graves melalui peran hormon estrogen karena dapat memperkuat reaksi imunologis sehingga membuat seseorang rentan terhadap penyakit autoimun. Anak perempuan lebih cenderung menderita dibanding anak laki dengan ratio 5:1.
Merokok merupakan faktor risiko untuk timbulnya penyakit hipertiroid Graves walaupun mekanisme pastinya belum diketahui hingga saat ini.
Kehamilan berperan sebagai risiko melalui penurunan status imun. Setelah hamil, status imun kembali meningkat perlahan sehingga dapat mencetuskan penyakit autoimun seperti penyakit hipertiroid Graves.
Obat yang mengandung yodium diketahui dapat mencetuskan penyakit hipertiroid Graves pada individu yang rentan. Pada individu dengan defisiensi yodium, obat yang mengandung yodium akan meningkatkan kerja TRAb sehingga hormon tiroid semakin banyak terbentuk. Obat tersebut juga dapat merusak sel tiroid dan melepaskan antigen tiroid ke dalam sistem imun.