-->

Ads

Pemeriksaan Permulaan Pembusukan Pada Daging

Pemeriksaan Permulaan Pembusukan Pada Daging

Pada  pemeriksaan  yang  dilakukan  dengan  uji  Eber  untuk  melihat  awal  terjadinya pembusukan,  jika  terjadi  pembusukan, maka  pada  uji  ini  ditandai  dengan  terjadi  pengeluaran asap di dinding tabung, dimana rantai asam amino akan terputus oleh asam kuat (HCl) sehingga akan  terbentuk  NH4Cl  (gas).  Pada  sampel  daging  segar  hasil  pemeriksaan  negatif,  sampel daging  beku positif atau  sudah mulai  terjadi pembusukan,  sampel  daging  busuk menunjukkan adanya pengeluaran asap dari daging yang terlihat pada dinding tabung, Selain uji Eber, bisa dilakukan uji Postma. Hasil pemeriksaan uji Postma menunjukkan bahwa  sampel daging  segar belum mulai  terjadi  pembusukan,  sampel daging  beku dan daging busuk  sudah  mulai  terjadi  pembusukan,  hal  ini  dibuktikan  dengan  perubahan  warna  kertas lakmus  dalam  cawan  petri.  Pada  prinsipnya,  daging  yang  sudah  mulai  membusuk  akan mengeluarkan  gas  NH3. NH3  bebas  akan mengikat  reagen MgO  dan menghasilkan NH3OH. Pada daging  yang  segar  tidak  terbentuk hasil NH3OH karena  belum adanya NH3  yang  bebas. Jika  tidak  terjadinya  perubahan warna  kertas  lakmus  karena MgO merupakan  ikatan  kovalen rangkap  yang  sangat  kuat  sehingga walaupun  terdapat  unsur  basa  pada MgO  tersebut,  namun basa  tersebut  tidak  lepas dari  ikatan  rangkapnya.  Jika  adanya NH3 maka  ikatan  tersebut  akan terputus sehingga akan terbentuk basa  lemah NH3OH yang akan merubah warna kertas  lakmus dari merah menjadi biru.

Pembusukan  dapat  terjadi  karena  dibiarkan  ditempat  terbuka  dalam waktu  relatif  lama sehingga aktivitas bakteri pembusuk meningkat dan terjadi proses fermentasi oleh enzim-enzim yang membentuk asam sulfida dan ammonia. Dari hasil uji H2S pada sampel daging segar menunjukkan bahwa daging tersebut belum terjadi  pembusukan,  sedangkan  sampel  daging  beku  dan  daging  busuk  sudah  mulai  terjadi pembusukan. Uji H2S pada dasarnya adalah uji untuk melihat H2S yang dibebaskan oleh bakteri yang menginvasi daging  tersebut. H2S yang dilepaskan pada daging membusuk akan berikatan dengan  Pb  acetat menjadi  Pb  sulfit  (PbSO3)  dan menghasilkan  bintik-bintik  berwarna  coklat pada  kertas  saring  yang  diteteskan  Pb  acetat  tersebut.  Hanya  kelemahan  uji  ini,  bila  bakteri penghasil H2S tidak tumbuh maka uji ini tidak dapat dijadikan ukuran. Gejala  yang  nampak  bila  terjadi  pembusukan  daging  oleh  mikroba  yaitu:  a)  Akibat Bakteri,    adanya  lendir  di  permukaan  daging,  kehilangan warna  oleh  rusaknya  pigmen  dalam daging atau tumbuh koloni organisme berwarna; ada produksi gas; bau kurang enak dan cacat; ada  perusakan  (dekomposisi)  lemak.  b)  Akibat  Ragi  (yeast),  Ada  lendir  ragi;  kehilangan warna;bau dan  rasa  tidak enak; dekomposisi  lemak. c) Akibat Fungi  (mould), permukaan yang lengket dan berbulu, kehilangan warna, berbau dan tercemar, dekomposisi lemak.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel