-->

Ads

Pemeriksaan Ante-mortem.

Pemeriksaan Ante-mortem.

Pada pemeriksaan ante-mortem, hal-hal yang perlu dilakukan adalah :

1.  Mengidentifikasi dan menyingkirkan pemotongan ternak-ternak yang terkonta-minasi/terserang  penyakit  terutama penyakit  yang dapat menulari manusia yang  mengkonsumsinya.

2.  Mengidentifikasi dan memisahkan pemotongan ternak yang dicurigai terkontaminasi/terserang   penyakit,   dengan syarat  dagingnya baru bisa dijual bila telah  dilakukan pemeriksaan  post-mortem (setelah dipotong)  dan  ternak-ternak  ini harus dipotong terpisah dengan  ternak-ternak lain yang nyata sehat.

3.  Mencegah agar ternak yang kotor tidak memasuki Rumah  Potong,  hal  ini untuk mencegah agar lantai  Rumah  Potong tidak  kotor. Ternak yang kotor dalam Rumah  Potong  akan menjadi sumber kontaminasi/ penyebaran bakteri yang  peluangnya  sangat  tinggi terhadap karkas  yang  selanjutnya dapat menulari konsumen.

4.  Melakukan pemeriksaan epizootic (penyakit -penyakit ternak yang  bisa menular pada manusia).  Pemeriksaan  terhadap jenis penyakit ini harus dilakukan sedini mungkin seperti pada  penyakit Mulut dan Kuku, Anthrax dan penyakit  lain yang sejenis. Gejala-gejala penyakit seperti tersebut di atas harus diketahui dengan jelas. Penyakit Anthrax dapat diketahui dengan melihat keluarnya darah dari lubang-lubang pembuangan,  radang paha dapat dilihat dengan adanya suara berkerisik bila paha diraba, penyakit mulut dan kuku dapat diketahui dari ludah yang berlebihan keluar. Selain penyakit-penyakit seperti tersebut juga yang harus diwaspadai adalah penyakit mastitis, endometritis, vaginitis, enteritis, arthritis dan panaritium.

5.  Memeriksa umur ternak dengan teliti dan benar, agar tidak tertukar antara daging dari ternak muda yang  kualitasnya baik  dengan daging yang berasal dari ternak  yang  sudah tua yang umumnya kualitasnya kurang baik.

6.  Ternak yang akan dipotong harus diawasi siang dan  malam, karena serangan  penyakit  bisa  datang   sewaktu-waktu, sehingga  bila ada yang terserang mendadak  dapat  segera diketahui sedini mungkin. Penyakit  Anthrax yang akut dapat berkembang   malam  hari meskipun siang  harinya ternak terlihat  normal,  namun pada pagi harinya kedapatan sudah mati.

7.  Cara hewan bergerak dan respon hewan terhadap benda yang dilihatnya. Pada hewan yang sakit respon terhadap benda disekitar kurang baik dan pergerakan dari hewan tersebut akan lambat.

8.  Permukaan luar kulit pun harus diperhatikan dengan baik. Hewan yang sehat bulunya akan terlihat mengkilat dan turgornya baik, selain itu kelenjar-kelenjar lymphe dibawah kulit harus diperhatikan, bila ada pembengkakan harus dicurigai hewan itu terkena penyakit.

9.  Pada alat pencernaan yang harus mendapat perhatian adalah bibir dan hidung apakah basah atau tidak, cara mengunyah atau memamah biak. Bila hewan menderita diarhe, maka akan terlihar feces kering menempel pada pangkal ekor.

10.   Kondisi tubuh hewan apakah gemuk, kurus atau sedang. Kondisi hewan yang kurus bisa disebabkan oleh berbagai faktor dan diantaranya oleh penyakit.  Pada saat melakukan ante-mortem ternak  harus diobservasi pada saat  ternak istirahat.Ternak-ternak yang berbaring memisahkan diri dari  kelompoknya  harus  dicurigai, karena ternak  yang  sakit  cenderung memisahkan  diri dari kelompoknya, kejadian ini  tidak  akan terjadi  bila ternak tidak sedang dalam  keadaan  istirahat. Keadaan seperti ini  penting untuk diperhatikan karena  merupakan  adanya indikasi yang tidak berjalan normal pada  ternak tersebut.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel