Faktor yang Mempengaruhi Urinasi
9:36 AM
Edit
Faktor yang Mempengaruhi Urinasi
(1) Posisi
Sensitivitas
daerah yang mengalami episiotomi atau luka koyak bisa menimbulkan rasa
terbakar dan/atau nyeri saat berkemih. Rasa terbakar juga bisa dikurangi
dengan berdiri mengangkang di toilet sambil berkemih sehingga aliran
langsung turun, tanpa menyentuh tempat-tempat nyeri
(2) Nyeri luka perineum
Nyeri atau ketakutan terhadap nyeri
sering menimbulkan efek inhibisi urinasi. Hal ini biasanya terjadi
setelah persalinan dengan trauma perineum. Urine yang pekat dapat
meningkatkan nyeri (Johnson, 2004). Nyeri perineum juga dapat menghambat
berkemih (Henderson Ch, 2005). Menurut Murkoff H (2007) rasa nyeri di
daerah perineal bisa menimbulkan refleks kejang; pada saluran kencing
(saluran yang dilewati urine), membuat berkemih menjadi sulit. Edema
daerah perineal bisa juga mempengaruhi proses berkemih.
(3) Perubahan Hormon
Menurut
Henderson Ch (2005) diuresis pascapartum normal terjadi dalam 24 jam
setelah melahirkan sebagai respons terhadap penurunan estrogen.
(4) Mobilisasi Dini
Menurut
Manuaba (2009) kelancaran sirkulasi darah akan banyak mengurangi
keluhan pada sistem perkemihan. Dengan melakukan mobilisasi dini
secepatnya, kesulitan miksi bisa diatasi
(5) Persalinan
Persalinan
dan melahirkan biasanya memberi efek merugikan pada fungsi kandung
kemih (Hendersom Ch, 2005). Adanya overdistensi pada saat kala dua
persalinan dan pengeluaran urine yang tertahan selama proses persalinan
(Bahiyatun, 2009). Kandung kemih mungkin mengalami trauma atau memar
selama proses persalinan karena tekanan yang ditimbulkan oleh fetus dan
menjadi lumpuh sementara
(6) Asupan Cairan
Untuk dapat
berfungsi normal, ginjal memerlukan 2000-2500 ml per hari, meskipun
Kilpatrick (1997) menyatakan bahwa 1200-1500 ml saja sudah memadai dan
bidan harus mendorong asupan cairan secara teratur
(7) Tonus otot
Lemahnya
otot dasar panggul, misalnya setelah persalinan pervaginam, pemasangan
kateter menetap atau konstipasi yang terlalu lama dapat mempengaruhi
urinasi. Dilakukannya latihan otot dasar panggul secara teratur agar
volume otot meningkat. Hal ini meningkatkan tekanan maksimal penutupan
uretra, meningkatkan kontraksi refleks yang lebih kuat yang diikuti
dengan peningkatan tekanan intra abdominal
(8) Anastesi
Jika
ibu menjalani anastesi epidural atau spinal, prosedur ini dapat berefek
pada sensor neurologis yang mengendalikan urine dan alirannya (Diane M,
2009). Obat atau anastesi bisa mengurangi kepekaan kandung kemih atau
kewaspadaan ibu memahami sinyal tersebut