-->

Ads

Faktor yang Mempengaruhi Urinasi

Faktor yang Mempengaruhi Urinasi

(1)    Posisi
Sensitivitas daerah yang mengalami episiotomi atau luka koyak bisa menimbulkan rasa terbakar dan/atau nyeri saat berkemih. Rasa terbakar juga bisa dikurangi dengan berdiri mengangkang di toilet sambil berkemih sehingga aliran langsung turun, tanpa menyentuh tempat-tempat nyeri
(2)    Nyeri luka perineum
Nyeri atau ketakutan terhadap nyeri sering menimbulkan efek inhibisi urinasi. Hal ini biasanya terjadi setelah persalinan dengan trauma perineum. Urine yang pekat dapat meningkatkan nyeri (Johnson, 2004). Nyeri perineum juga dapat menghambat berkemih (Henderson Ch, 2005). Menurut Murkoff H (2007) rasa nyeri di daerah perineal bisa menimbulkan refleks kejang; pada saluran kencing (saluran yang dilewati urine), membuat berkemih menjadi sulit. Edema daerah perineal bisa juga mempengaruhi proses berkemih.
(3)    Perubahan Hormon
Menurut Henderson Ch (2005) diuresis pascapartum normal terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan sebagai respons terhadap penurunan estrogen.
(4)    Mobilisasi Dini
Menurut Manuaba (2009) kelancaran sirkulasi darah akan banyak mengurangi keluhan pada sistem perkemihan. Dengan melakukan mobilisasi dini secepatnya, kesulitan miksi bisa diatasi
(5)    Persalinan
Persalinan dan melahirkan biasanya memberi efek merugikan pada fungsi kandung kemih (Hendersom Ch, 2005). Adanya overdistensi pada saat kala dua persalinan dan pengeluaran urine yang tertahan selama proses persalinan (Bahiyatun, 2009). Kandung kemih mungkin mengalami trauma atau memar selama proses persalinan karena tekanan yang ditimbulkan oleh fetus dan menjadi lumpuh sementara
(6)    Asupan Cairan
Untuk dapat berfungsi normal, ginjal memerlukan 2000-2500 ml per hari, meskipun Kilpatrick (1997) menyatakan bahwa 1200-1500 ml saja sudah memadai dan bidan harus mendorong asupan cairan secara teratur
(7)    Tonus otot
Lemahnya otot dasar panggul, misalnya setelah persalinan pervaginam, pemasangan kateter menetap atau konstipasi yang terlalu lama dapat mempengaruhi urinasi. Dilakukannya latihan otot dasar panggul secara teratur agar volume otot meningkat. Hal ini meningkatkan tekanan maksimal penutupan uretra, meningkatkan kontraksi refleks yang lebih kuat yang diikuti dengan peningkatan tekanan intra abdominal

(8)    Anastesi
Jika ibu menjalani anastesi epidural atau spinal, prosedur ini dapat berefek pada sensor neurologis yang mengendalikan urine dan alirannya (Diane M, 2009). Obat atau anastesi bisa mengurangi kepekaan kandung kemih atau kewaspadaan ibu memahami sinyal tersebut

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel