Pengertian early ambulation / mobilisasi dini Full
9:24 AM
Edit
Pengertian early ambulation
Menurut Sulistyawati (2009) early ambulation adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan.Menurut Huliana (2003) mobilisasi dini merupakan kemampuan untuk bergerak bebas dalam lingkungan sesegera mungkin, yang melibatkan antara lain system musculoskeletal, sistem integumen dan sistem neuromuskuler. Mobilisasi dini sangat berfariasi, tegantung pada koplikasi persalinan nifas atau kesembuhan luka (bila ada luka jahit), jika tidak ada kelainan lakukan mobilisasi sedini mungkin yaitu 2 jam setelah persalinan normal, ini berguna untuk memperlancar sirkulasi dara dan mengeluarkan lochea. Mulailah secara bertahap yaitu miring, duduk, berjalan sesuai dengan kemampuan, usahakan untuk berjalan tegak agar postur tubuh yang baik dapat dipertahankan dalam masa nifas
Mobilisasi dini atau aktifitas segera dilakukan segera setelah beristirahat beberapa jam dengan beranjak dari tempat tidur ibu pada persalinan normal
Tujuan
Tujuan mobilisasi dini, yaitu:1) Meningkatkan/mengembalikan tonus otot yang mengalami kehilangan tonus selama kehamilan dan persalinan sehingga tidak mengalami kelemahan yang menetap (Veralls, 2003).
2) Mengembalikan tonus otot dasar pelvis yang mengendor selama persalinan (Manuaba, 2002).
Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan mobilisasi dini adalah :1) Dapat mengurangi kejadian komplikasi kandung kemih, konstipasi, trombosis vena puerperalis, dan emboli pulmonal (Bahiyatun, 2009).
2) Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat.
3) Faal usus dan kandung kemih menjadi lebih baik.
4) Lebih sesuai dengan keadaan di Indonesia (lebih ekonomis)
5) Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan pada ibu mengenai cara merawat bayinya (Sulistyawati, 2009)
Waktu Pelaksanaan
Mobilisasi sangat bervariasi tergantung pada komplikasi persalinan, nifas atau kesembuhan luka (jika ada luka), jika tidak ada kelainan lakukan mobilisasi dini sedini mungkin yaitu 2 jam setelah persalinan normal, ini berguna untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan (lochea) (Mellyana, 2003).Menurut (Marilyn, 2001) mengatakan bahwa kurang dari 4 jam setelah melahirkan ibu dianjurkan melakukan mobilisasi dan latihan kecuali pada anestesi subaraknoid yang mungkin tetap berbaring selama 6-8 jam.
Jenis Mobilisasi Dini
Jenis mobilisasi dini ada 2 yaitu :1) Gerak aktif, yaitu gerakan yang dilakukan oleh ibu sendiri.
2) Gerak pasif, yaitu gerak yang terjadi jika ibu digerakkan oleh perawat/bidan karena tidak mampu menggerakkan dirinya sendiri. Selama fase akut penyakit, gerakan pasif harus melibatkan pengubahan posisi ibu di dalam interval teratur. Begitu kondisinya membaik, gerakan pasif anggota gerak harus dilakukan pada interval waktu yang teratur
Cara Melakukan Mobilisasi Dini
Mulailah bermobilisasi secara bertahap yaitu duduk, berdiri, dan berjalan sesuai dengan kemampuan, usahakan untuk berjalan tegak agar postur tubuh yang baik dapat dipertahankan dalam masa nifasMenurut Manuaba (2002), setelah persalinan normal dan bila tidak dibatasi oleh pemasangan infus, dan bila tanda vital ibu normal, ibu biasanya mampu pergi ke kamar mandi atau mandi dengan bantuan satu jam atau dua jam setelah melahirkan, sebelum melakukan ini lakukan dahulu nafas dalam dan latihan kaki sederhana dan harus berdiri mengayun kakinya diatas sisi tempat tidur. Segera setelah penderita sadar dan sebelum turun dari tempat tidur perlu dilakukan latihan pernafasan dan latihan kaki sederhana diatas tempat tidur.
Dibawah ini adalah urutan latihan :
1) Berbaring dengan lutut ditekuk. Tempatkan tangan diatas perut dibawah area iga-iga. Nafas dalam dan lambat melalui hidung dan kemudian dikeluarkan melalui mulut, kencangkan dinding abdomen untuk membantu mengosongkan paru-paru.
2) Berbaring terlentang, lengan dikeataskan di atas kepala, telapak terbuka ke atas. Kendurkan lengan kiri sedikit dan regangkan lengan kanan. Pada waktu bersamaan rilekskan kaki kiri dan regangkan kaki kanan, sehingga ada regangan penuh pada seluruh bagian kanan tubuh.
3) Kontraksi vagina. Berbaring terlentang. Kedua sisi sedikit diregangkan. Tarik dasar panggul, tahan selama tiga detik dan kemudian rileks. Lanjutkan ini pada posisi berdiri dan duduk.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilisasi dini antara lain :
1) TakutPengertian takut adalah keadaan dimana seseorang individual mengalami suatu perasaan gangguan fisik emosional yang berhubungan dengan suatu sumber yang dapat diidentifikasikan dan dirasakan sebagai bahaya
Salah satu alasan ibu yang baru saja melahirkan, tidak banyak gerakan adalah karena takut sakit
2) Kelelahan
Ibu post partum yang lelah setelah melahirkan, lebih-lebih bila partus berlangsung agak lama, harus beristirahat cukup kira-kira 8 jam, baru boleh melakukan mobilisasi dini
Saat persalinan mungkin terasa pegal, lelah karena ikut serta dalam proses persalinan dengan menarik kearah badan ibu pada kala II, sedangkan saat hamil ibu kekurangan kalsium dan vitamin. Sehingga ibu post partum lebih suka di tempat tidur selama 24 jam pertama dan menikmati istirahatnya
3) Kedaan Umum Ibu
Setelah persalinan normal dan bila tidak dibatasi oleh pemasangan infus dan bila tanda vital ibu (tekanan darah, suhu, frekuensi nadi, dan nafas) normal. Ibu biasanya mampu pergi ke kamar mandi atau mandi dengan bantuan satu jam atau setelah melahirkan
4) Jenis Persalinan
Pada persalinan dengan tindakan pembedahan (SC) mobilisasi dini dilakukan relatif lebih lambat dibandingakn pada persalinan normal. Karena mobilisasi dilakukan beberapa jam setelah pasien sadar ± 6-10 jam. Dimulai dengan latihan pernafasan yang dilakukan sambil tidur terlentang selanjutnya dengan miring ke kanan dan kiri
5) Persepsi
Pengalaman yang dihasilkan oleh panca indera. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda meskipun mengamati obyek yang sama
6) Motivasi
Dorongan untuk mencapai suatu tujuan juga dapat terwujud dalam bentuk perilaku
7) Emosi
Merupakan gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam yang melibatkan hampir keseluruhan dari individu yang berfungsi untuk tercapainya suatu pemuasan atau perlindungan diri atau kesejahteraan diri pada saat berhadapan dengan obyek