Faktor prediktor relaps
10:21 AM
Edit
Faktor prediktor relaps
Beberapa peneliti mencoba mencari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap relaps. Pengaruh pubertas terhadap relaps penyakit Graves diteliti oleh Lazar, dkk.12 Penelitian pada 40 anak yang mendapat obat antitiroid selama 2-7,5 tahun menemukan bahwa anak pra pubertas membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai remisi. Risiko relaps menurun sebesar 26% dengan penambahan usia tiap 5 tahun. Penambahan lama terapi setiap 12 bulan juga mampu menurunkan risiko relaps sebesar 43%.
Hashizume, dkk31 mencoba mencari pengaruh faktor suplemen L-thyroxine. Mereka menemukan dari 109 pasien yang mendapat pengobatan metimazol, pada kelompok yang mendapat suplemen L-thyroxine terdapat penurunan kadar TRAb setelah 1 bulan pengobatan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selain itu kelompok tersebut juga mengalami kejadian relaps yang lebih sedikit. Hal serupa juga dilaporkan oleh Kuo, dkk32 dalam penelitiannya terhadap 60 pasien hipertiroid Graves. Ditemukan penurunan kadar TRAb dan tiroglobulin secara bermakna (p< 0.01) pada kelompok yang mendapat metimazol dengan suplemen L-thyroxine (p>0,05). Penelitian Hoermann, dkk33 terhadap 346 pasien menunjukkan bahwa relaps yang terjadi antara kelompok levothyroxine (20% setelah 1 tahun, 32% setelah 2 tahun) tidak berbeda bermakna dengan kelompok kontrol (18% setelah 1 tahun, 24% setelah 2 tahun). Glinoer, dkk34 dan Bergman, dkk35 juga mendapatkan kesimpulan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok yang mendapat tambahan L-thyroxine dengan kelompok yang hanya mendapat pengobatan standar saja terhadap timbulnya relaps.
Maugendre, dkk30 dalam penelitiannya mengenai lama pemberian obat terhadap 175 pasien yang mendapat obat antitiroid selama 18 bulan (72 pasien) dan 42 bulan (62 pasien), setelah penghentian terapi selama 2 tahun menemukan perbedaan yang tidak bermakna pada laju relaps kelompok 18 bulan (26 pasien, 36%) dan kelompok 42 bulan (18 pasien, 29%), p=0,38. Kaguelidou, dkk11 dalam suatu penelitian prospektif pada 154 anak menemukan angka relaps pada 2 tahun setelah penghentian terapi sebesar 83% pada anak yang diterapi kurang dari 1 tahun dan 60% pada anak yang diterapi lebih dari 1 tahun. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian ATD awal yang lebih lama akan menurunkan risiko relaps pada pasien.
Beberapa peneliti mencoba mencari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap relaps. Pengaruh pubertas terhadap relaps penyakit Graves diteliti oleh Lazar, dkk.12 Penelitian pada 40 anak yang mendapat obat antitiroid selama 2-7,5 tahun menemukan bahwa anak pra pubertas membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai remisi. Risiko relaps menurun sebesar 26% dengan penambahan usia tiap 5 tahun. Penambahan lama terapi setiap 12 bulan juga mampu menurunkan risiko relaps sebesar 43%.
Hashizume, dkk31 mencoba mencari pengaruh faktor suplemen L-thyroxine. Mereka menemukan dari 109 pasien yang mendapat pengobatan metimazol, pada kelompok yang mendapat suplemen L-thyroxine terdapat penurunan kadar TRAb setelah 1 bulan pengobatan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selain itu kelompok tersebut juga mengalami kejadian relaps yang lebih sedikit. Hal serupa juga dilaporkan oleh Kuo, dkk32 dalam penelitiannya terhadap 60 pasien hipertiroid Graves. Ditemukan penurunan kadar TRAb dan tiroglobulin secara bermakna (p< 0.01) pada kelompok yang mendapat metimazol dengan suplemen L-thyroxine (p>0,05). Penelitian Hoermann, dkk33 terhadap 346 pasien menunjukkan bahwa relaps yang terjadi antara kelompok levothyroxine (20% setelah 1 tahun, 32% setelah 2 tahun) tidak berbeda bermakna dengan kelompok kontrol (18% setelah 1 tahun, 24% setelah 2 tahun). Glinoer, dkk34 dan Bergman, dkk35 juga mendapatkan kesimpulan tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok yang mendapat tambahan L-thyroxine dengan kelompok yang hanya mendapat pengobatan standar saja terhadap timbulnya relaps.
Maugendre, dkk30 dalam penelitiannya mengenai lama pemberian obat terhadap 175 pasien yang mendapat obat antitiroid selama 18 bulan (72 pasien) dan 42 bulan (62 pasien), setelah penghentian terapi selama 2 tahun menemukan perbedaan yang tidak bermakna pada laju relaps kelompok 18 bulan (26 pasien, 36%) dan kelompok 42 bulan (18 pasien, 29%), p=0,38. Kaguelidou, dkk11 dalam suatu penelitian prospektif pada 154 anak menemukan angka relaps pada 2 tahun setelah penghentian terapi sebesar 83% pada anak yang diterapi kurang dari 1 tahun dan 60% pada anak yang diterapi lebih dari 1 tahun. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian ATD awal yang lebih lama akan menurunkan risiko relaps pada pasien.