Teori Proses Menua menurut para ahli
10:24 PM
Edit
Proses menua bersifat individual menurut Nugroho (2008) adalah tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda, setiap lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda serta tidak ada satu faktor pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua.
Ada empat asumsi dasar yang harus diperhatikan dalam mempelajari lansia.Empat asumsi dasar menurut Pudjiastuti & Utomo (2003) yaitu lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang, peningkatan jumlah lansia merupakan hasil dari perkembangan ilmu dan teknologi abad ke-20, penuaan alamiah/fisiologis harus dibedakan dari penuaan patologis, tidak ada satu teori pun mampu menjelaskan penuaan secara universal.
Secara umum menurut Pudjiastuti & Utomo (2003), teori penuaan dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu teori genetik dan teori nongenetik.
Ada empat asumsi dasar yang harus diperhatikan dalam mempelajari lansia.Empat asumsi dasar menurut Pudjiastuti & Utomo (2003) yaitu lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang, peningkatan jumlah lansia merupakan hasil dari perkembangan ilmu dan teknologi abad ke-20, penuaan alamiah/fisiologis harus dibedakan dari penuaan patologis, tidak ada satu teori pun mampu menjelaskan penuaan secara universal.
Secara umum menurut Pudjiastuti & Utomo (2003), teori penuaan dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu teori genetik dan teori nongenetik.
Teori Genetik
Teori genetik memfokuskan mekanisme penuaan yang terjadi pada nukleus sel. Penjelasan teori yang berdasarkan genetik di antaranya:- a. Teori Hayflick. Menurut studi Hayflick dan Moorehead (1961), penuaan disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain perubahan fungsi sel, efek kumulatif dari tidak normalnya sel, dan kemunduran sel dalam organ dan jaringan.
- b. Teori kesalahan. Dalam teori ini dinyatakan bahwa kesalahan dalam proses atau mekanisme pembuatan protein akan mengakibatkan bebrapa efek. Penurunan ketepatan sintesis protein secara spesifik telah dihipotesiskan penyebabnya, yaitu ketidaktepatan dalam penyiapan pasangan kodon mRNA dan antikodon tRNA.
- c. Teori DNA lewah (kelebihan DNA). Medvedev (1972) mengemukakan teori yang berhubungan dengan teori kesalahan. Ia percaya bahwa perubahan usia biologis merupakan hasil akumulasi kesalahan dalam memfungsikan gen (repeated genetic sequences). Jika kesalahan muncul dalam urutan genetik tidak berulang (nonrepeated genetic sequences), kesempatan untuk menjaga hasil akhir produksi gen selama evolusi atau selama hidup akan berkurang.
- d. Teori rekaman. Rekaman (transcrition) adalah tahap awal dalam pemindahan informasi dari DNA ke sintesi protein.
Teori Nongenetik
Teori nongenetik memfokuskan lokasi di luar nukelus sel, seperti organ, jaringan, dan sistem. Teori yang berdasarkan nongenetik antara lain sebagai berikut.- a. Teori radikal bebas. Pada dasarnya radikal bebas adalah ion bermuatan listrik yang berada di luar orbit dan berisi ion tak berpasangan. Radikal bebas mampu merusak membran sel, lisosom, mitokondria, dan inti membran reaksi kimia yang disebut peroksidasi lemak.
- b. Teori autoimun. Menurut teori autoimun, penuaan diakibatkan oleh antibodi yang bereaksi terhadap sel normal dan merusaknya.Reaksi itu terjadi karena tubuh gagal mengenal sel normal dan memproduksi antibodi yang salah.Akibatnya, antibodi itu bereaksi terhadap sel normal, di samping sel abnormal yang menstimulasi pembentukannya.Teori ini mendapat dukungan dari kenyataan bahwa jumlah antibosi autoimun meningkat pada lansia dan terdapat persamaan antara penyakit imun (mis.Artritis reumatoid, diabetes, tiroiditis, dan amiloidosis) dan fenomena menua.
- c. Teori hormonal. Donner Denckle percaya bahwa pusat penuaan terletak pada otak.Pernyataan ini didasarkan pada studi hipotiroidisme. Hipotiroidisme dapat menjadi fatal apabila tidak diobati dengan tiroksin, sebab seluruh manifestasi dari penuaan akan tampak, seperti penurunan sistem kekebalan, kulit keriput, uban, dan penurunan proses metabolisme secara perlahan.