-->

Ads

14 Perubahan Fisik dan Fungsi pada LANSIA

Menurut Nugroho (2008) perubahan fisik yang terjadi pada lansia adalah:

1)    Sel

Jumlah sel menurun/lebih sedikit, ukuran sel lebih kecil, jumlah cairan tubuh dan cairan intraseluler berkurang, proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati menurun, jumlah sel otak menurun, mekanisme perbaikan sel terganggu, otak menjadi atrofi beratnya berkurang 5-10%, lekukan otak akan menjadi lebih dangkal dan melebar.

2)    Sistem persarafan

Berat otak menurun 10-20% (sel saraf otak setiap orang berkurang tiap harinya), respon dan waktu untuk bereaksi lambat khususnya terhadap stres, saraf panca indera mengecil, defisit memori.

3)    Sistem pendengaran

Gangguan pendengaran, membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otoslerosis, tinitus (bising yang bersifat mendengung, bisa bernada tinggi atau rendah, bisa terus menerus atau intermitten).

4)    Sistem penglihatan

Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa), menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan, daya adaptasi terhadap gelap lebih lambat, penurunan/hilangnya daya akomodasi, dengan manifestasi presbiopi.
Daya membedakan warna menurun, terutama warna biru atau hijau.

5)    Sistem kardiovaskuler

Katup jantung menebal dan menjadi kaku, elastisitas dinding aorta menurun, curah jantung menurun, tekanan darah meninggi akibat resistensi pembuluh darah perifer meningkat, Sistole normal ≤ 170 mmHg, diastole ≤ 95 mmHg.

6)    Sistem pengaturan suhu tubuh

Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologis ≤ 35 Celcius , ini akibat dari metabolisme menurun, keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi penurunan aktivitas otot.

7)    Sistem pernapasan

Otot pernapasan mengalami kelemahan akibat atrofi, kehilangan kekuatan, dan menjadi kaku, berkurangnya elastisitas bronkus, aktivitas silia menurun, sehingga refleks dan kemampuan untuk batuk berkurang.

8)    Sistem pencernaan

Kehilangan gigi, penyebab utama peridontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, indra pengecap menurun, esofagus melebar, peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi, fungsi absorbsi melemah.

9)    Sistem reproduksi

Wanita:
Vagina mengalami kontraktur dan mengecil, ovari menciut, uterus mengalami atrofi, atrofi payudara, atrofi vulva, selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi berkurang, sifatnya alkali dan terjadi perubahan warna.
Pria:
Testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun ada penurunan secara berangsur-angsur
Dorongan seksual menetap sampai usia di atas 70 tahun.

10)    Sistem genitourinaria

Ginjal:mengecilnya nefron akibat atrofi, aliran darah ke ginjal berkurang. Akibatnya kemampuan mengonsentrasi urine menurun
Vesika urinaria: otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun smpai 200 ml atau menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat.
Pembesaran prostat: kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun.

11)    Sistem endokrin

Produksi hampir semua hormon menurun, produksi aldosteron menurun.Sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron, estrogen, dan testosteron menurun.

12)    Sistem integumen

Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak, respon terhadap trauma menurun, kulit kepala dan rambut menipis dan berwarna kelabu, pertumbuhan kuku lebih lambat, jumlah dan fungsi kelenjar keringat berkurang.

13)    Sistem muskuloskeletal

Tulang kehilangan densitas (cairan) dan semakin rapuh.Kekuatan dan stabilitas tulang menurun, terutama vertebra, pergelangan, dan paha.
Kifosis.Diskus intervetebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya berkurang).Persendian membesar dan menjadi kaku.

14)    Sistem Neuromuskuler

Menurut Kushariyadi (2010), perubahan yang terjadi adalah kemunduran dalam mempertahankan posisi mereka dan menghindari kemungkinan jatuh. Kemampuan untuk mempertahankan posisi dipengaruhi oleh: keseimbangan (Balance), Postur tubuh, kemampuan berpindah.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel