-->

Ads

Mengenal gejala sindrom kardiorenal (CRS)

Mengenal gejala sindrom kardiorenal (CRS)


Pasien dengan CRS biasanya menunjukan gejala klinik ADHF (acute decongestive heart failure) biasanya telah mengalami gagal jantung kronis sebelumnya dan telah mendapat terapi diuretik dengan dosis tinggi dan waktu yang lama. Faktor risiko terjadinya ADHF , antara lain : disfungsi diastolik berat, hipertensi pulmonal sekunder, disfungsi bilik kanan, regurgitasi triscupid atau mitral. Bila penderita dengan gagal jantung mempunyai satu atau lebih faktor risiko tersebut ditambah perburukan fungsi ginjal, maka harus dicurigai menderita CRS

Mengenal tanda perburukan fungsi ginjal


Sampai saat ini belum ditemukan penanda biologis (biomarker) yang dapat mendeteksi terjadinya gangguan ginjal akut secara dini. Untuk mengetahui perburukan fungsi ginjal dapat menggunakan kriteria RIFLE berdasarkan kenaikan kadar kreatrinin serum atau penurunan produksi urin.

Optimalisasi pengobatan gagal jantung


Pengobatan ADHF biasanya hanya ditujukan dalam pengelolaan kelebihan volume cairan tubuh , seringkali hal ini bukan merupakan penyebab utamanya. Harus diperhatikan juga apakah pasien tersebut telah mendapat pengobatan vasodilator yang memadai, pengaturan tekanan darah atau pengobatan terhadap gagal jantung lain (nitrates, digoxin, resynchronisasi terapi,dll).16


Analisa struktur dan fungsi ginjal


  • 1.    Dilakukan anamnesis yang baik terhadap kemungkinan obat atau zat toksik yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal. Juga diperhatikan apakah ada kondisi sistemik lain seperti infeksi,sepsis, atau diabetes yang dapat memperburuk fungsi ginjal.
  • 2.    Dilakukan pemeriksaan kadar kreatinin serum secara serial (dalam 24 jam) untuk mengetahui adanya perburukan fungsi ginjal.
  • 3.    Struktur ginjal dapat diperiksa memakai ultrasonography atau CT scan. Struktur dan aliran pembuluh darah biasanya diperiksa menggunakan USG doppler.16

Optimalisasi terapi diuretik

Terapi diuretik biasanya ditujukan untuk mengurangi volume overload. Pada keadaan CRS perlu diperhatikan beberapa hal :24
  • 1.    Thiazide hanya dapat bekerja secara efisien bila LFG > 30 cc/menit
  • 2.    Pada CRS pilihan pertama adalah golongan furosemide(loop diuretic). Karena biasanya sudah terjadi resistensi terhadap terapi diuretik maka sebaiknya tidak diberikan per oral tetapi intravena. Pemberian furosemide secara bolus dianggap kurang efektif bila dibandingkan dengan pemberian secara pelahan (drip). Untuk memperkuat efek furosemide dapat juga digabung ditambahkan pemberian thiazide
  • 3.    Untuk meningkatkan tekanan osmotik intravaskuler pemberian furosemide i.v dapat digabungkan dengan pemberian albumin 20-25%, mannitol 20% atau NaCl 3%.
  • 4.    Bila ada kontaindikasi atau efektifitas furosemide kurang, dapat dicoba golongan loop diuretic lain, misal : bumetanide

Optimalisasi terapi diuretik

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel