Syarat dan Tujuan Islamisasi Ilmu Pengetahuan
10:48 AM
Edit
Syarat dan Tujuan Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Telah lebih lanjut diperlukan untuk menjawab kemungkinan Islamisasi pengetahuan. Diperlukan beberapa syarat agar dunia Islam mampu menggunakan Filsafat untuk membangun ilmu pengetahuan berdasar Al Qur’an dan Hadits antara lain keterbukaan untuk mengakui bahwa Filsafat pun mempunyai potensi untuk membangun struktur dunia. Syarat kedua adalah keterbukaan diri untuk mengakui bahwa pemikiran-pemikiran Barat juga telah berkontribusi bagi pembangunan peradaban dan kemaslahatan manusia. Syarat ketiga adalah kemauan dan kemampuan untuk menggalai pemikiran Islam dan juga pemikiran Filsafat untuk dikontribusikan satu dengan yang lainnya, misal bahwa bagian spekulatif-etis dan praktis dari Agama berkoresponden dengan bagian spekulatif-teoretis dari filsafat. Dengan kata lain pemikir Islam dituntut untuk menggali, menemukan dan membangun konstruksi-konstruksi isomorphism antara dunia Islam dan dunia Filsafat. Dengan memperkokoh posisi filsafat dalam pemikiran Islam diharapkan akan mampu sejajar dengan metode pemikiran Barat sehingga secara kritis mampu menemukan solusi persoalan komunikasi paradigm. Lebih dari itu, ketidak jelasan kriteria Barat perihal keberhasilan dan kebahagiaan hidup manusia, dapat disolusikan melalui pemikiran Islam. Dalam kedudukan seperti inilah maka pemikiran Islam beserta metode kependidikannya akan Barat. Insitusi-institusi kependidikan Islam dengan sendirinya akan mengalami revitalisasi dan akan memperoleh kedudukan sejajar bahkan terhormat dalam percaturan perauan dunia.Diagram berikut menggambarkan perbandingan metodologi pemikiran Islam dan Filsafat:
Secara eksplisit, pada era tahun 80 an, Islamisasi ilmu pengetahuan yang telah dirintis oleh Islam untuk Disiplin Ilmu (IDI) melalui Ditbinpertais Dirjen Binbaga Islam Depag RI (dalam Purwadi, 2002) dengan tujuan:
2. Membenarkan formula ilmu sebagai produk pemikiran yang sesuai dengan atau bertitik tolak dari tata nilai atau norma agama,
4. Merintis terciptanya ilmu yang bersumber pada tata nilai agama.
Nilai atau value sebagai suatu karakter yang diharapkan pada Islamisasi ilmu pengetahuan antara lain dapat dilihat pada dokumen 7 Nilai Dasar pada lembaga atau institusi keagamaan di bawah Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya sebagai berikut:
1. Menjaga kemurnian akidah tauhid dan melaksanakan syariat (slat, zikir, dll)
2. Bersyukur, bersuka cita dan tidak mengeluh,
4. Berpikir positif, berprasangka baik dan tidak bergunjing,
5. Optimis; tidak mengatakan “tidak mungkin”, “tidak bisa” atau “tidak mau”
6. Berempati dan memberikan solusi; bukan mengkritikatau mencela,
7. Patuh kepada pemimpin dan mentaati peraturan.