-->

Ads

Multiparadigma Ilmu Akuntansi

Multiparadigma Ilmu Akuntansi

Pendidikan dengan pendekatan Multiparadigma ini merupakan jawaban atas permasalahan yang sedang dihadapi sekarang, seperti:

(1)    Dunia praktik akuntansi dan bisnis yang semakin kompleks-mekanis;
(2)    keterbatasan akuntansi modern yang reduksionis, parsial, dan bebas dari nilai (value-free); dan
(3)    cara berpikir yang mekanis-parsial.

Multiparadigma merupakan cara pandang yang digunakan untuk memahami, mengembangkan, dan mempraktikkan akuntansi dari empat paradigma utama, yaitu :

(1)    Paradigma Positivisme,
(2)    Paradigma Interpretivisme,
(3)    Paradigma Kritisisme, dan
(4)    Paradigma Posmodernisme.

  • Paradigma Positivisme adalah paradigma yang menekankan akuntansi pada aspek praktik, fungsi, dan obyektivitas yang tinggi dengan mengansumsikan bahwa obyek yang diketahui (knowable) terpisah dengan subyek yang mengetahui (knower). Peneliti dan praktisi dalam paradigma ini selalu mencoba untuk melakukan pengukuran-pengukuran yang akurat terhadap teori dan praktik akuntansi yang ditelitinya.
  •  Paradigma Interpretivisme diturunkan dari Germanic Philosophical Interests yang menekankan pada peranan bahasa, interpretasi, dan pemahaman. Paradigma ini menggunakan cara pandang para nominalis dari paham nominalism yang melihat teori dan praktik akuntansi sebagai sesuatu yang tidak lain adalah label, nama, atau konsep yang digunakan untuk membangun realitas.
  •  Paradigma Kritisisme, yang mengambil akar pemikiran dari Plato, Hegel, dan Marx, yang memandang teori dan praktik akuntansi sebagai kreasi dari olah pikir manusia. Teori dan praktik akuntansi juga diciptakan oleh manusia sebagai “penguasa” yang memanipulasi, mengkondisikan, dan mencuci-otak (brain-wash) orang lain agar memahami atau menginterpretasikan akuntansi sesuai dengan interpretasi yang diinginkan oleh yang berkuasa. Disamping itu, realitas praktik akuntansi dicirikan dengan sebuah tatanan yang selalu dalam “konflik, tekanan, dan kontradiksi sebagai konsekuensi dari keadaan yang selalu berubah”.
  •  Paradigma Postmodernisme adalah sebuah cara pandang yang mengandung keaneka-ragaman pemikiran yang meliputi Marxisme Barat, strukturalisme Prancis, nihilisme, etnometodologi, romantisme, populisme, dan hermeneutika. Postmodernisme juga mencoba menyatukan teori (atau praktik) akuntansi yang dianggap dualistik atau dikhotomis dalam dunia modern (seperti: akal dan intuisi, agama dan ilmu, ilmu dan etika, bentuk dan substansi, egoistik dan altruistik, kompetisif dan kooperasif, dan lain-lainnya) ke dalam jaringan sinergis. Dengan demikian postmodernisme bersifat mutually inclusive dan holistik.

Pemahaman yang utuh dari seluruh paradigma akan membebaskan seorang dari pola pikir reduksionis-parsial-mekanis dan mencerahkan seseorang untuk sampai pada kearifan yang menyejukkan. Oleh karena itu, pola pikir Multiparadigma menjadi sebuah keniscayaan bagi seorang Akuntan, Magistes Akuntansi atau bahkan Doktor Akuntasi.

Akuntansi merupakan sebuah sistem yang mengumpulkan dan memproses (menganalisis, menghitung, dan mencatat) informasi keuangan mengenai sebuah organisasi dan melaporkan informasi tersebut kepada pengambil keputusan (Libby, Lbby, dan Short, 2007).

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel