-->

Ads

Laporan Keuangan dan Keputusan Bisnis

Laporan Keuangan dan Keputusan Bisnis


Tujuan dari pendidikan akuntansi adalah untuk memberikan pengalaman praktis dan menghasilkan para akuntan profesional berkompeten yang mampu memberikan sumbangan positif bagi masyarakat di mana lulusanya bekerja (International Education Standards/IES). Yang jadi pertanyaan adalah:

(1)    Apakah tujuan tersebut dapat dicapai dengan kurikulum di Indonesia saat ini;
(2)    Apakah kurikulum kita sudah mengaksep minimum requirements  tersebut;
(3)    Apakah output yang dihasilkan oleh Perguruan Tinggi siap pakai.

Kesejangan saat ini adalah:
1.    Belum adanya “link and match” antara kebutuhan industri dengan kemampuan perguruan tinggi;
2.    Lulusan perguruan tinggi yang belum siap pakai;
3.    Konsep “supply driven” yang lebih dianut dibanding “demand driven” oleh perguruan tinggi.

Contoh kelemahan pendidikan tinggi akuntansi di Indonesia, yaitu:
  •     Aspek Akuntansi
    Text book yang cenderung berkiblat ke USA (perkembangan IAS/IFRS maupun PSAK tidak tercover)
    Pemahaman yang kurang memadai atas standar akuntansi dan praktik akuntansi
  •     Aspek Auditing
    Kurang sesuai dengan kebutuhan praktik
    Kurangnya pemahaman atas standar profesional
  •     Computer Literacy
    Masih kurangnya pemahaman terhadap teknologi informasi
  •     Language Skill
    Text Book yang diterjemahkan
  •     Kompetensi Pengajar
    Berbasis teori
    Tidak memiliki pengalaman atau pengetahuan praktik
    Proses updating terhadap perkembangan Akuntansi dan Audit belum optimal

Cara mengatasi kelemahan tersebut di atas adalah dengan Pendidikan Profesional Akuntansi (PPAk), yaitu :
    Kurikulum lebih mengedepankan kompetensi profesional akuntan
    Memperbanyak praktik
    Konsep magang
    Orientasi “demand driven”
    Kompetensi pengajar diperbaiki dengan melibatkan praktisi

Saatnya untuk merumuskan kembali kurikulum pendidikan akuntansi, yaitu muatan pengetahuan pendidikan akuntansi di Indonesia, sudah memenuhi apa yang dipersyaratkan IES  dalam kurikulum/silabus, namun, beberapa hal berikut masih harus dikaji lebih dalam:

    Kedalaman muatan masing-masing materi;
    Keseimbangan persentase muatan pengetahuan, keahlian, nilai, etika dan sikap profesional;
    Penentuan mata kuliah wajib atau pilihan;
    Pengurangan mata kuliah umum yang kurang relevan dengan kompetensi akuntan;
    Metode/tekhnik pengajaran.
  • Perlu adanya Blue Print yang diharapkan:
    Dapat mengatasi terjadinya overlapping kurikulum mulai dari SMK, D1-D4, S1-S3, serta pendidikan profesi;
    Memperjelas jalur pendidikan vokasi, akademik, dan profesi ;
    Mencegah jalan yang berliku-liku dan berbatu-batu (bumpy road) untuk menjadi akuntan dan teknisi akuntansi;
    Merumuskan kurikulum inti pendidikan akuntansi pada setiap tingkatan, serta
    Mempersiapkan dunia pendidikan akuntansi kita mengarah kepada standar internasional.

International Education Standards mensyaratkan hal-hal sebagai berikut:

IES 1: Persyaratan memasuki pendidikan  profesional  akuntansi
IES 2: Materi pendidikan profesional akuntansi
IES 3: Keahlian professional
IES 4: Nnilai, etika dan sikap professional
IES 5: Persyaratan pengalaman praktek
IES 6: Penilaian   kapabilitas   dan    kompetensi  profesional
IES 7: Pendidikan profesional berkelanjutan

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel