-->

Ads

Jenjang Pendidikan Akuntansi

Sejarah dan perkembangan ilmu akuntansi merupakan evolusi historis akan memberikan petunjuk dan penjelasan mengenai sebagian besar kejadian-kejadian penting yang membentuk kemunculan dari pembukuan pencatatan berpasangan dan perkembangan dari akuntansi modern. Hal ini meningkatkan kemampuan orang yang berminat terhadap displin ilmu akuntansi dalam membuat pertimbangan dengan dasar yang lebih luas dan berdasarkan informasi. Disamping itu akan memungkinkan kita untuk menghubungkan masa lalu dengan apa yang telah diparkatikkan dan apa yang sehatrusnya dipraktikkan atau dengan kata lain mata rantai antara kondisi historis dan kedua positif normatifnya, sebuah mata rantai yang mendukung pandangan dari sejarah suatu produk kultural yang diperoleh dari konteks penuh lingkungan sosial, ekonomi, dan temporal (Paton, 1922; Belkoui, 2004, ). 

Akuntansi sebagai ilmu pengetahuan yang diharapkan oleh banyak orang untuk bisa menciptakan sebuah laporan yang independen dan wajar nampaknya masih dinilai kurang baik oleh banyak orang tersebut. Hal ini terbukti dengan salah satunya adalah  banyaknya pernyataan-pernyataan yang secara langsung menunjukkan ketidak setujuan prinsip-prinsip.

Dilihat dari perkembangan pemikiran yang berkembang di Indonesia sampai saat ini pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) terpilah dalam dua arah, yakni:

  • Pertama, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) untuk dunia persekolahan yang pada dasarnya merupakan penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial, dan humaniora, yang diorganisasikan secara psiko-pedagogis untuk tujuan pendidikan persekolahan;
  • Kedua, Pendidikan Disiplin Ilmu Pengetahuan Sosial (PDIPS) untuk perguruan tinggi “pendidikan guru IPS” yang pada dasarnya merupakan penyeleksian dan pengorganisasian secara ilmiah dan meta psiko-pedagogis dari ilmu-ilmu sosial, humaniora, dan disiplin lain yang relevan, untuk tujuan pendidikan, profesional guru IPS, Pendidikan IPS merupakan salah satu konten dalam PDIPS.
Dengan demikian kedudukan paradigma akuntansi dalam pendidikan IPS dewasa ini lebih merujuk pada arah yang kedua yaitu bahwa akuntansi dalam IPS turut membentuk proses organisasi ilmiah karena paradigma berpikir akuntansi adalah penelurusan, pencatatan dan prinsip historikal yang menjadikan dasar dalam suatu proses pengambilan keputusan. Dalam konteks ilmu sosial hal tersebut tentu sangat berperan khususnya dalam membangun aspek ilmiah suatu temuan dan keputusan yang terkait dengan ilmu sosial.

Sehubungan pendidikan merupakan pendekatan Multiparadigma maka jawaban atas permasalahan yang sedang dihadapi sekarang yaitu kesenjangan antara teori dan praktik, maka perlu ditingkatkan kemampuan praktik disamping kemampuan konsepsional dalam ilmu sosial. Pendekatan paradigma akuntansi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan praktis khususnya yang terkait dengan akurasi data dalam pengambilan keputusan. Untuk itu metode pembelajaran studi kasus dan konstruktivistik sangat dibutuhkan dalam memadukan paradigma akuntansi dan pendidikan IPS.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel