-->

Ads

Kewajiban Berdakwah Lengkap

Kewajiban Berdakwah Lengkap

Kondisi umat Islam pada saat ini, memang jauh berbeda dengan kondisi mereka pada masa Rasulullah dan para Shahabat. Saat ini, umat Islam tengah mengalami cobaan yang cukup berat, yakni berada  pada kondisi yang sangat rendah, yang belum pernah terjadi pada masa sebelumnya.  Kemunduran umat menimpa hampir seluruh aspek kehidupan; mulai dari aspek yang besar seperti politik, pemerintahan, ekonomi, peradaban, pertahanan-keamanan, sampai pada aspek kecil/pribadi seperti akhlak, ibadah praktis, peraturan kekeluargaan, waris, dan tata cara pergaulan di masyarakat. Dalam perkembangan terakhir, ternyata kemunduran itupun belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

Tetapi, bila diamati dengan jeli, sebenarnya permasalahan mendasarnya kembali kepada ‘kemunduran tingkat berpikir umat yang sangat parah’.  Rendahnya taraf berpikir Islami inilah yang kemudian berdampak pada sikap mereka terhadap Islam itu sendiri.  Umat tidak berupaya dengan serius untuk mendalami Islam dan mengetahui tatacara penyelesaian masalah dengan metode yang Islami, tetapi umat berupaya menyelesaikan permasalahannya dengan nilai dan pola berpikir non-Islam.  Misalnya dengan memakai aturan Kapitalis untuk menyelesaikan problem kemasyarakatan. Atau digunakannya tatacara nenek moyang terdahulu untuk meninggikan rasa keagamaan umat, yang akhirnya menimbulkan bid’ah dan khurafat.

Sebagian umat Islam saat ini masih berpikir bahwa Islam memang tidak akan mampu mengimbangi perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga dibutuhkan aturan dari luar Islam yang mampu memenuhi keperluan umat.  Maka mulailah mereka mengadopsi beberapa peraturan dan perundangan Barat, yang saat itu Baratpun tengah menjadi penjajah. Sebagian lagi berpendapat bahwa rasa nasionalisme yang ada sekarang adalah kenyataan sejarah yang sah-sah saja menurut pandangan Islam.  Mereka terpecah belah menjadi umat-umat yang kecil, dengan perbatasan sendiri, dengan bendera, bahasa, dan lambang negara masing-masing.  Tak disadari bahwa hal tersebut, selain diharamkan Islam, juga telah menyebabkan mereka tidak memiliki kekuatan yang berarti untuk menghadapi musuh-musuh mereka.

    Pada kondisi seperti inilah terasa sekali kebutuhan umat kepada orang-orang mau dan mampu membawa kembali umat menuju kemulyaan dan ketinggiannya sebagaimana masa terdahulu. Dan, lebih daripada itu, sebenarnya umat Islam telah didaulat Allah SWT, Sang Pencipta alam semesta untuk menjadi umat terbaik yang sekaligus menjadi pemimpin dan penuntun umat lainnya.  Posisi umat terbaik (khairu ummah) ini, ternyata melakukan amar ma’ruf nahi mungkar dan beriman kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman:

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ ...
“Kalian adalah umat terbaik yang sengaja Allah turunkan di kalangan manusia; Kalian menyuruh kepada yang baik dan mencegah dari yang munkar dan kalian beriman kepada Allah...”  (QS. Ali Imran: 110)

Karenanya syarat yang disebut tadi menjadi kunci penentu bagi terwujudnya khairu ummah. Bila umat telah menyepelekan atau bahkan menjauhkan diri dari langkah amar ma’ruf nahi mungkar (berda’wah), maka jangan berharap predikat khairu ummah akan tercapai.

    Walhasil, hanya ada satu jalan untuk mengakhiri permasalahan umat Islam yang cukup kompleks ini, yakni melakukan aktivitas da’wah, beramar ma’ruf nahi mungkar; yang mana hal tersebut sama artinya dengan meningkatkan taraf berpikir umat dengan pemikiran Islami. Setelah taraf berpikir Islami ini makin tinggi, umat akan mengetahui bahwa mereka membutuhkan suatu ‘rumah’ sebagai tempat berlindung yang permanen, kokoh dan nyaman, sekaligus memiliki kemampuan untuk menahan segala ancaman pihak luar yang akan menghancurkannya untuk kedua kali. Da’wah, selain sebagai jawaban, ia sekaligus suatu kewajiban. Yang perlu kita pahami adalah da’wah seperti apa yang harus diikuti dan diteladani untuk para pengemban da’wah.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel