-->

Ads

Da’wah Perlu Pemikiran dan Pengetahuan

Da’wah Perlu Pemikiran dan Pengetahuan

Pelaksanaan da’wah pun memerlukan pemikiran dan pengetahuan, sebagaimana ayat pertama yang diturunkan:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
“Bacalah dengan menyebut nama Rabbmu yang menciptakan (segala sesuatu)” (QS. Al-Alaq: 1)

Lagi pula, Rasulullah SAW tidaklah menyeru manusia kepada sesuatu apapun, melainkan sesudah turunnya Al-Wahyu. Sebab, seperti yang telah dimaklumi bahwa wahyu telah diturunkan semenjak beliau masih berada di Makkah. Al-Wahyu turun pula saat beliau senantiasa diperhatikan, dipelihara, diselamatkan, dididik, dan diarahkan oleh Allah SWT. Juga ditentukan pula fase dan tahapan langkah da’wah untuk beliau, sebagaimana Allah SWT juga telah menentukan sasaran yang harus beliau capai pada setiap usaha dan kegiatan da’wah. Firman Allah SWT:

وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِينَ تَقُومُ
“(Dan) bersabarlah dalam menunggu ketetapan Rabbmu (berupa pertolongan Allah). Sesungguhnya kamu berada dalam pengawasan (perlindungan) Kami” (QS. Ath-Thuur: 48)

وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُواْ لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللّهُ وَاللّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
“(Dan ingatlah) ketika orang-orang kafir (Quraisy) melakukan daya upaya terhadap dirimu untuk menangkap dan memenjarakan atau membunuhmu, atau pula mengusirmu (dari Makkah). Mereka melakukan tipu daya, tetapi Allah menggagalkannya. Dan Allahlah sebaik-baiknya pembahas tipu daya.”
(QS. Al Anfal: 30)

Oleh karena itu Rasulullah SAW sangat menginginkan untuk mengajari para shahabatnya mengenai ayat-ayat Al-Quran dan keseluruhan wahyu yang diterimanya sebagai penjelasan, penafsiran atau perincian Al-Quran. Beliau menyuruh mereka untuk memahami dan menghafalkannya dan membantu beliau untuk menyebarluaskan kepada seluruh manusia, serta mengajarkan dan meneruskannya kepada yang lain, secara jujur/amanah tanpa mengubah-ubah, baik dengan cara menambah atau menguranginya. Para shahabat Rasulullah SAW telah menemukan nilai pemikiran dalam kehidupan mereka, sehingga, misalnya Umar bin Khaththab ra pernah menyuruh kaum muslimin untuk mempelajari, mendalami, dan memahami hukum-hukum agama Islam, sebelum mereka memperoleh kekuasaan dan pemerintahan di muka bumi ini. Dalam hal ini, Umar bin Khaththab ra berkata:

“Pahamilah hukum-hukum agama, sebelum kamu menjadi pemimpin (penguasa).”  (HR Al-Baihaqi)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel