-->

Ads

Dunia Islam dan Ancaman Munculnya Agama Baru

Dunia Islam dan Ancaman Munculnya Agama Baru

Pil pahit berikutnya adalah ketidakmampuan membuat anti-tesis terhadap tawaran sesat yang diberikan oleh kaum Perenial dengan gagasannya untuk mengembangkan spiritual bersama sebagai solusi untuk mengatasi disharmoni hubungan antara dunia Islam dan Barat. Dunia Islam hanya mampu berteriak awas dan waspada akan muncul agama baru tanpa disertai argument anti-tesis yang memadai. Siasat licik kaum Perenial kemudian menawarkan jasa-jasanya kepada dunia Islam untuk kembali mendalami sejarah dan akar budayanya tetapi dengan syarat-syarat dipenuhinya kriteria spiritual bersama. Anehnya para cendekia Muslim seakan telah terseret untuk kalau tidak menjadi Hantu ya menjadi robot. Para koruptor Muslim itu adalah para hantu-hantu ciptaan sang Power Now. 

Jika enggan menjadi hantu maka tiadalah pilihan lain kecuali memposisikan dirinya sebagai robot dengan karakter: pasif, apatis, isolasi, fatalis, mengekor dan takdir semu. Dengan bayang-banyang ancaman munculnya agama baru, sang Power Now ternyata telah berhasil memproduksi banyak sekali tuhan-tuhan untuk melemahkan dunia selatan dan dunia Islam. Sex bebas, perkawinan sejenis, kaum happiest dan jetset, pornografi dan kebebasan absolut adalah ikon-ikon nya sang Power Now. Sementara ekonomi, globalisasi, dunia yang satu, kampung dunia, pasar bebas, eksploitasi, isu terorisme, hak azasi manusia, internasionalisasi, standar internasional, sekolah internasional, dan trans-gender, adalah narasi-narasi besarnya. Diperlukan kebangkitan Islam yang ekstra agar mampu terlepas dari jeratan gurita-gurita Kapitalisme, Pragmatisme, Utilitarianisme dan Hedonisme. Dunia Islam harus mampu keluar dari wilayah instrisiknya menuju wilayah ekstrinsik untuk kemudian berusaha mengembangkan jejaring sistemik yang sepadan dengan jejaring sistemik yang dikembangkan oleh sang Power Now. Negara-negara kecil tetangga Indonesia merasa lebih besar dari negara besar Indonesia dikarenakan mereka dalam kedudukannya menikmati jejaring sistemik warisan para penjajah terdahulu.

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel