-->

Ads

Perubahan Struktur Ginjal Pada Nefropati Diabetik

Perubahan Struktur Ginjal Pada Nefropati Diabetik

Nefropati diabetik menimbulkan beberapa kelainan pada struktur histologis ginjal. Karakteristik histologis nefropati diabetik adalah perubahan struktur pada glomerulus. Glomerulus pada keadaan nefropati diabetik mengalami penambahan volume (hipertrofi) yang disebabkan karena adanya penumpukan matriks ekstraseluler, penebalan membrana basalis glomerulus, dan glomerulosklerosis6. Gambaran awal dari perubahan struktur ginjal diabetik adalah hipertrofi glomerular dan renal. Perubahan ini akan diikuti dengan peningkatan ketebalan membrana basalis glomerular, eskpansi mesangial dengan akumulasi protein matriks ekstraselular seperti kolagen, fibronektin dan laminin disertai proliferasi sel mesangial intraglomerular7. Nefropati diabetik tingkat lanjut ditandai dengan glomerulosklerosis dan fibrosis interstitial8. Glomerulosclerosis pada ginjal dapat terjadi secara noduler ataupun difus (badan Kiimestiel dan Wilson) yang ditandai dengan gambaran eosinofilik. pada bagian perifer glomerulus. Nodulus ini terjadi akibat ekspansi mesangial dan penebalan membrana basalis pada kapiler sekelilingnya dengan oklusi progresif kapiler glomerulus. Terjadinya glomerulosklerosis mengakibatkan ginjal tidak dapat bekerja sesuai fungsinya, karena jaringan sklerosis ini akan menekan kapiler yang pada keadaan normal kapiler ini berfungsi untuk filtrasi darah menjadi urin sehingga dapat menyebabkan laju fitrasinya sangat menurun9. Perubahan gambaran histologis glomerulus pada nefropati diabetik

Bukti-bukti ilmiah melaporkan peran utama sel mesangial intraglomeruler pada kerusakan glomerulus pada nefropati diabetik. Sel mesangial intraglomeruler adalah sel epiteloid yang terletak di antara kapiler glomerulus dan berperan sebagai sel penyokong. Sel ini mengalami modifikasi struktur dengan akumulasi granula basofilik pada sitoplasma. Sel ini juga mempunyai fungsi menyerupai makrofag karena mempunyai kemampuan fagositosis11. Keadaan hiperglikemia pada diabetes akan menginduksi proliferasi dan aktivasi sel mesangial intraglomerular. Aktivasi sel ini akan menyebabkan pelepasan berbagai faktor pertumbuhan seperti TGF-β (Tumor Growth Factor-β), PDGF (Platelet-Derived Growth Factor), CTGF (Connective Tissue Growth Factor, bFGF (basic Fibroblast Growth Factor) dan berbagai sitokin seperti Il-1, TNF-α, komplemen. Pelepasan faktor pertumbuhan dan sitokin ini akan menyebabkan akumulasi protein matriks ekstrasel yang bertanggungjawab pada glomerulosklerosis.

Perubahan Fisiologi Ginjal Pada Nefropati Diabetik

Nefropati diabetik juga menimbulkan abnormalitas fungsi ginjal. Gambaran awal dari perubahan fungsi ginjal diabetik adalah hiperfiltrasi glomerular dan peningkatan urinary albumin excretion (UAE)8. Pada ND, akan terjadi perubahan ukuran pori dan penurunan proteoglikan heparan sulfat yang merupakan barier anion pada membran basalis glomerulus. Kondisi ini beserta pelepasan berbagai stitokin yang mempengaruhi aliran dan permeabilitas vaskular menyebabkan penurunan kemampuan seleksi dalam fungsi penyaringan glomerulus dan terjadi mikroalbuminuria. Kerusakan lanjut glomerulus mengakibatkan ekskresi protein yang berlebihan serta penurunan fungsi ginjal.

Hiperfiltrasi pada nefropati dianggap sebagai awal dari mekanisme patogenik dalam laju kerusakan ginjal. Hal ini terjadi pada saat jumlah nefron mengalami pengurangan progresif, glomerulus akan melakukan kompensasi dengan meningkatkan filtrasi nefron yang masih sehat dan pada akhirnya nefron yang sehat menjadi sklerosis. Peningkatan laju filtrasi glomerulus pada nefropati diabetik kemungkinan disebabkan oleh dilatasi arteriol aferen oleh efek yang tergantung glukosa, yang diperantarai hormon vasoaktif, IGF-1 (Insulin Growth Factor-1), Nitric Oxide, prostaglandin, dan glukagon.

Kondisi hiperglikemia akan mengaktifkan Protein Kinase C (PKC) melalui diasilgliserol. Protein Kinase C selanjutnya menstimulasi aktivitas kerja angiotensin sehingga laju filtrasi glomerulus (LFG) terganggu. Insulin growth factor-1 (IGF-1), VEGF dan endhotelin-1 (ET-1) memicu hipertrofi tubulus ginjal. Protein Kinase C dapat menstimulasi TNF-α dan NFκB serta meningkatkan aktivitas fibrotik yaitu CTGF dan TGF-β13. Kedua faktor fibrosis tersebut akan meningkatkan proliferasi jaringan ikat dan menyebabkan hipertrofi glomerulus dan ekspansi mesangial. Penurunan fungsi enzim antioksidan juga diperparah PKC yang menstimulasi pengeluaran sitokin inflamasi yang dapat menyebabkan glomerulosklerosis. Kerusakan glomerulus dan tubulus mengakibatkan ekskresi protein yang berlebihan (albuminuria dan proteinuria) serta peningkatan ureum dan kreatinin dalam darah yang pada akhirnya berujung pada gagal ginjal.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel