Pembahasan SISTEM PERKEMIHAN Lengkap
8:08 AM
Edit
Sistem
perkemihan merupakan sistem yang penting untuk membuang sisa-sisa metabolisma
makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawaan nitrogen seperti urea dan
kreatinin, bahan asing dan produk sisanya. Sampah metabolisma ini dikeluarkan
(disekresikan) oleh ginjal dalam bentuk urin. Urin kemudian akan turun melewati
ureter menuju kandung kemih untuk disimpan sementara dan akhirnya secara
periodik akan dikeluarkan melalui uretra.
Sistem perkemihan (Gb-1) terdiri atas: kedua
ginjal (ren, kidney), ureter, kandung kemih (vesika urinaria/urinary bladder/
nier) dan uretra.
Ginjal
Ginjal berbentuk seperti kacang merah
dengan panjang 10-12 cm dan tebal 3,5-5 cm, terletak di ruang belakang selaput
perut tubuh (retroperitonium) sebelah atas. Ginjal kanan terletak lebih ke
bawah dibandingkan ginjal kiri.
Ginjal (Gb-2) dibungkus oleh simpai
jaringan fibrosa yang tipis. Pada sisi medial terdapat cekungan, dikenal
sebagai hilus, yang merupakan tempat keluar masuk pembuluh darah
dan keluarnya ureter. Bagian ureter atas melebar dan mengisi hilus ginjal,
dikenal sebagai piala ginjal (pelvis renalis). Pelvis renalis
akan terbagi lagi menjadi mangkuk besar dan kecil yang disebut kaliks
mayor (2 buah) dan kaliks minor (8-12 buah). Setiap
kaliks minor meliputi tonjolan jaringan ginjal berbentuk kerucut yang disebut papila
ginjal. Pada potongan vertikal ginjal tampak bahwa tiap papila
merupakan puncak daerah piramid yang meluas dari hilus menuju ke kapsula. Pada
papila ini bermuara 10-25 buah duktus koligens. Satu piramid
dengan bagian korteks yang melingkupinya dianggap sebagai satu lobus
ginjal.
Secara histologi ginjal terbungkus dalam
kapsul atau simpai jaringan lemak dan simpai jaringan ikat kolagen. Organ ini terdiri
atas bagian korteks dan medula yang satu sama lain tidak dibatasi oleh jaringan
pembatas khusus, ada bagian medula yang masuk ke korteks dan ada bagian korteks
yang masuk ke medula. Bangunan-bangunan
(Gb-3) yang terdapat pada korteks dan medula ginjal adalah
1. Korteks ginjal terdiri atas beberapa bangunan
yaitu
A.
Korpus Malphigi terdiri atas kapsula
Bowman (bangunan berbentuk cangkir) dan glomerulus
(jumbai /gulungan kapiler).
B.
Bagian sistim tubulus yaitu tubulus
kontortus proksimalis dan tubulus kontortus distal.
2. Medula ginjal terdiri atas beberapa bangunan
yang merupakan bagian sistim tubulus
yaitu pars descendens dan
descendens ansa Henle, bagian tipis ansa Henle, duktus
ekskretorius (duktus koligens) dan duktus
papilaris Bellini.
Korpus
Malphigi
Korpus Malphigi terdiri atas 2 macam
bangunan yaitu kapsul Bowman dan glomerulus. Kapsul
Bowman sebenarnya merupakan pelebaran ujung proksimal saluran keluar ginjal
(nefron) yang dibatasi epitel. Bagian ini diinvaginasi oleh jumbai kapiler
(glomerulus) sampai mendapatkan bentuk seperti cangkir yang berdinding ganda.
Dinding sebelah luar disebut lapis parietal (pars parietal)
sedangkan dinding dalam disebut lapis viseral (pars viseralis)
yang melekat erat pada jumbai glomerulus (Gb-4 dan 5). Ruang diantara ke dua
lapisan ini sebut ruang Bowman yang berisi cairan ultrafiltrasi.
Dari ruang ini cairan ultra filtrasi akan masuk ke dalam tubulus kontortus
proksimal.
Glomerulus merupakan bangunan yang
berbentuk khas, bundar dengan warna yang lebih tua daripada sekitarnya karena
sel-selnya tersusun lebih padat. Glomerulus merupakan gulungan pembuluh
kapiler. Glomerulus ini akan diliputi oleh epitel pars viseralis kapsul Bowman.
Di sebelah luar terdapat ruang Bowman yang akan menampung cairan ultra filtrasi
dan meneruskannya ke tubulus kontortus proksimal. Ruang ini dibungkus oleh
epitel pars parietal kapsul Bowman.
Kapsul Bowman lapis parietal (Gb-5) pada
satu kutub bertautan dengan tubulus kontortus proksimal yang membentuk kutub
tubular, sedangkan pada kutub yang berlawanan bertautan dengan arteriol
yang masuk dan keluar dari glomerulus. Kutub ini disebut kutub vaskular.
Arteriol yang masuk disebut vasa aferen yang kemudian
bercabang-cabang lagi menjadi sejumlah kapiler yang bergelung-gelung membentuk
kapiler. Pembuluh kapiler ini diliputi oleh sel-sel khusus yang disebut sel
podosit yang merupakan simpai Bowman lapis viseral. Sel podosit ini
dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Kapiler-kapiler ini kemudian bergabung
lagi membentuk arteriol yang selanjutnya keluar dari glomerulus dan disebut vasa
eferen, yang berupa sebuah arteriol.
Apartus
Yuksta-Glomerular (Gb-6)
Sel-sel otot polos dinding vasa aferent
di dekat glomerulus berubah sifatnya menjadi sel epiteloid. Sel-sel ini tampak
terang dan di dalam sitoplasmanya terdapat granula yang mengandung ensim
renin, suatu ensim yang diperlukan dalam mengontrol tekanan darah.
Sel-sel ini dikenal sebagai sel yuksta glomerular. Renin (Gb-7)
akan mengubah angiotensinogen (suatu peptida yang dihasilkan oleh
hati) menjadi angiotensin I. Selanjutnya angiotensin I ini akan
diubah menjadi angiotensin II oleh ensim angiotensin
converting enzyme (ACE) (dihasilkan oleh paru).
Angiotensin II akan mempengaruhi korteks adrenal (kelenjar anak ginjal) untuk
melepaskan hormon aldosteron. Hormon ini akan meningkatkan
reabsorpsi natrium dan klorida termasuk juga air di tubulus ginjal terutama di
tubulus kontortus distal dan mengakibatkan bertambahnya volume plasma.
Angiotensin II juga dapat bekerja langsung pada sel-sel tubulus ginjal untuk
meningkatkan reabsopsi natrium, klorida dan air. Di samping itu angiotensin II
juga bersifat vasokonstriktor yaitu menyebabkan kontriksinya dinding pembuluh
darah.
Sel-sel yuksta glomerular (Gb-6) di sisi
luar akan berhimpitan dengan sel-sel makula densa, yang merupakan
epitel dinding tubulus kontortus distal yang berjalan berhimpitan dengan kutub
vaskular. Pada bagian ini sel dinding tubulus tersusun lebih padat daripada
bagian lain. Sel-sel makula densa ini sensitif terhadap perubahan konsentrasi
ion natrium dalam cairan di tubulus kontortus distal. Penurunan tekanan darah
sistemik akan menyebabkan menurunnya produksi filtrat glomerulus yang berakibat
menurunnya konsentrasi ion natrium di dalam cairan tubulus kontortus distal.
Menurunnya konsentrasi ion natrium dalam cairan tubulus kontortus distal akan
merangsang sel-sel makula densa (berfungsi sebagai osmoreseptor)
untuk memberikan sinyal kepada sel-sel yuksta glomerulus agar mengeluarkan
renin. Sel makula densa dan yuksta glomerular bersama-sama membentuk aparatus
yuksta-glomerular.
Di antara aparatus yuksta glomerular dan
tempat keluarnya vasa eferen glomerulus terdapat kelompokan sel kecil-kecil
yang terang (Gb-6) disebut sel mesangial ekstraglomerular atau sel polkisen (bantalan) atau sel lacis.
Fungsi sel-sel ini masih belum jelas, tetapi diduga sel-sel ini berperan dalam
mekanisma umpan balik tubuloglomerular. Perubahan konsentrasi ion natrium pada
makula densa akan memberi sinyal yang secara langsung mengontrol aliran darah
glomerular. Sel-sel mesangial ekstraglomerular di duga berperan dalam penerusan
sinyal di makula densa ke sel-sel yuksta glomerular. Selain itu sel-sel ini
menghasilkan hormon eritropoetin, yaitu suatu hormon yang akan
merangsang sintesa sel-sel darah merah (eritrosit) di sumsum tulang.