Sistem Pencernaan Makanan Hewan Memamah Biak
8:05 AM
Edit
Sistem Pencernaan Makanan Hewan Memamah Biak
Struktur
khusus sistem pencernaan hewan ruminansia :
1. Gigi seri (Insisivus) memiliki bentuk
untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan seperli rumput
2. Geraham belakang (Molare) memiliki bentuk
datar dan lobar.
3. Rahang dapat bergerak menyamping untuk
menggiling makanan.
4. Struktur lambung memiliki empat ruangan,
yaitu: Rumen, Retikulum, Omasum dan Abomasum.
Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya
sama dengan manusia, yaitu terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan
usus. Namun demikian, struktur alat pencernaan kadangkadang berbeda antara
hewan yang satu dengan hewan yang lain.
Sapi, misalnya, mempunyai susunan gigi
sebagai berikut:
3
|
3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Rahang atas
|
M
|
P
|
C
|
I
|
I
|
C
|
P
|
M
|
Jenis gigi
|
3
|
3
|
0
|
4
|
4
|
0
|
3
|
3
|
Rahang bawah
|
I = insisivus = gigi seri
C = kaninus = gigi taring
P = premolar = geraham depan
M = molar = geraham belakang
C = kaninus = gigi taring
P = premolar = geraham depan
M = molar = geraham belakang
Lambung ruminansia
terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum dengan
ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas
rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%.
Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot sfinkter
berkontraksi.
Makanan dari
kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi
makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan
fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis
protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di
tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar
(disebut bolus). Bolus akan
Jimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada omasum
terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus.
Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di
tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim.
Selulase yang
dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan merombak selulosa menjadi
asam lemak. Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang
sangat rendah, akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat dicernakan untuk
menjadi sumber protein bagi hewan pemamah biak. Dengan demikian, hewan ini tidak memerlukan
asam amino esensial seperti pada manusia.