-->

Ads

Kajian bibliometrik sebagai alat evaluasi institusi

    Kajian bibliometrik sebagai alat evaluasi institusi

Dalam dunia pengetahuan yang luas saat ini, teknik bibliometrik menemukan penerapan baru dalam kenyataan administrasi pengetahuan sebagai alat kebijakan dan manajemen penelitian. Dimana sebelumnya, teknik bibliometrik ini hanya sedikit diketahui oleh pustakawan, ahli sosiologi dan sejarawan. Keperluan ini didorong atas kebutuhan kecepatan, kemudahan dan altenatif yang tidak mahal untuk ulasan oleh kelompok untuk mengevaluasi kinerja penelitian. Istilah ‘bibliometrik’ dikenalkan sejak tahun 1969, sebagai tambahan untuk penggunaan bibliografi statistik  digunakan untuk menjelaskan bidang kajian dengan memperhatikan  model aplikasi matematika dan statistika untuk proses penelitian dalam menghitung jumlah komunikasi tertulis. Bibliometrik digunakan untuk menunjukkan penggunaan teknik bibliografi, khususnya publikasi artikel ilmiah dan analisis sitasi, dalam penilaian kegiatan ilmiah.  

Dalam kajian sekarang kita melihat pada satu kepentingan aplikasi atas indikator bibliometrik, yaitu evaluasi intitusional penelitian yang berbasiskan pada analisis publikasi dan hasil sitiran kelompok peneliti. Peranan karakteristik jurnal, seperti faktor impak jurnal dalam literatur berbasiskan evaluasi juga dijelaskan. Indikator bibliometrik dapat memberikan level pengembangan sebuah ilmu pada tingkat yang lebih tinggi dengan melihat sifat dan kemajuan ilmu yang bersangkutan. Analisis bibliometrik, merupakan perhitungan dan pengukuran secara kuantitatif tentang komunikasi ilmiah diantara peneliti dan tentunya staf pengajar dari satu fakultas atau bidang ilmu tertentu, melalui pengukuran dan penelaahan penggunaan bibliografi karya terdahulu. Perkembangan selanjutnya, analisis bibliomterik bukan hanya sekedar mengukur perkembangan ilmu pengetahuan bidang tertentu, tetapi juga dapat mengukur kualitas sarana komunikasi ilmiahnya yaitu ‘Jurnal’.

    Analisis sitiran

Sitiran adalah bila dokumen A disebut dalam dokumen B sebagai catatan kaki, catatan akhir, bibliografi atau daftar pustaka, maka dikatakan bahwa dokumen A disitir oleh dokumen B dan dokumen B menyitir dokumen A. Oleh karena itu, sitiran selalu berhubungan dengan dua jenis data yaitu :

a.    dokumen yang disitir/sinitir (cited document), yaitu rujukan yang merupakan sebuah dokumen atau unsur yang menunjukkan unit sumber.
b.    dokumen yang menyitir (citing document), yaitu dokumen yang merupakan unit penerima.

Semakin tinggi jumlah suatu sitiran dokumen, maka dokumen tersebut dapat dikatakan semakin bermutu. Semakin banyak karya ilmiah disitir oleh karya lainnya, maka semakin tinggi peringkat karya ilmiah tersebut. Peringkat atau kualitas karya ilmiah ini disebut nilai faktor dampak atau disebut impact factor.

Analisis sitiran pertama kali digunakan oleh Gross dan Gross pada tahun 1927 (Hartinah, 2002). Kemudian Gardfield (dalam Hartinah, 2002) menganalisis setiap bidang pengetahuan untuk mengevaluasi jurnal dan tulisan yang paling banyak disitir oleh jurnal lain atau penulis lain. Analisis sitiran banyak digunakan dalam kajian bibliometrika yang lazim digunakan pada karya ilmiah seperti skripsi, disertasi, monograf dan jurnal. Analisis sitiran dapat dikaji mencakup : peringkat jurnal dan pengarang yang disitir; tahun sitiran; asal geografis bahan sitiran; lembaga yang ikut dalam penelitian; gugus jurnal yang disitir; subjek yang disitir; jumlah langkah berdasarkan teori draf dan paro hidup jurnal.

Hartinah (2002) lebih lanjut menuliskan bahwa analisis sistiran banyak digunakan sebagai cara untuk menentukan berbabagai kepentingan atau kebijakan, antara lain adalah : evaluasi program penelitian; pemetaan ilmu pengetahuan; visualisasi suatu disiplin ilmu; indikator ilmu pengetahuan dan teknologi; faktor dampak dari suatu jurnal (Journal Impact Factor), kualitas jurnal dan untuk pengembangan koleksi jurnal. Suatu ukuran jurnal yang mempunyai pengaruh kuat juga dapat dilakukan dengan analisis sitiran Ukuran ini dapat menghasilkan daftar jurnal inti, yang akan menentukan pengembangan koleksi jurnal di perpustakaan yaitu menentukan jurnal yang akan dilanggan.

Ada beberapa metode analisis sitiran yaitu :
a.    Menghitung jumlah sitiran : menentukan sumber yang akan digunakan dalam penelitian. Sumber yang digunakan dapat berupa jurnal, buku, disertasi dan sejenisnya. Saat ini, yang paling banyak dikaji adalah jurnal.
b.    Indeks kesegeraan (immediacy index) adalah untuk menghitung peringkat berdasarkan perbandingan sitasi satu jurnal dalam tahun tertentu dengan jumlah artikel yang diterbitkan oleh jurnal tersebut pada tahun yang sama. Indeks ini menujukkan suatu ukuran seberapa cepat sekelompok dokumen (artikel) dari suatu jurnal disitir pada tahun yang sama.
c.    Faktor dampak (impact factor) adalah ukuran pengaruh suatu kelompok dokumen pada suatu kelompok yang ditentukan. Ukuran ini diperoleh dari perbandingan antara berapa kali sebuah majalah diacu dengan jumlah artikel yang diterbitkan oleh majalah tersebut pada periode tertentu.
d.    Berdasarkan sitiran per N kata dilakukan dengan menghitung jumlah sitiran dalam waktu tertentu.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel