-->

Ads

4 Siklus menstruasi bagi wanita

Siklus menstruasi

Menstruasi atau haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan endometrium.Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma.Siklus menstruasi sekitar 28 hari.Pelepasan ovum yang berupa oosit sekunder dari ovarium disebut ovulasi, yang berkaitan dengan adanya kerjasama antara hipotalamus dan ovarium. Hasil kerjasama tersebut akan memacupengeluaran hormon-hormon yang mempengaruhi  mekanisme siklus menstruasi. Untuk mempermudah penjelasan mengenai siklus menstruasi, patokannya adalah adanya peristiwa yang sangat penting yaitu ovulasi.Ovulasi terjadi pada pertengahan siklus (1/2 n) menstruasi.  Untuk periode/ siklus (n) = 28 hari, ovulasi terjadi  pada hari ke-14 terhitung sejak hari pertama menstruasi. Siklus menstruasi dikelompokkan menjadi empat fase, yaitu fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, dan fase pasca-ovulasi.

1.    Fase menstruasi

Fase menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi oleh sperma, sehingga korpus luteum akan menghentikan produksi hormon estrogen dan progesterone. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari dari dinding uterus yang menebal (endometrium). Lepasnya ovum tersebut menyebabkan endometrium sobek atau meluruh, sehingga dindingnya menjadi tipis.Peluruhan pada endometrium yang mengandung pembuluh darah menyebabkan terjadinya pendarahan pada fase menstruasi. Pendarahan ini biasanya berlangsung selama lima hari. Volume darah yang dikeluarkan rata-rata sekitar 50ml.

2.    Fase pra-ovulasi

Pada fase pra-ovulasi atau akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormon gonadotropin.Gonadotropin merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH. Adanya FSH merangsang pembentukan folikel primer di dalam ovarium yang mengelilingi satu oosit primer akan tumbuh sampai hari ke-14 hingga folikel menjadi matang atau disebut folikel de graff dengan ovum di dalamnya. Selama pertumbuhannya, folikel juga melepaskan hormon estrogen.Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (proliferasi) sel-sel penyusun dinding dalam uterus atau endometrium.Peningkatan konsentrasi estrogen selama pertumbuhan folikel juga mempengaruhi serviks untuk mengeluarkan lender yang bersifat basa.Lender yang bersifat basa berguna untuk menetralkan sifat asam pada serviks agar lebih mendukung lingkungan hidup sperma

3.    Fase ovulasi

Pada fase mendekati fase ovulasi atau mendekati hari ke-14 terjadi perubahan produksi hormon. Peningkatan kadar estrogen selama fase pra-ovulasi menyebabkan reaksi umpan balik negative atau penghambatan terhadap pelepasan FSH lebih lanjut dari hipofisis.  Penurunan konsentrasi FSH menyebabkan hipofisis melepaskan LH.LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel de graff.Pada saat inilah disebut ovulasi, yaitu saat terjadi pelepasan oosit sekunder dari folikel de graff dan siap dibuahi oleh sperma.Umumnya ovulasi terjadi pada hari ke-14

4.    Fase pasca-ovulasi

Pada fase pasca-ovulasi, folikel de graff yang ditinggalkan oleh oosit sekunder karena pengaruh LH dan FSH akan berkerut dan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum tetap memproduksi estrogen (namun tidak sebanyak folikel de graff memproduksi estrogen) dan hormon lainnya, yaitu progesteron.Progesteron mendukung kerja estrogen dengan menebalkan dinding dalam uterus atau endometrium dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium. Progesteron juga merangsang sekresi lender pada vagina dan pertumbuhan kelenjar susu pada payudara. Keseluruhan fungsi progesteron (juga estrogen)  tersebut berguna untuk menyiapkan penanaman (implantasi) zigot pada uterus bila terjadi pembuahan atau kehamilan. Proses pasca-ovulasi ini berlangsung dari hari ke-15 sampai hari ke-28. Namun, bila sekitar hari ke-26 tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan. Korpus albikan memiliki kemampuan produksi estrogen  dan progesteron akan menurun. Pada kondisi ini, hipofisis menjadi aktif untuk melepaskan FSH dan selanjutnya LH, sehingga fase pasca-ovulasi akan bersambung kembali dengan fase menstruasi berikutnya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel