-->

Ads

PARADIGMA ILMU AKUNTANSI DALAM PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI INDONESIA

Dewasa ini state of the art Ilmu Akuntansi baik pada lingkup lokal, regional, Nasional  maupun global telah berkembang dengan pesat, baik dari segi substansi maupun teorinya, dan cukup diminati berbagai kalangan baik individu maupun organisasi. Sejalan dengan hal tersebut dalam upaya pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, diperlukan pelaksanaan program pendidikan yang akan memberikan kemampuan di bidang ilmu akuntansi tersebut. Hal ini dikaitkan pula dengan kebutuhan-kebutuhan yang mendesak bagi Indonesia umumnya dan Jawa Barat khususnya yaitu adanya usaha-usaha penciptaan sumber daya manusia di bidang ilmu akuntansi yang dapat menganalisis secara handal berdasarkan metode-metode keilmuan, terutama dalam rangka pemecahan masalah yang berkaitan dengan decision-making proses baik di tingkat lokal maupun nasional.

Klasifikasi Ilmu Pengetahuan

Pada dasarnya ilmu pengetahuan di dunia ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu
(1) ilmu-ilmu alam (natural sciences);
(2) ilmu sosial (social sciences); dan
(3) ilmu-ilmu humaniora (humanities).

 Ilmu-ilmu alam yang bersifat murni terdiri atas ilmu fisika, ilmu kimia, ilmu biologi dan sementara orang memasukkan lagi ilmu matematika. Ilmu-ilmu sosial yang masuk kategori ilmu murni meliputi ilmu sosiologi, ilmu antropologi, ilmu psikologi dan ilmu sejarah. Sedangkan ilmu humaniora terdiri atas ilmu filsafat, bahasa dan sastra, serta seni.

Ketiga golongan ilmu murni tersebut, yakni ilmu alam, ilmu sosial dan humaniora, selanjutnya berkembang sedemikian luasnya sehingga bercabang dan beranting sekian banyak. Perkembangan ilmu-ilmu murni (pure sciences) menjadi ilmu-ilmu terapan (applied sciences) yang jumlah cabang dan rantingnya menjadi semakin banyak dan berkembang terus menerus, sejalan dengan perkembangan kemampuan manusia yang tak berbatas.

Selanjutnya, masing-masing jenis bidang ilmu tersebut dikembangkan oleh para ilmuwan melalui penelitian ilmiah. Masing-masing jenis ilmu tersebut memiliki metode penelitian dan juga konsep-konsep tersendiri yang berbeda-beda antara satu disiplin dengan disiplin yang lain. Ilmu sosiologi, misalnya, karena fokus perhatiannya adalah mempelajari perilaku manusia yang ditimbulkan oleh kegiatan atau interaksi sosialnya maka muncullah konsep-konsep tentang organisasi, konflik, integrasi, kompetisi, hegemoni, kooptasi, dan lain-lain. Demikian pula ilmu psikologi yang mempelajari perilaku manusia yang ditimbulkan oleh faktor internal manusia itu sendiri, maka selain memiliki metodologinya sendiri juga memiliki konsep-konsep yang berbeda dengan disiplin ilmu lain. Tatkala berbicara tentang psikologi, kita mengenal konsep-konsep bakat, minat, motif, kematangan, kepribadian dan lain-lain.

Selanjutnya, ketika berbicara tentang ilmu sejarah, selalu menekankan pada adanya kategori dilihat dari aspek waktu. Maka, dalam kajian sejarah selalu muncul kategorisasi-kategorisasi atas dasar periodisasi. Demikianlah, selanjutnya yang berlaku pada bidang-bidang ilmu lainnya berkembang dengan metode dan konsep-konsep yang selalu bertambah atau berkembang dari waktu ke waktu yang tidak mengenal henti itu.
Ilmu-ilmu alam yang terdiri atas fisika, kimia, biologi dan matematika melahirkan ilmu-ilmu terapan seperti ilmu kedokteran, ilmu teknik, ilmu kelautan, ilmu kedirgantaraan, ilmu geografi, ilmu pertanian, ilmu peternakan, ilmu pertambangan dan seterusnya. Berbagai ilmu terapan ini berkembang membentuk cabang dan rantingnya dan seterusnya. Ilmu teknik, misalnya, bercabang menjadi ilmu teknik mesin, teknik arsitektur, teknik sipil, teknik informatika dan seterusnya. Demikian pula, ilmu kedokteran berkembang dan bercabang menjadi ilmu kedokteran anak, kedokteran gigi, kedokteran penyakit dalam, kedokteran penyakit kulit dan seterusnya.

Ilmu-ilmu sosial, yang terdiri atas ilmu sosiologi, ilmu psikologi, ilmu sejarah dan antropologi berkembang melahirkan ilmu-ilmu terapan misalnya ilmu politik, ilmu ekonomi, ilmu hukum, ilmu administrasi, ilmu pendidikan, ilmu komunikasi, ilmu kesejahteraan sosial, ilmu manajemen, ilmu perbankan dan seterusnya. Masing-masing ilmu terapan itupun juga berkembang menjadi bercabang dan beranting, misalnya ilmu pendidikan berkembang menjadi ilmu pendidikan luar sekolah, ilmu pendidikan formal, ilmu pendidikan sosial, ilmu pendidikan orang dewasa dan seterusnya. Ilmu ekonomi juga berkembang, kemudian muncul ilmu manajemen, ilmu akuntansi, ilmu studi pembangunan, ilmu perbankan dan lain-lain.

Ilmu Humaniora juga demikian, kemudian berkembang menjadi ilmu filsafat, ilmu bahasa dan sastra, dan seni. Ketiga cabang ilmu tersebut sebagaimana ilmu-ilmu lainnya juga senantiasa tumbuh dan berkembang sebagaimana tumbuh-tumbuhan, berdahan dan beranting. Rantingnya pun juga bercabang yang masing-masing tumbuh tidak mengenal henti ditumbuh-kembangkan oleh para ilmuan yang tidak mengenal titik henti sebagaimana dikemukakan di atas.

Ketiga jenis ilmu alam, ilmu sosial dan humaniora, sebagaimana dikemukakan itu berlaku secara universal, di mana saja. Hanya saja, kemudian di kalangan akuntan merumuskan jenis ilmu tersendiri yang bersumberkan pada hasil penelitian seperti yang dilakukan oleh AICPA (Menyusun standar Akuntansi Keuangan, 19972; Sasaran dari laporan Keuangan, 1973; Kecukupan dari Prosedur Standar Audit yang saat ini berlaku dalam pemeriksaan laporan keuangan; 1975); Reformasi Peraturan dan Regulasi, 1976). Beberapa ilmu dimaksud meliputi: ilmu akuntansi keuangan, ilmu akuntansi manajemen, ilmu akuntansi biaya, ilmu akuntansi sosial dan ilmu sistem akuntansi, dll. Perguruan tinggi juga memberikan pengakuan bahwa bidang-bidang tersebut sebagai ilmu akuntansi. Atas dasar pembidangan ilmu tersebut maka jumlah dan jenis fakultas di lingkungan perguruan tinggi berkembang.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel