Penanganan SINDROM NEFROTIK Pada Lanjut Usia
12:54 AM
Edit
Penanganan SINDROM NEFROTIK Pada Lanjut Usia
Biasanya 1 dari 4 penderita sindrom nefrotik adalah penderita dengan usia
> 60 tahun. Namun secara tepatnya insiden dan prevalensi sindrom nefrotik
pada lansia tidak diketahui karena sering terjadi salah diagnosa. Apabila
penyebab dari penyakit ini adalah penyakit sistemik maka dapat ditemukan gejala
klinis sesuai dengan penyebabnya. Pada lansia dengan DM sering dihubungkan
dengan kelainan glomerulus yang mengakibatkan sindrom nefrotik pada lansia.
Etiologi
Penyebab sindrom nefrotik pada dewasa adalah:
a. Glomerulonefritis primer (sebagian besar tidak
diketahui sebabnya)
-
Glomerulonefritis
membranosa
-
Glomerulonefritis
kelainan minimal
-
Glomerulonefritis
membranoproliferatif
-
Glomerulonefritis
paskastreptokok
b. Glomerulonefritis sekunder
-
Lupus
eritematosus sistemik
-
Obat
(penisilinamin, kaptopril, AINS)
-
Neoplasma
(kanker payudara, kolon, bronkus)
-
Penyakit
sistemik yang mempengaruhi glomerulonefritis (DM, amiloidosis)
Manifestasi Klinik
Gejala utama yang ditemukan adalah
-
Proteinuria
> 3,5 g/hari
-
Hipoalbuminemia
< 30 g/l
-
Edema
generalisata. Terutama jelas pada kaki, namun dapat ditemukan edema muka,
asites dan efusi pleura
-
Hiperlipidemia,
umumnya ditemukan hiperkolesterolemia
-
Hiperkoagulabilitas,
yang akan meningkatkan resiko trombosis vena dan arteri
-
Lipiduria
(lemak bebas, sel epitel bulat yang mengandung lemak/oval fat bodie's, torak
lemak).
Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan urin dan darah untuk memastikan proteinuria,
hipoalbuminemia dan hiperlipidemia. Diperiksa fungsi ginjal dan hematuria.
Biasanya ditemukan penurunan kalsium plasma. Diagnosis pasti melalui biopsi
ginjal.
Komplikasi
·
Gagal ginjal
akut,
·
trombosis,
·
infeksi dan
·
malnutrisi.
Penatalaksanaan
-
Tentukan
penyebabnya (biopsi ginjal pada seluruh orang dewasa)
-
Penatalaksanaan
edema.
Dianjurkan
untuk tirah baring dan memakai stoking yang menekan, terutama untuk pasien
lanjut usia. Hati-hati pada pemberian diuretic, karena adanya proteinuria berat
dapat menyebabkan gagal ginjal atau hipovolemik. Harus diperhatikan dan dicatat
keseimbangan cairan pasien, biasanya diusahakan penurunan berat badan dan
cairan 0,5-1 kg/hari. Dilakukan pengawasan terhadap kalium plasma, natrium
plasma, kreatinin dan ureum. Bila perlu diberikan tambahan kalium. Diuretik
yang biasanya diberikan adalah diuretic ringan, seperti tiazid atau furosemid
dosis rendah, dosisnya disesuaikan dengan kebutuhan. Garam dalam diet dan
cairan dibatasi bila perlu. Pemberian albumin i.v hanya diperlukan pada
kasus-kasus refrakter, terutama bila terjadi kekurangan volume intravaskular
atau oliguria.
-
Memperbaiki
nutrisi
Dianjurkan
pemberian makanan tinggi kalori dan rendah garam. Manfaat diet tinggi protein
tidak jelas dan mungkin tidak sesuai karena adanya gagal ginjal, biasanya cukup
dengan protein 50-60 g/hari ditambah kehilangan dari urin.
-
Mencegah
infeksi
Diberi
antibiotik profilaksis, terutama terhadap infeksi pneumokok.
-
Pertimbangkan
obat antikoagulasi
Dilakukan
pada pasien dengan sindrom nefrotik berat, kecuali bila terdapat
kontraindikasi. Tetapi (biasanya warfarin) dipertahankan sampai penyakitnya
sembuh.
-
Penatalaksanaan
penyebabnya
Pada
dewasa tidak sama seperti anak-anak diberi terapi steroid sebagai penegakan
diagnosis, kelainan minimal hanya menjadi penyebab yang mendasarinya.
Pada lansia penggunaan prednisolon jangka pendek diketahui dapat
memperlambat terjadinya gagal ginjal terminal dan terapi kombinasi antara
klorambusil dan prednison cukup efektif untuk pengobatan sindrom nefrotik.
Penanganan penyakit ini pada lansia biasanya secara simtomatis, penggunaan
diuretik dan membatasi asupan natrium. Hal lain yang juga penting adalah
penyakit sistemik yang mendasarinya harus diobati.
Prognosa