TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KENTANG
12:52 AM
Edit
TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KENTANG
Dalam proses perbanyakan benih
kentang memerlukan cara budidaya yang benar agar bisa mendapatkan benih yang
bermutu tinggi. Disamping itu juga dibutuhkan cara penanganan benih kentang
pada periode pra panen, panen dan pasca panen yang dapat menentukan dan menjaga
mutu benih agar lebih baik.
Teknis
budidaya benih kentang:
1.
Pengolahan lahan
Tanah
harus dicangkul sedalam 30-40 cm setelah dicangkul tanah dibiarkan beberapa
hari agar mendapatkan sinar matahari sehingga aerasi udara lancar, hama atau
bakteri dapat terbunuh. Setelah pencangkulan tanah digemburkan sampai lembut
karena tanaman kentang membutuhkan tanah yang gembur, untuk perkembangan akar
sebagai asal terjadinya umbi. Tanah yang kurang gembur dapat menghambat proses
terjadinya umbi, tanah yang baik untuk pertumbuhan kentang yaitu tanah yang
gembur dan agak berpasir.
Bedengan
dan saluran air perlu dibuat karena sebagai tempat penanaman, bedengan juga
dapat mencegah agar tanaman tidak tergenang air bila hujan turun, dan
memudahkan untuk pemeliharaan tanaman.Tinggi bedengan kurang lebih 20 cm, dan
lebarnya kurang lebih 70 cm, panjang bedengan menyesuaikan ukuran tanah, dengan
lebar parit 25 cm. Parit-parit bedengan selain berfungsi sebagai jalan dalam
merawat tanaman , juga sebagai saluran air oleh karena itu parit-parit bedengan
ini dibuat sedemikian rupa agar air dapat mengalir lancar bila turun
hujan.
2.
Pembibitan dan Penanaman
Bibit
adalah bakal terjadinya tanaman, oleh karena itu sangat menentukan sekali
terhadap hasil yang dicapai. Bibit yang tidak baik hasilnya pun akan
mengecewakan. Tanaman kentang ditanam melalui umbinya, yang langsung pada lahan
tanpa melalui persemaian terlebih dahulu. Jauh sebelum penanaman, bibit harus
dipersiapkan terlebih dahulu dengan memilih umbi-umbi kentang yang baik, besar,
dan tidak banyak matanya.
Umbi-umbi
calon bibit tersebut ditempatkan pada bakul-bakul lalu diletakkan pada
para-para yang tempatnya kering dan hanya segar. Kemudian dibawah para-para
tersebut dibuat perapian yang hanya mengeluarkan asap saja. Pembibitan ini
memakan waktu kurang lebih 3 bulan lamanya.
Yang
harus dikerjakan dahulu dalam penanaman ini, yaitu membuat lubang-lubang tanam
dalam bedengan dengan jarak tanam kurang lebih 60-70 cm. Setiap lubang tanam
diberi pupuk kandang sebanyak 0,5 kg, bibit-bibit diletakkan di atas pupuk
kandang dengan kedalaman 7-12 cm, dan diusahakan agar tunas-tunasnya menghadap
ke atas dan sebelah kanan dan kirinya diberi pupuk ZA dan NPK sebanyak 16 g
dengan jarak 5 cm dari bibit, setelah itu lubang-lubang tanam tersebut ditutup
dengan tanah.
3.
pemeliharaan
Pemeliharaan ini meliputi penyiraman, pendangiran,
pemberantasan hama dan penyebab penyakit. Pemeliharaan ini sangat perlu
dilakukan karena berpengaruh pada produksi hasil, pemeliharaan yang kurang
sempurna hasil produktifitasnya pun kurang memuaskan.
a.
penyiraman
Tanaman
kentang tidak menghendaki kekeringan, walaupun tanaman ini juga sangat peka
terhadap air yang berlebihan terutama terhadap air yang menggenang. Pada tanah
yang terlalu kering suhu tanah akan menjadi panas dan kelembabannyapun menjadi
turun. Umbi kentang memerlukan suhu dingin dengan kelembaban yang tinggi. Pada
tanah yang tidak stabil suhu dan kelembabannya tanaman kentang akan
menghasilkan umbi yang kurang bagus.
Penyiraman harus diperhatikan, terutama bila tidak
turun hujan.
b.
Pendangiran.
Setelah tanaman berumur 1 bulan, maka dilakukan
pendangiran. Rumput-rumput yang mengganggu dibersihkan dan tanah disekitar
tanaman digemburkan sambil meninggikan gundukan tanah atau bedengan agar umbi
tanaman selalu terkubur, bila tidak
tertutup tanah maka umbi kentang akan berwarna hijau dan kualitasnya
rendah.
c. Pemberantasan hama dan penyebab penyakit
Hama dan penyakt tanaman harus diberantas.
Bila tidak diberantas, maka tanaman dapat gagal dan merugikan usaha bercocok
tanam. Pengendalian hama penyakit sebaiknya dilakukan sesuai jadwal,
pengendalian terlebih dahulu dilakukan dengan pengamatan di lahan guna
menentukan hama penyakit apa yang menyerang (menentukan insektisida dan
fungisida apa yang akan digunakan) Hama yang mengganggu tanaman kentang
biasanya ulat daun, orong-orong dan ulat tanah. Cara pengendalian hama ini
dengan Diazinon 0,2%, buldox atau curacron, sedangkan untuk orong-orong
pengendaliannya dengan diberi furadan 3 G, sebaiknya pemberian furadan ini
dilakukan pada saat pemberian pupuk kandang (sewaktu mengolah tanah). Sedangkan
penyakit yang biasa menyerang yaitu busuk daun, mozaik dan pusarium. Cara
pengendalian penyakit ini dengan menggunakan Dithane M-45, Antracol dan
Daconil.Untuk mozaik obat pembasmi ampuh belum ditemukan, hanya untuk
menghindari semacam ini harus memilih bibit tanaman yang baik dan bebas virus
serta mencabut tanaman yang sudah
terjangkit biar tidak menular ke tanaman yang lain.
4. Pra panen
Pada periode pra panen terdapat tiga kegiatan yang
meliputi a) penghitungan populasi, b) panen percobaan, c) pemangkasan batang.
a.
Penghitungan populasi
Dalam
proses perbanyakan bibit kentang jumlah bibit yang ditanam mungkin tidak akan
tumbuh baik secara keseluruhan karena pengaruh berbagai faktor baik lingkungan,
cuaca, hama,
penyakit. Dengan penghitungan
populasi dapat diketahui populasi tanaman produktif. Penghitungan populasi
dilaksanakan pada umur 50-60 hari setelah tanam.
Dalam penghitungan populasi, selain dapat
diketahui populasi tanaman produktif juga dapat diperkirakan jumlah knol (umbi)
yang akan dihasilkan dengan mengalikan jumlah populasi tanaman dengan jumlah
umbi yang dihasilkan oleh tanaman yang biasanya menghasilkan umbi kurang lebih
sekitar 7-8 umbi.
b.
Panen percobaan
Hasil produksi umbi sebanyak 80 % sampai 90 %
harus dalam ukuran standar bibit. Untuk mengetahui keadaan umbi dalam tanah
baik kesehatannya maupun ukurannya perlu dilakukan panen percobaan. Panen
percobaan dilakukan pada umur 70-75 hari setelah tanam. Pada umur tersebut
keadaan umbi sudah matang secara fisiologis bisa digunakan sebagai bibit. Panen
percobaan dilakukan guna menentukan waktu pangkas batang dan untuk membuat
angka ramalan produksi mengenai jumlah knol dari tiap kelas bibit, jumlah berat
dari tiap kelas bibit dan jumlah total hasil produksi yang akan diperoleh baik
jumlah knol atau jumlah berat.
c.
Pemangkasan batang
Pemangkasan
batang harus dilakukan pada umur 70-85 hari setelah tanam kurang dari 70 hari
ukuran umbi biasanya masih kecil-kecil, kalau lebih dari 85 hari ukuran umbi
biasanya lebih besar dari ukuran bibit.
Varietas
granola yang dibudidayakan di BBH Tawangmangu, pemangkasan batangnya
dilaksanakan pada umur 85-90 hari setelah tanam. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan umur panen
tanaman kentang varietas granola dan biasanya diambil umur maksimumnya.
Pemangkasan batang dilakukan dengan menggunakan
sabit yang bersih dan tajam atau gunting potong. Tinggi batang yang dipangkas
sekitar 5 cm dari permukaan tanah. Semua batang hasil pangkasan harus dibuang
atau dikubur agar tidak menjadi sumber penyakit.
Keuntungan dari pemangkasan batang antara lain :
1.
Menghambat infeksi penyakit yang dapat terjadi dari bagian atas tanaman
turun ke umbi.
2. Menghentikan pembesaran umbi dan
mempertahankan ukuran umbi sesuai dengan ukuran bibit yang diinginkan.
3. Menghentikan proses pertumbuhan tanaman
agar kulit umbi menjadi kuat dan tidak mudah terkelupas pada saat panen.
5. Panen
Tanaman kentang varietas granola yang
dibudidayakan di BBH Tawangmangu dipanen 10 hari setelah dilaksanakan
pemangkasan batang atau kurang lebih pada saat tanaman berumur antara 100-115
hari setelah tanam.
Waktu paling baik untuk panen kentang adalah pada
saat cuaca terang di pagi hari. Hindar waktu panen kena hujan karena bila waktu
panen terkena hujan pada saat umbi masih terhampar di tanah dapat menyebabkan
kerusakan umbi pada saat penyimpanan di gudang.
Panen dapat dilakukan dengan jalan menggemburkan
guludan dengan cara mencangkul pinggirannya lalu mengangkatnya. Pencangkulan
dilakukan pada setiap tempat untuk menghidari kerusakan umbi oleh cangkul.
Selain itu, cara panen dapat dilakukan dengan menggunakan tangan dengan cara
membongkar guludan atau menggalinya langsung.
Setelah penggalian dan pengumpulan umbi oleh
tangan, umbi dibarkan saja merata di lahan, maksudnya agar umbi
terangin-anginkan dan terkena sinar matahari langsung sehingga kulit umbi
menjadi kering
Setelah umbi kering dan tanah tidak menempel lagi,
segera dilakukan pewadahan umbi sekaligus melaksanakan seleksi lapangan,
maksudnya sambil melakukan pewadahan juga memilih umbi yang secara visual
kondisi fisiknya baik dan sehat. Sisa tanaman kentang yang berupa bekas bibit
dan umbi yang rusak dikumpulkan sehingga tidak ada lagi yang tertinggal di
kebun karena dikhawatirkan nantinya tumbuh volunteer atau kireura yang bisa
terinfeksi penyakit dan jadi sumber penyakit pada pembibitan periode
selanjutnya.
Pengangkutan umbi bibit kentang ke gudang yang
sudah dipersiapkan dalam keadaan bersih dilakukan setelah pewadahan dan seleksi
lapangan. Umbi bibit yang sudah sampai di gudang dihamparkan di lantai gudang
untuk diangin-anginkan lagi. Lamanya pengangin-anginan ini cukup dua hari saja
atau paling lama 5 sampai 7 hari. Sebelum umbi diangin-anginkan di gudang perlu
dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat benih setelah panen.
6. Pasca
Panen
Kerusakan umbi kentang dapat terjadi mulai periode
pra panen hingga pasca panen. Besarnya tingkat kerusakan ditentukan oleh
berbagai faktor, antara lain cara budidaya, iklim, hama, penyakit, umur panen,
kerusakan selama panen dan perlakuan pasca panen. Penanganan pasca panen yang
tidak baik menyebabkan kerusakan umbi kentang antara 2-10% dan bagian yang
terbuang kurang lebih 10 %, oleh karena itu untuk mengurangi tingkat kerusakan
umbi kentang setelah panen, perlu langkah-langkah penanganan pasca panen yang
baik dan memadai.
Kegiatan penanganan pasca panen umbi benih kentang
meliputi a) persiapan gudang, b) perlakuan benih di gudang, c) pemeliharaan
benih selama di gudang penyimpanan, dan d) pengemasan dan pengangkutan benih.
a.
Persiapan gudang
Gudang
yang disiapkan untuk menyimpan benih kentang harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
1. Ventilasi udara dan penyebaran cahaya
yang baik
2.
Kebersihan gudang dan rak penyimpanan. Bersih dari kotoran dan sisa-sisa umbi
yang busuk.
3.
Sebelum benih disimpan, gudang harus disterilkan khususnya untuk pengendalian
penggerek umbi (Phthorimaea perculella) minimal satu minggu sebelum
panen dengan cara pencucian gudang dan rak penyimpanan serta penyemprotan
pestisida.
Kegiatan persiapan gudang biasanya
dilakukan pada masa pra panen.
b.
Perlakuan benih di gudang
Setelah benih disimpan di gudang dan diangin-anginkan, dilakukan :
1.
Seleksi atau sortasi
Seleksi atau sortasi yaitu memisahkan umbi yang
sehat, busuk (penyakit) dan kerusakan fisik (hama dan mekanis). Seleksi harus
dilaksanakan di tempat seleksi atau gudang penyimpanan dengan keadaan ruangan
yang cukup terang supaya umbi kentang yang akan diseleksi mudah untuk dilihat
kerusakannya.
2.
Grading
Menentukan umbi untuk benih, tergantung dari diri
sendiri. Menurut petani, umbi yang baik untuk benih adalah yang sehat, bermutu
super, mempunyai 3 sampai 5 mata tunas dan bobotnya 80-100 g.
Pengkelasan benih kentang berdasarkan berat umbi
(g) adalah sebagai berikut :
-
Ukuran
SS : Lebih kecil dari 10 g
-
Ukuran S : 11-30 g
-
Ukuran M : 31-60 g
-
Ukuran L : 61-120 g
-
Ukuran
LL : lebih besar dari 121 g
3.
Pencelupan benih
Sebelum
dilakukan pencelupan umbi dengan insektisida, sebaiknya dicuci terlebih dahulu
dengan menggunakan air bersih untuk membersihkan tanah yang menempel pada umbi
karena tanah tersebut mempunyai kemungkinan tercampur dengan nematoda atau telur-telur
nematoda, sehingga dengan pencucian tersebut umbi menjadi bersih dan
insektisida yang diberikan pada waktu pencelupan lebih efektif. Pencelupan
dengan menggunakan insektisida bertujuan untuk pengendalian hama penggerek umbi
(Phthorimaea operculella Zeller).
Yang perlu diperhatikan dalam pencelupan antara
lain :
-
Air yang digunakan harus bersih
-
Cuaca dalam keadaan kering
-
Lama pencelupan kira-kira 10
detik
-
Suhu terbaik 10-20 oC
-
Benih yang telah dicelup
dibiarkan, dijemur 1 sampai 2 jam dibawah sinar matahari, selanjutnya disimpan
dan dikeringanginkan di dalam gudang.
4.
Penaburan insektisida dan
penimbangan
Penaburan insektisida dan penimbangan dilakukan
setelah pencelupan benih dan benih sudah kering. Setelah benih kering dilakukan
penimbangan dan ditaburi insektisida. Penaburan insektisida dilakukan untuk
mencegah hama penggerek umbi yang biasa menyerang tanaman kentang dan umbi baik
di kebun maupun pada saat penyimpanan. Penimbangan dilakukuan untuk mengetahui
jumlah berat tiap kelas benih dan jumlah total hasil produksi serta untuk
mengetahui besarnya penyusutan atau besarnya umbi yang rusak.
5.
Penyimpanan
Penyimpanan
benih dilakukan dengan cara meletakkan masing-masing kelas umbi dalam rak
penyimpanan yang terdiri dari 3 sampai 4 lapis umbi dan rak-rak tersebut
disusun secara rapi untuk memudahkan pengontrolan. Benih kentang yang sudah
diletakkan di dalam rak penyimpanan ditutup dengan kain kasa yang kemudian
dilakukan penyemprotan insektisida. Hal ini dilakukan untuk pengendalian hama penggerek umbi selama
penyimpanan.
c. Pemeliharaan benih selama di gudang
penyimpanan
Benih yang sudah disimpan di gudang penyimpanan
tidak dibiarkan begitu saja tetapi perlu dilakukan pemeriksaan benih secara
teratur (minimal 1 minggu 3 kali) dan pergiliran rak penyimpanan (box atau
krat) selama 7 sampai 10 hari sekali untuk mengontrol benih dari serangan hama
penggerek umbi. Apabila ada gejala serangan hama penggerek umbi harus dilakukan
penyemprotan.
Pemeliharaan sanitas gudang perlu dilakukan agar
tetap bersih dari kotoran serta umbi-umbi yang busuk. Suhu, cahaya, dan
kelembaban udara harus dijaga sesuai dengan yang diperlukan untuk menunjang
pertumbuhan tunas.
d.
Pengemasan dan pengangkutan
benih
Benih
kentang yang telah lulus seleksi dan mendapatkan sertifikat benih dari Balai
Pengawasan dan Sertifikat Benih Tanaman Pangan Hortikultura (BPSBTPH) dikemas
dengan menggunakan karung jaring (waring) dengan ukuran setiap kemasan 20 kg
dan dilakukan pelabelan dengan cara dijahit serta disaksikan oleh BPSBTPH. Dalam pengangkutan benih harus
diperhatikan cara penyusunan kemasan dan alat angkut yang digunakan untuk
menghindari kerusakan benih.
Penanaman tanaman kentang yang dijadikan bibit di BBH
Tawangmangu sudah memenuhi persyaratan, misalnya lahan untuk bercocok tanam
dengan teori hampir sama, tinggi tempat dan curah hujan sudah sesuai.