-->

Ads

TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KENTANG

TEKNIS BUDIDAYA TANAMAN KENTANG


Dalam proses perbanyakan benih kentang memerlukan cara budidaya yang benar agar bisa mendapatkan benih yang bermutu tinggi. Disamping itu juga dibutuhkan cara penanganan benih kentang pada periode pra panen, panen dan pasca panen yang dapat menentukan dan menjaga mutu benih agar lebih baik.
Teknis budidaya benih kentang:
1.      Pengolahan lahan
Tanah harus dicangkul sedalam 30-40 cm setelah dicangkul tanah dibiarkan beberapa hari agar mendapatkan sinar matahari sehingga aerasi udara lancar, hama atau bakteri dapat terbunuh. Setelah pencangkulan tanah digemburkan sampai lembut karena tanaman kentang membutuhkan tanah yang gembur, untuk perkembangan akar sebagai asal terjadinya umbi. Tanah yang kurang gembur dapat menghambat proses terjadinya umbi, tanah yang baik untuk pertumbuhan kentang yaitu tanah yang gembur dan agak berpasir. 
Bedengan dan saluran air perlu dibuat karena sebagai tempat penanaman, bedengan juga dapat mencegah agar tanaman tidak tergenang air bila hujan turun, dan memudahkan untuk pemeliharaan tanaman.Tinggi bedengan kurang lebih 20 cm, dan lebarnya kurang lebih 70 cm, panjang bedengan menyesuaikan ukuran tanah, dengan lebar parit 25 cm. Parit-parit bedengan selain berfungsi sebagai jalan dalam merawat tanaman , juga sebagai saluran air oleh karena itu parit-parit bedengan ini dibuat sedemikian rupa agar air dapat mengalir lancar bila turun hujan.            
2.       Pembibitan dan Penanaman
Bibit adalah bakal terjadinya tanaman, oleh karena itu sangat menentukan sekali terhadap hasil yang dicapai. Bibit yang tidak baik hasilnya pun akan mengecewakan. Tanaman kentang ditanam melalui umbinya, yang langsung pada lahan tanpa melalui persemaian terlebih dahulu. Jauh sebelum penanaman, bibit harus dipersiapkan terlebih dahulu dengan memilih umbi-umbi kentang yang baik, besar, dan tidak banyak matanya.
Umbi-umbi calon bibit tersebut ditempatkan pada bakul-bakul lalu diletakkan pada para-para yang tempatnya kering dan hanya segar. Kemudian dibawah para-para tersebut dibuat perapian yang hanya mengeluarkan asap saja. Pembibitan ini memakan waktu kurang lebih 3 bulan lamanya.
Yang harus dikerjakan dahulu dalam penanaman ini, yaitu membuat lubang-lubang tanam dalam bedengan dengan jarak tanam kurang lebih 60-70 cm. Setiap lubang tanam diberi pupuk kandang sebanyak 0,5 kg, bibit-bibit diletakkan di atas pupuk kandang dengan kedalaman 7-12 cm, dan diusahakan agar tunas-tunasnya menghadap ke atas dan sebelah kanan dan kirinya diberi pupuk ZA dan NPK sebanyak 16 g dengan jarak 5 cm dari bibit, setelah itu lubang-lubang tanam tersebut ditutup dengan tanah.
3.      pemeliharaan
Pemeliharaan ini meliputi penyiraman, pendangiran, pemberantasan hama dan penyebab penyakit. Pemeliharaan ini sangat perlu dilakukan karena berpengaruh pada produksi hasil, pemeliharaan yang kurang sempurna hasil produktifitasnya pun kurang memuaskan.
a.       penyiraman
Tanaman kentang tidak menghendaki kekeringan, walaupun tanaman ini juga sangat peka terhadap air yang berlebihan terutama terhadap air yang menggenang. Pada tanah yang terlalu kering suhu tanah akan menjadi panas dan kelembabannyapun menjadi turun. Umbi kentang memerlukan suhu dingin dengan kelembaban yang tinggi. Pada tanah yang tidak stabil suhu dan kelembabannya tanaman kentang akan menghasilkan umbi yang kurang bagus.
Penyiraman harus diperhatikan, terutama bila tidak turun hujan.
b.      Pendangiran.
Setelah tanaman berumur 1 bulan, maka dilakukan pendangiran. Rumput-rumput yang mengganggu dibersihkan dan tanah disekitar tanaman digemburkan sambil meninggikan gundukan tanah atau bedengan agar umbi tanaman selalu terkubur, bila tidak  tertutup tanah maka umbi kentang akan berwarna hijau dan kualitasnya rendah.
c.       Pemberantasan hama dan penyebab penyakit
Hama dan penyakt tanaman harus diberantas. Bila tidak diberantas, maka tanaman dapat gagal dan merugikan usaha bercocok tanam. Pengendalian hama penyakit sebaiknya dilakukan sesuai jadwal, pengendalian terlebih dahulu dilakukan dengan pengamatan di lahan guna menentukan hama penyakit apa yang menyerang (menentukan insektisida dan fungisida apa yang akan digunakan) Hama yang mengganggu tanaman kentang biasanya ulat daun, orong-orong dan ulat tanah. Cara pengendalian hama ini dengan Diazinon 0,2%, buldox atau curacron, sedangkan untuk orong-orong pengendaliannya dengan diberi furadan 3 G, sebaiknya pemberian furadan ini dilakukan pada saat pemberian pupuk kandang (sewaktu mengolah tanah). Sedangkan penyakit yang biasa menyerang yaitu busuk daun, mozaik dan pusarium. Cara pengendalian penyakit ini dengan menggunakan Dithane M-45, Antracol dan Daconil.Untuk mozaik obat pembasmi ampuh belum ditemukan, hanya untuk menghindari semacam ini harus memilih bibit tanaman yang baik dan bebas virus serta mencabut  tanaman yang sudah terjangkit biar tidak menular ke tanaman yang lain.  
       4.   Pra panen
Pada periode pra panen terdapat tiga kegiatan yang meliputi a) penghitungan populasi, b) panen percobaan, c) pemangkasan batang.
a.       Penghitungan populasi
Dalam proses perbanyakan bibit kentang jumlah bibit yang ditanam mungkin tidak akan tumbuh baik secara keseluruhan karena pengaruh berbagai faktor baik lingkungan, cuaca, hama, penyakit. Dengan penghitungan populasi dapat diketahui populasi tanaman produktif. Penghitungan populasi dilaksanakan pada umur 50-60 hari setelah tanam.
Dalam penghitungan populasi, selain dapat diketahui populasi tanaman produktif juga dapat diperkirakan jumlah knol (umbi) yang akan dihasilkan dengan mengalikan jumlah populasi tanaman dengan jumlah umbi yang dihasilkan oleh tanaman yang biasanya menghasilkan umbi kurang lebih sekitar 7-8 umbi.
b.      Panen percobaan
Hasil produksi umbi sebanyak 80 % sampai 90 % harus dalam ukuran standar bibit. Untuk mengetahui keadaan umbi dalam tanah baik kesehatannya maupun ukurannya perlu dilakukan panen percobaan. Panen percobaan dilakukan pada umur 70-75 hari setelah tanam. Pada umur tersebut keadaan umbi sudah matang secara fisiologis bisa digunakan sebagai bibit. Panen percobaan dilakukan guna menentukan waktu pangkas batang dan untuk membuat angka ramalan produksi mengenai jumlah knol dari tiap kelas bibit, jumlah berat dari tiap kelas bibit dan jumlah total hasil produksi yang akan diperoleh baik jumlah knol atau jumlah berat.
c.       Pemangkasan batang
Pemangkasan batang harus dilakukan pada umur 70-85 hari setelah tanam kurang dari 70 hari ukuran umbi biasanya masih kecil-kecil, kalau lebih dari 85 hari ukuran umbi biasanya lebih besar dari ukuran bibit.
Varietas granola yang dibudidayakan di BBH Tawangmangu, pemangkasan batangnya dilaksanakan pada umur 85-90 hari setelah tanam. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan umur panen tanaman kentang varietas granola dan biasanya diambil umur maksimumnya.
Pemangkasan batang dilakukan dengan menggunakan sabit yang bersih dan tajam atau gunting potong. Tinggi batang yang dipangkas sekitar 5 cm dari permukaan tanah. Semua batang hasil pangkasan harus dibuang atau dikubur agar tidak menjadi sumber penyakit.
Keuntungan dari pemangkasan batang antara lain :
1.  Menghambat infeksi penyakit yang dapat terjadi dari bagian atas tanaman turun ke umbi.
2.      Menghentikan pembesaran umbi dan mempertahankan ukuran umbi sesuai dengan ukuran bibit yang diinginkan.
3.      Menghentikan proses pertumbuhan tanaman agar kulit umbi menjadi kuat dan tidak mudah terkelupas pada saat panen.
5.   Panen
Tanaman kentang varietas granola yang dibudidayakan di BBH Tawangmangu dipanen 10 hari setelah dilaksanakan pemangkasan batang atau kurang lebih pada saat tanaman berumur antara 100-115 hari setelah tanam.
Waktu paling baik untuk panen kentang adalah pada saat cuaca terang di pagi hari. Hindar waktu panen kena hujan karena bila waktu panen terkena hujan pada saat umbi masih terhampar di tanah dapat menyebabkan kerusakan umbi pada saat penyimpanan di gudang.
Panen dapat dilakukan dengan jalan menggemburkan guludan dengan cara mencangkul pinggirannya lalu mengangkatnya. Pencangkulan dilakukan pada setiap tempat untuk menghidari kerusakan umbi oleh cangkul. Selain itu, cara panen dapat dilakukan dengan menggunakan tangan dengan cara membongkar guludan atau menggalinya langsung.
Setelah penggalian dan pengumpulan umbi oleh tangan, umbi dibarkan saja merata di lahan, maksudnya agar umbi terangin-anginkan dan terkena sinar matahari langsung sehingga kulit umbi menjadi kering
Setelah umbi kering dan tanah tidak menempel lagi, segera dilakukan pewadahan umbi sekaligus melaksanakan seleksi lapangan, maksudnya sambil melakukan pewadahan juga memilih umbi yang secara visual kondisi fisiknya baik dan sehat. Sisa tanaman kentang yang berupa bekas bibit dan umbi yang rusak dikumpulkan sehingga tidak ada lagi yang tertinggal di kebun karena dikhawatirkan nantinya tumbuh volunteer atau kireura yang bisa terinfeksi penyakit dan jadi sumber penyakit pada pembibitan periode selanjutnya.
Pengangkutan umbi bibit kentang ke gudang yang sudah dipersiapkan dalam keadaan bersih dilakukan setelah pewadahan dan seleksi lapangan. Umbi bibit yang sudah sampai di gudang dihamparkan di lantai gudang untuk diangin-anginkan lagi. Lamanya pengangin-anginan ini cukup dua hari saja atau paling lama 5 sampai 7 hari. Sebelum umbi diangin-anginkan di gudang perlu dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat benih setelah panen.
6.   Pasca Panen
Kerusakan umbi kentang dapat terjadi mulai periode pra panen hingga pasca panen. Besarnya tingkat kerusakan ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain cara budidaya, iklim, hama, penyakit, umur panen, kerusakan selama panen dan perlakuan pasca panen. Penanganan pasca panen yang tidak baik menyebabkan kerusakan umbi kentang antara 2-10% dan bagian yang terbuang kurang lebih 10 %, oleh karena itu untuk mengurangi tingkat kerusakan umbi kentang setelah panen, perlu langkah-langkah penanganan pasca panen yang baik dan memadai.
Kegiatan penanganan pasca panen umbi benih kentang meliputi a) persiapan gudang, b) perlakuan benih di gudang, c) pemeliharaan benih selama di gudang penyimpanan, dan d) pengemasan dan pengangkutan benih.
a.       Persiapan gudang
Gudang yang disiapkan untuk menyimpan benih kentang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Ventilasi udara dan penyebaran cahaya yang baik
2. Kebersihan gudang dan rak penyimpanan. Bersih dari kotoran dan sisa-sisa umbi yang busuk.
3. Sebelum benih disimpan, gudang harus disterilkan khususnya untuk pengendalian penggerek umbi (Phthorimaea perculella) minimal satu minggu sebelum panen dengan cara pencucian gudang dan rak penyimpanan serta penyemprotan pestisida.
Kegiatan persiapan gudang biasanya dilakukan pada masa pra panen.
b.      Perlakuan benih di gudang
Setelah benih disimpan di gudang dan diangin-anginkan, dilakukan :
1.      Seleksi atau sortasi
Seleksi atau sortasi yaitu memisahkan umbi yang sehat, busuk (penyakit) dan kerusakan fisik (hama dan mekanis). Seleksi harus dilaksanakan di tempat seleksi atau gudang penyimpanan dengan keadaan ruangan yang cukup terang supaya umbi kentang yang akan diseleksi mudah untuk dilihat kerusakannya.
2.      Grading
Menentukan umbi untuk benih, tergantung dari diri sendiri. Menurut petani, umbi yang baik untuk benih adalah yang sehat, bermutu super, mempunyai 3 sampai 5 mata tunas dan bobotnya 80-100 g.
Pengkelasan benih kentang berdasarkan berat umbi (g) adalah sebagai berikut :
-      Ukuran SS   : Lebih kecil dari 10 g
-      Ukuran S     : 11-30 g
-      Ukuran M    : 31-60 g
-      Ukuran L     : 61-120 g
-      Ukuran LL  : lebih besar dari 121 g
3.      Pencelupan benih
Sebelum dilakukan pencelupan umbi dengan insektisida, sebaiknya dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan air bersih untuk membersihkan tanah yang menempel pada umbi karena tanah tersebut mempunyai kemungkinan tercampur dengan nematoda atau telur-telur nematoda, sehingga dengan pencucian tersebut umbi menjadi bersih dan insektisida yang diberikan pada waktu pencelupan lebih efektif. Pencelupan dengan menggunakan insektisida bertujuan untuk pengendalian hama penggerek umbi (Phthorimaea operculella Zeller).
Yang perlu diperhatikan dalam pencelupan antara lain :
-      Air yang digunakan harus bersih
-      Cuaca dalam keadaan kering
-      Lama pencelupan kira-kira 10 detik
-      Suhu terbaik 10-20 oC
-      Benih yang telah dicelup dibiarkan, dijemur 1 sampai 2 jam dibawah sinar matahari, selanjutnya disimpan dan dikeringanginkan di dalam gudang.
4.      Penaburan insektisida dan penimbangan
Penaburan insektisida dan penimbangan dilakukan setelah pencelupan benih dan benih sudah kering. Setelah benih kering dilakukan penimbangan dan ditaburi insektisida. Penaburan insektisida dilakukan untuk mencegah hama penggerek umbi yang biasa menyerang tanaman kentang dan umbi baik di kebun maupun pada saat penyimpanan. Penimbangan dilakukuan untuk mengetahui jumlah berat tiap kelas benih dan jumlah total hasil produksi serta untuk mengetahui besarnya penyusutan atau besarnya umbi yang rusak.
5.      Penyimpanan
Penyimpanan benih dilakukan dengan cara meletakkan masing-masing kelas umbi dalam rak penyimpanan yang terdiri dari 3 sampai 4 lapis umbi dan rak-rak tersebut disusun secara rapi untuk memudahkan pengontrolan. Benih kentang yang sudah diletakkan di dalam rak penyimpanan ditutup dengan kain kasa yang kemudian dilakukan penyemprotan insektisida. Hal ini dilakukan untuk pengendalian hama penggerek umbi selama penyimpanan.
c.       Pemeliharaan benih selama di gudang penyimpanan
Benih yang sudah disimpan di gudang penyimpanan tidak dibiarkan begitu saja tetapi perlu dilakukan pemeriksaan benih secara teratur (minimal 1 minggu 3 kali) dan pergiliran rak penyimpanan (box atau krat) selama 7 sampai 10 hari sekali untuk mengontrol benih dari serangan hama penggerek umbi. Apabila ada gejala serangan hama penggerek umbi harus dilakukan penyemprotan.
Pemeliharaan sanitas gudang perlu dilakukan agar tetap bersih dari kotoran serta umbi-umbi yang busuk. Suhu, cahaya, dan kelembaban udara harus dijaga sesuai dengan yang diperlukan untuk menunjang pertumbuhan tunas.
d.      Pengemasan dan pengangkutan benih
Benih kentang yang telah lulus seleksi dan mendapatkan sertifikat benih dari Balai Pengawasan dan Sertifikat Benih Tanaman Pangan Hortikultura (BPSBTPH) dikemas dengan menggunakan karung jaring (waring) dengan ukuran setiap kemasan 20 kg dan dilakukan pelabelan dengan cara dijahit serta disaksikan oleh BPSBTPH. Dalam pengangkutan benih harus diperhatikan cara penyusunan kemasan dan alat angkut yang digunakan untuk menghindari kerusakan benih.
Penanaman tanaman kentang yang dijadikan bibit di BBH Tawangmangu sudah memenuhi persyaratan, misalnya lahan untuk bercocok tanam dengan teori hampir sama, tinggi tempat dan curah hujan sudah sesuai.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel