BUDIDAYA TANAMAN Lada Panjat
11:04 AM
Edit
BUDIDAYA TANAMAN Lada Panjat
LATAR BELAKANG
Lada terutama bijinya, sudah
dikenal sejak jaman dahulu kala. Theoprastus dari Yunani (372 – 387 SM) sudah
mengenal dua jenis Lada yaitu Piper nigrum (Lada Hitam) dan Piper longum. Tahun
600 – 1500 para pedagang Arab mengangkut biji Lada dari pantai Malabar di
India. Hubungan perdagang lada antara Jawa dan Cina tercatat mulai tahun 1500,
dan bangsa-bangsa Eropah antara lain Inggris, Spanyol, Portugis dan Belanda
menjajah bangsa-bangsa di Asia termasuk Indonesia antara lain disebabkan oleh
komoditi rempah dan obat termasuk Lada.
Di Indonesia pada masa
penjajahan Belanda tanaman Lada pernah menjadi komoditas ekspor utama, tercatat
antara tahun 1930 – 1938 rata-rata ekspor Indonesia meliputi 50.000 ton per
tahun. Pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 1980 s.d saat ini rata-rata
ekspor pertahun hanya sekitar 30.000 ton.
Penghasil Lada di Indonesia
antara lain Lampung, Bangka dan Kalimantan
Barat. Untuk Jawa Barat sendiri, tanaman lada mulai diminati petani dan untuk mempercepat
masa panen/produktif, saat ini sudah mulai sudah mulai diupayakan baik oleh
BALITRO Bogor maupun penangkar bibit suatu jenis lada perdu yang berasal dari
Lada Panjat dengan perlakuan khusus pada waktu pembibitan.
1.
Jenis
Tanaman
·
10
-12 genera (marga)
·
1.400
species (jenis) antara lain :
- Piper betle L (sirih/seureuh
Sunda)
- Piper cubeba (kemukus).
-
Piper
retrofractum (cabe Jawa).
·
Varietas
antara lain :
- Varietas Jambi dan Lampung
- Varietas Bulok Belantung
- Varietas Muntok atau Bangka
2.
Syarat
Tumbuh
·
Elevasi :
Ketinggian berkisar dari 10 – 500 m dpl (dataran rendah).
·
Iklim : A, B dan C
·
Curah
hujan : di atas 2.000 mm per tahun.
·
Suhu : 25º - 26,5º C.
·
Ketinggian
air tanah : relatif dalam (air tanah 0,5 M di bawah tanah
terutama pada tanah gambut tidak ditolerir oleh tanaman Lada).
·
Jenis
Tanah :
-
Laterit
merah, Latosol coklat muda sampai coklat tua.
-
Tanah
lempung yang mengandung pasir 20 - 45 % (clay loam).
-
Tanah
lempung merah mengandung pasir < 52 % (red loam).
-
Lempung
berpasir 52 % atau lebih.
·
Topographi :
Landai, bergelombang dan berbukit. (catatan untuk tanah datar perlu
drainase untuk menghindarkan genangan/pembusukan akar oleh genangan air
terutama bagi tanaman muda).
3. Perbanyakan Tanaman
Perbanyakan tanaman lada secara
Vegetatif yaitu dengan menggunakan stek cabang.
·
Bahan
bibit : berasal dari pohon induk yang
telah berumur 2 tahun dan telah mengalami pangkasan pertama (pada umur 8 -10
bulan) atau dari pemangkasan kedua (pada umur 18 -20 bulan).
·
Tinggi
bibit : 5 – 7 ruas.
·
Jenis
setek daun :
- setek batang atau setek cabang
outotrop.
- Buku pada setek daun berakar.
·
Warna
daun : hijau.
·
Habitus : Bebas dari gejala serangan hama penyakit.
·
Polybag :
- Warna : Hitam/putih
- Ukuran : 30 cm x 20 cm x 0,08 mm.
4. Teknik Budidaya
a. Penyiapan lahan
·
Lahan
dibersihkan dari rumput dan semak belukar.
·
Dilakukan
pengajiran dengan jarak 2,5 M dalam barisan dan 4 M antar barisan (untuk lahan
yang landai pengajiran mengikuti garis contour).
·
Untuk
lahan yang sangat landai/derajat kemiringan yang tinggi diperlukan penyengkedan
dengan mengikuti garis countour.
·
Derajat
kemiringan tanah untuk kebun lada yang optimal adlah 15 %.
·
Setelah
pembersihan lahan dan pengajiran, lalu dibuat lubang tanam dengan ukuran 40 x
40 x 40 cm.
·
Setiap
lubang sebaiknya diisi dengan pupuk kandang lalu dicampur dengan tanah lapisan
atas sampai terbentuk guludan setinggi ± 20 cm.
·
Guludan
dibiarkan 2 -4 minggu sampai guludan mantap. Guludan yang susut karena terbawa
air harus diperbaiki dan areal di sekitar kebun dilengkapi dengan saluran air.
Catatan :
- Untuk tanaman lada panjat, di
salah satu sisi lubang, ditanam tanaman panjatan untuk tempat merambatnya
tanaman Lada yaitu antara lain Kapok, Dadap, Lamtoro dan Kalikiria atau Cebreng (Glyrisidia maculate) atau bisa dengan
panjatan mati berupa tiang kayu (kayu ulin) atau tiang beton. Panjatan hidup
bisa ditanam beberapa bulan sebelum penanaman Lada atau tiang untuk panjatan
dari tanaman Lada Panjat.
- Untuk Lada Perdu tidak
diperlukan tiang panjat.
c. Pemeliharaan Tanaman Lada :
·
Menjaga
Kodisi Lahan
- Membersihkan gulma
- Menjaga kelancaran pembuangan air (saluran
atau drainase)
- Untuk tanah yang miring diupayakan membuat
sengkedan.B
- Penutupan tanah disekitar tanaman dengan
mulsa.
·
Mengatur
Pertumbuhan
- Tunas baru yang mulai tumbuh ( ±
1 bulan st ) diikat pad tiang panjat.
- Pengikatan sulur muda harus
hati-hati, dan pengikatan ini berlangsung hingga batang mencapai tinggi 1,5 M.
- Diusahakan agar ada 4 (batang)
ortotrop yang tumbuh, dua batang tumbuh menjurus keatas dan dua batang lagi ke
samping.
·
Pembentukan
Tanaman
- Batang pokok dibiarkan tumbuh
hingga 0,75 – 1,0 M.
- Potong ujungnya (ditop) untuk
pembentukan cabang primer (3 – 4 batang)
- Cabang primer dibiarkan tumbuh
hingga ± 0,5 M untuk kemudian dipangkas dan akan membentuk cabang dasar
sekunder yang menghasilkan ranting-ranting yang bisa berbunga.
- Setelah tanaman lada berumur ± 8
bulan dan mencapai tinggi ± 1 – 1,5 M digali lubang yang melingkari pohon
panjatan.
- Jarak lubang dari pohon panjatan
20 – 25 cm.
- Ukuran lubang lebar 0.50 M,
dalam 30 – 40 cm dan diisi dengan pupuk kandang secukupnya.
- Batang dilepaskan dari panjatan.
- Daun dan ranting dari batang
dibuang.
- Masukkan batang dalan lubang
secara mendatar melingkari pohon pemanjat, dengan kedalaman tidak lebih dari 20
cm.
- Setelah tanaman berumur 16 bulan
atau 8 bulan setelah dimasukkan ke lubang, tiang panjat sudah tertutup 2/3
bagian. Dilaksanakan pemangkasan kembali ( heading back ) hingga tanaman lada
tersisa setinggi ± 30 cm diatas tanah.
- Dihasilkan batang-batang
ortotrop baru, pilih 12 batang yang paling kuat / baik pertumbuhannya dan ikat
pada pohon panjatan.
- Semua bunga pertama yang muncul
pada masa ini harus dibuang.
·
Pemupukan
- Pupuk Organis/Kandang : 5 – 10
kg per lobang tanam.
- Tahun I (tanaman berumur 8 – 12
bulan) : 100 gr NPK 2 : 1 : 1/ pohon atau 50 gr urea, 25 gr DS dan 25 gr
Potash.
- Tahun ke II 200 gr/pohon dari
pupuk NPK dilakukan setiap 4 bulan sekali.
- Tahun ke III 400 gr/pohon
diberikan 6 bulan sekali.
- Tahun-tahun selanjutnya 600 gr/
pohon menjelang pembentukan bunga dan 600 gr/ pohon setelah selesai panen.
·
Pengendalian
Hama dan Penyakit
- Nematoda (cacing) terutama
Rotylencuhus similes yang menyerang akar lada dengan gejala primer daun lada
menguning. Pengendalian secara preventif dengan Temik 10 G dan Nemagon.
- Kumbang Lophobaris piperis menyerang
pucuk daun muda, cabang dan ranting, mulai buah dan buah yang muda. Ranting
muda akan mati yang akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan tanaman maupun
kemunduran produksi. Pengendalian secara preventif dengan Thiodan dengan dosis
1,5 – 2 cc/liter air atau Lanate 5 gr/ 10 liter air.
- Diplogophus Hewitti Dist yait5u
sejenis wereng yang dapat merusak produksi lada. Pengendalian seperti pada
pengendalian hama
wereng tanaman padi.
- Penyakit busuk pangkal batang
akibat cendawan Phytophtora Palmivora yang akan mematikan tanaman. Pengendalian
secara prevenrif dengan fungsida Dithane M. 45 dengan dosis 0,18 – 0,24 % atau
180 – 240 gram per 100 liter air, Maneb dan Brestan.
5. Panen
·
Umur
24 bulan setelah tanam, tanaman lada akan menghasilkan bunga pertama. Bunga
pertama ini harus dirampes.
·
Umur
36 bulan setelah tanam akan dihasilkan bunga tahap kedua dan dipelihara untuk
menjadi buah dan dipanen.