Budidaya Tanaman Hias Gerbera / Hebras
12:54 AM
Edit
1.1. Sejarah Singkat
Gerbera merupakan tanaman bunga hias berupa
herba tidak berbatang. Masyarakat Indonesia menyebut gerbera sebagai gebras
atau hebras. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman hias pendatang dari luar
negri (introduksi) dan diduga berasal dari Afrika Selatan, Afrika Utara dan
Rusia. Penemu tanaman gerbera adalah Traug Gerber, seorang naturalis
berkebangsaan Jerman yang melakukan ekspedisi ke Afrika Selatan. Selanjutnya
diketemukan gerbera hibrida oleh Jamenson. Berawal dari kedua penemu tersebut,
tanaman gerbera dikukuhkan dengan nama Gerbera jamessonii Bolus. Tanaman hias
ini masuk ke Indonesia sekitar abad XIX bersamaan dengan lintas perdagangan
komoditi pertanian.
1.2. Sentra Penanaman
Sentra penanaman bunga potong tanaman gerbera
di Indonesia yaitu di daerah Kaban Jahe, Barus Jahe, dan Simpang Empat (Sumatra
Utara, Brastagi), Cipanas, Lembang dan Sukabumi (Jabar), Bandungan (Jateng),
Batu dan Pujon (Malang Jatim). Sentra produksi tanaman gerbera di dunia adalah
negara Belanda dan Thailand.
1.3. Jenis Tanaman
Klasifikasi botani tanaman hias gerbera adalah
sebagai berikut:
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Famili : Compositae/Asteraceae
Genus : Gerbera
Spesies : Gerbera jamensonii
Dari keragaman bentuk bunga, terutama struktur
helai mahkota bunganya dikenal empat jenis gerbera yang telah dibudidayakan di Indonesia
yaitu:
a. Gerbara berbunga selapis: helai
mahkota bunga tersusun selapis dan umumnya berwarna merah, kuning dan merah
jambu.
b. Gerbera berbunga dua: helai mahkota
tersusun bervariasi lebih dari satu. Lapis helai mahkota bagian luar nampak
sekali perbedaan susunannya. Contoh berbunga lapis dua yaitu Gerbera jamensonii
Fantasi Double Purple yang berwarna merah.
c. Gerbera berbunga tiga lapis: contoh dari
bunga jenis ini adalah Gerbera jamensonii Fantasi Triple Red yang berbunga
dominan merah, kemudian bervariasi kuning atau hijau kekuningan.
d. Jenis gerbera yang dihasilkan oleh Holand
Asia Flori Net di Belanda, dengan ukuran yang lebih besar dari ke tiga jenis di
atas. Varitas yang ditanam adalah Gerbara yustika (pink merah), Orange Jaffa
(oranye cerah), Ventury (oranye tua).
1.4. Manfaat Tanaman
Selain sebagai bunga potong yang dapat tahan
sampai 3 minggu, Tanaman hias gerbera merupakan salah satu penghasil minyak
atsiri untuk bahan baku industri minyak wangi, sabun dan kosmetik.
II. SYARAT PERTUMBUHAN
Baca Juga
- EFIKASI HERBISIDA PENDIMETHALIN UNTUK MENGENDALIKAN GULMA PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH (Allium ascalonicum)
- KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH DI PESISIR PANTAI SAMAS DESA SRIGADING KECAMATAN SANDEN KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA
- VALIDASI POTENSI KAWASAN PESISIR, LUAS TAMBAK DAN LAHAN POTENSIAL UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA TAMBAK DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG, PROVINSI SULAWESI TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
2.1.
Iklim
a. Curah hujan yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 1.900-2.800 mm/tahun.
b. Daerah yang paling baik adalah daerah yang
beriklim sejuk dengan suhu udara minimum 13,7-18 derajat C dan maksimum 19,5-30
derajat C. Suhu udara ideal di awal pertumbuhan 22 derajat C. Jika melebihi 35
derajat C, perkecambahan benih akan terganggu.
2.2. Media Tanam
a) Tanah yang baik untuk tanaman hias gerbera
yaitu tanah lempung yang berpasir, subur dan banyak mengandung bahan organik
atau humus.
b) Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang
cocok untuk budidaya hebras berkisar 5,5-6,0.
2.3. Ketinggian Tempat
Di Indonesia di tanam mulai dataran rendah
sampai dataran tinggi dengan ketinggian tempat antara 560-1.400 m dpl.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Persyaratan Benih
Tanaman diperbanyak dengan cara generatif dan
vegetatif. Benih diseleksi dari biji yang memiliki daya kecambah atau daya
tumbuh yang tinggi dan berpenampilan bernas. Jika bibit dibeli dari toko,
perhatikan tanggal kadaluarsanya.
Perbanyakan vegetatif menggunakan cara kultur
jaringan/anakan. Bahan kultur jaringan menggunakan mata tunas lateral dari
pohon atau batang tanaman gerbera yang sehat dan dari jenis yang unggul.
Bibit anakan didapatkan dari rumpun tanaman
gerbera yang anakannya banyak, induknya produktif berbunga, tumbuhnya normal,
sehat dan berasal dari tanaman jenis unggul. Keperluan bibit anakan untuk
ditanam di lahan terbuka 1 ha sekitar 80.000-90.000 bila jarak tanam 25 x 40
cm.
3.1.2. Penyiapan Benih
Benih yang berasal dari biji disemaikan dahulu
sebelum dipindahtanamkan ke lapangan. Penyemaian dapat dilakukan pada bak-bak
penyemaian atau pot-pot kecil maupun pot yang berdiameter cukup besar.
Sebaiknya media semai diberi sungkup plastik agar kelembaban dan suhu udara
tetap stabil serta terlindung dari matahari langsung.
Bibit yang didapat dari kultur jaringan yaitu
mata tunas yang diambil dari jenis unggul segera dimasukan ke dalam wadah yang
mengandung bahan sterilisasi yaitu Clorax 30%. Lakukan sterilisasi selama 20
menit. Seusai sterilisasi dengan Clorax segera disterilisasi ulang dengan HgCL2
20% selama 5 menit, kemudian bilas dengan air aquades steril 5 X.
Bibit yang dari anakan dipisahkan dari rumpun
gerbera yang sudah dibersihkan dari tanah, sebagian akar tangkai dan daun tua
dibuang. Tiap bagian minimal satu anakan.
3.1.3. Teknik Penyemaian Benih
a. Penyemaian di bak persemaian
Pilihlah lokasi tempat semai yang mendapat
sinar matahari pagi atau di dalam suatu ruangan yang mendapat cahaya buatan 40
watt/m2. Siapkan media semai berupa campuran tanah yang subur halus, pasir dan
pupuk kandang yang telah matang dengan perbandingan 1:1:1. Beri sungkup plastik
putih tipis agar kelembaban mencapai 98%. Sebelum dimasukkan media semai
masukkan selapis pecahan batu bata atau genting kira-kira 1/3 bak pesemaian.
Lalu isikan media semai 90%.
Semaikan benih gerbera secara merata. Setelah
5-7 hari, sungkup dibuka selama 1 jam pada pagi hari. Dari 7-10 hari setelah
semai sungkup dibuka selama 3 jam/hari, kemudain bagian atas sungkup dibuka
sampai 20 cm dari puncak untuk mendapatkan kelembaban 90 %. Pada
saat umur bibit mencapai 21 hari, di sore hari sungkup diangkat.
b. Penyemaian secara kultur jaringan
Siapkan media dasar yaitu medium Murashige
Skoog ditambah gula 30 gram/liter, Vitamin B dan zat pengatur tumbuh kinetin 5
mg ditambah IAA 0,5 mg/liter. PH sebelum dipanaskan diatur sekitar pH 5,7
dengan penambahan NaOH atau HCl 0,1 N. Medium dibuat padat dengan Difco Bacto
Agar (DBA) sebanyak 7,5 gram/liter. Tanamkan mata tunas lateral, pada umur
45 hari mata tunas majemuk mulai terbentuk. Bibit hasil
kultur jaringan dipindahkan ke persemaian steril dan dipelihara sampai cukup
besar. Selanjutnya bibit dipindahtanamkan ke persemaian biasa dengan komposisi
media yang sama dengan persemaian benih.
c. Penyemaian dengan anakan
Tanaman atau bibit anakan yang sudah
dibersihkan dari tanah, akar-akar juga daun tua ditanamkan di lahan pembibitan
dengan jarak 5 X 10 Cm.
3.1.4. Pemeliharaan Pembibitan/Pesemaian
Siram setiap hari 1 atau 2 kali
tergantung cuaca. Pemupukan dilakukan 3 minggu setelah semai. Larutan
pupuk terdiri dari 5-10 gram NPK dalam larutan air 10 liter, sedangkan pupuk
daun konsentrasinya disesuaikan dengan anjuran. Penjarangan setelah umur 5-6 minggu.
3.1.5. Pemindahan Bibit
Bibit yang berasal biji siap dipindahtanamkan
setelah tanaman berdaun 3-5 helai. Bibit yang berasal dari kultur jaringan siap
tanam apabila ukurannya cukup besar, sedangkan bibit yang dari anakan siap
dipindahtanamkan setelah bibit cukup kuat .
3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1 Persiapan
Tentukan lahan yang strategis dan serasi,
bersihkan dari gulma, kemudian olah tanah cukup dalam 30 cm hingga struktur
tanah gembur. Biarkan tanah selama 10-15 hari.
3.2.2. Pembukaan Lahan
Tanah diolah dengan teknik yang sama
dengan persiapan di atas. Pasang tiang setinggi 100-150 cm di sisi timur dan
80-100 cm di sisi barat. Naungi dengan plastik bening.
3.2.3. Pembentukan Bedengan
Bentuk bedengan selebar 60-80 cm, tinggi
30 cm dan jarak antara bedengan 40-60 cm. Buat parit keliling untuk saluran
pembuangan kelebihan air dan sekaligus sebagai saluran irigasi waktu mengairi
tanaman.
Naungan juga dapat dibuat sekaligus untuk 2
bedengan dengan tinggi sisi timur dan barat yang sama dengan naungan 1
bedengan. Di antara bedengan dipasang tiang setinggi 150-200 m sehingga atap
berbentuk segi tiga.
3.2.4. Pengapuran
Pada tanah yang kemasaman tanahnya rendah (di
bawah 5) perlu ditambahkan kapur pertanian seperti dolomit, kalsit, atau
Zeagro. Dosis kapur pertanian berkisar 1-4 ton/ha tergantung pH dan jenis
tanahnya.
3.2.5 Pemupukan
Pada saat pembuatan bedengan tambahkan pupuk
kandang sebanyak 20-30 ton/ha yang disebar merata, kemudian dicampur dengan
tanah sambil dibalikkan. Pemberian pupuk kandang dapat pula
dengan cara per lubang tanam rata-rata 200 gram per lubang atau 2-3 kg/m2 luas
lahan.
Media pertumbuhan adalah campuran tanah subur,
pasir dan pupuk kandang atau sekam padi (1:1:1). Siapkan polybag berdiameter
15, 20, 25 dan 30 cm untuk menanam bibit sesuai dengan ukuran dan umurnya. Isi
dasar polybag dengan selapis pecahan bata merah/sekam, lalu diisi dengan media
sampai 90%. Pupuk dasar berupa NPK yang diberikan sebanyak 2-4 gram/tanaman
pada saat tanam.
3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Penentuan Pola Tanam
Lubang tanam selebar dan sedalam daun
cangkul pada jarak tanam 20-25 Cm dalam barisan dan 35-40 cm antar barisan.
Waktu yang terbaik di pagi hari antara jam 06.00-09.00 atau sore antara
15.00-17.00.
3.3.2. Cara Penanaman
Basahi lubang tanam sampai lembab, tanamkan
bibit secara tegak ditengah-tengah lubang tanam, sambil memadatkan tanah di
sekitar pangkal tanaman. Siramlah bedengan sampai cukup basah.
3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penjarangan dan Penyulaman
Jika ada tanaman yang mati/rusak seawal
mungkin segera disulam atau diganti dengan tanaman yang baik pada lubang yang
sama. Periode penyulaman sebaiknya tidak melebihi umur 30 hari setelah tanam.
Waktu penyulaman yang baik pagi/sore hari .
3.4.2. Penyiangan, ditujukan untuk
membersihkan sekitar tanaman dari gulma dan sambil menggemburkan tanah.
Penyiangan dilakukan pada 7-10 hari setelah tanam dan 30-35 hari setelah tanam.
3.4.3. Perempalan, perempalan dilakukan untuk
membuang tunas/cabang yang sudah tua, mengering maupun yang terserang penyakit.
3.4.4. Pemupukan , Dilakukan secara rutin sebulan sekali. Jenis
pupuk yang dianjurkan NPK serta unsur mikro lainnya. Jumlah pupuk NPK
diberikan 2-4 gram/tanaman dengan periode 1 kali dalam sebulan, sehingga untuk
setiap hektarnya antara 200-400 kg. Cara pemberiannya dengan cara dibenamkan
dalam larikan atau lubang diantara tanaman. Pupuk NPK dapat diberikan dalam
bentuk larutan dengan konsentrasi 10 gram/10 liter air dan diberikan sebanyak
200-250 cc/tanaman dengan periode pemberian 10 hari sekali. Pupuk daun dapat diberikan
sesuai anjuran.
3.4.5. Pengairan dan Penyiraman, Pada fase awal pertumbuhan tanaman gerbera
penyiraman dilakukan 1-2 kali. Pemberian air selanjutnya berangsur-angsur
berkurang.
3.5.
Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
a) Ulat daun dan belalang, pengendalian:
dapat disemprot dengan insektisida seperti Decis 2,5 EC atau Agrimec 18 EC pada
konsentrasi yang dianjurkan.
3.5.2. Penyakit
a. Bercak daun, penyebab: jamur Cercospora gerberae Chuup et
Viegas). Gejala: timbul bercak-bercak berwarna coklat, terbentuk
bulat/tidak beraturan. Pengendalian: memotong/memangkas bagian-bagian yang
terkena penyakit, memelihara sanitasi kebun dan penyemprotan dengan fungisida
seperti Dithane M-45, Antracol 70 WP dan Daconil 75 WP.
b. Kapang kelabu/grey Mould
Penyebab: jamur Botrytis cinere Pers ex Fr.).
Gejala: timbul busuk bunga, hingga kusut dan diliputi kapang yang berwarna
kelabu. Pengendalian: sama dengan penyakit bercak daun.
c. Penyakit tepung, penyebab: jamur Erysiphe
cichoracearum DC). Gejala: daun gerbera diliputi oleh lapisan tepung,
daun mengering dan gugur. Pengendalian: sama dengan penyakit bercak daun.
3.6. Panen
3.6.1. Ciri dan Umur Panen, bunga gerbera yang
siap dipanen adalah kuntum bunganya telah mekar penuh atau ketika bunga
setengah sampai ¾ mekar. Pemanenan sekitar umur 6-8 bulan setelah tanam bibit
asal dari biji, atau 3-5 bulan bila bibitnya berasal dari anakan.
3.6.2. Perkiraan Produksi, pada pertanaman
gerbera yang baik dan jenisnya unggul, tiap rumpun gerbera dapat menghasilkan
5-15 kuntum atau sekitar 140 kuntum bunga per meter luas lahan per tahun.
3.7.
Pascapanen
3.7.1. Pengumpulan, setelah bunga gerbera
dipanen, dimasukkan ke dalam ember berisi air. Kemudian disimpan di tempat yang
teduh untuk melakukan sortasi.
3.7.2. Penyortiran dan Penggolongan
Sortasi dilakukan pada tangkai bunga yang
ukurannya abnormal dipisahkan secara sendiri. Ikat tangkai
bunga dengan karet/tali lentur. Tiap ikatan 10-15 tangkai bunga atau menurut
permintaan pasar maupun mempertimbangkan segi praktisnya dalam pengangkutan
serta penyimpanan.