MODEL SPASIAL DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PENENTUAN LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN BUDIDAYA TIRAM MUTIARA DI PROVINSI PAPUA BARAT
10:50 AM
Edit
MODEL SPASIAL DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PENENTUAN LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN BUDIDAYA TIRAM MUTIARA DI PROVINSI PAPUA BARAT
I Nyoman Radiarta
Pusat Riset Perikanan Budidaya
Jl. Ragunan 20, Pasar Minggu Jakarta Indonesia 12540. Telp. 021-7805052, 78834847
Email: radiarta@yahoo.com
Pemilihan lokasi adalah tahapan awal yang sangat penting bagi kegiatan budidaya laut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis tingkat kelayakan perairan untuk pengembangan budidaya tiram mutiara dengan sistem long-line di Provinsi Papua Barat dengan menggunakan data penginderaan jauh (inderaja) dan sistem informasi geografis (SIG). Empat parameter biofisik yang mempengaruhi budidaya tiram mutiara digunakan dalam penelitian ini meliputi: konsentrasi klorofil, kandungan sedimen, suhu perairan, dan kedalaman perairan. Data yang digunakan umumnya diekstrak dari data inderaja (satelit MODIS). Tingkat kelayakan perairan dianalisis dengan menggunakan multi-criteria evaluation dan SIG. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari total luasan potensi perairan sekitar 35,711 km2 (kedalaman kurang dari 50 m) terdapat sekitar 23% yang diklasifikasikan sangat layak bagi pengembangan budidaya tiram mutiara.
Kata kunci: SIG, penginderaan jauh, budidaya tiram mutiara, Papua Barat
I Nyoman Radiarta
Pusat Riset Perikanan Budidaya
Jl. Ragunan 20, Pasar Minggu Jakarta Indonesia 12540. Telp. 021-7805052, 78834847
Email: radiarta@yahoo.com
Pemilihan lokasi adalah tahapan awal yang sangat penting bagi kegiatan budidaya laut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis tingkat kelayakan perairan untuk pengembangan budidaya tiram mutiara dengan sistem long-line di Provinsi Papua Barat dengan menggunakan data penginderaan jauh (inderaja) dan sistem informasi geografis (SIG). Empat parameter biofisik yang mempengaruhi budidaya tiram mutiara digunakan dalam penelitian ini meliputi: konsentrasi klorofil, kandungan sedimen, suhu perairan, dan kedalaman perairan. Data yang digunakan umumnya diekstrak dari data inderaja (satelit MODIS). Tingkat kelayakan perairan dianalisis dengan menggunakan multi-criteria evaluation dan SIG. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari total luasan potensi perairan sekitar 35,711 km2 (kedalaman kurang dari 50 m) terdapat sekitar 23% yang diklasifikasikan sangat layak bagi pengembangan budidaya tiram mutiara.
Kata kunci: SIG, penginderaan jauh, budidaya tiram mutiara, Papua Barat