-->

Ads

BUDIDAYA TERPADU UDANG WINDU (PENAEUS MONODON), VANAME (LITOPENAEUS VANNAMEI), IKAN BANDENG (CHANOS CHANOS) DAN RUMPUT LAUT (GRACILARIA VERRUCOSA) DI TAMBAK

BUDIDAYA TERPADU UDANG WINDU (PENAEUS MONODON), VANAME  (LITOPENAEUS VANNAMEI), IKAN BANDENG (CHANOS CHANOS) DAN RUMPUT LAUT (GRACILARIA VERRUCOSA) DI TAMBAK


Hidayat Suryanto Suwoyo dan Brata Pantjara
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau
Jl. Makmur Dg. Sitakka. No. 129, Maros, Sulawesi Selatan
Email : yayhat_95@yahoo.com

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan produksi yang optimal dari polikultur  udang windu, udang vaname, bandeng dan rumput laut di tambak.  Penelitian dilakukan di Instalasi Tambak Percobaan (ITP),  Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, Maros.   Tambak yang digunakan berukuran 0,5 ha sebanyak 6 petak.  Sebagai perlakuan adalah budidaya terpadu udang windu, udang vaname, ikan bandeng dan rumput laut yaitu :  A (udang windu 10.000 ekor/ha +  bandeng 1200 ekor/ha + rumput laut 2000 kg/ha),  B (udang vaname 10.000 ekor/ha + bandeng 1200 ekor/ha + rumput laut 2000 kg/ha) dan C (udang windu 5.000 ekor/ha + udang vaname 5.000 ekor/ha bandeng 1200 ekor/ha + rumput laut 2000 kg/ha).  Masing masing perlakuan dengan 2 ulangan dan waktu pemeliharan berlangsung selama ± 3 bulan. Udang windu dan udang vaname yang ditebar berupa tokolan 3-4 minggu dengan berat-rata-rata masing-masing 0,104 dan 0,129 g/ekor.  Sedangkan bandeng yang ditebar berupa gelondongan  berukuran 120 – 150 g/ekor.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi udang windu, ikan bandeng dan rumput laut pada perlakuan A masing masing  52,2 kg/ha; 583,18  kg /ha, dan 565 kg/ha.  Produksi udang vaname, ikan bandeng dan rumput laut pada perlakuan B masing-masing : 6,4 kg/ha, 476,10 kg /ha, dan 502 kg/ha.   Produksi udang windu, udang vaname, ikan bandeng dan rumput laut pada perlakuan C masing masing 11,8 kg/ha, 49,8 kg/ha, 366,82 kg /ha, dan 753 kg/ha.  Sintasan udang windu dan bandeng pada perlakuan A masing masing 23,24% dan 94,17%, sedangkan perlakuan B, sintasan udang vaname dan bandeng masing masing 7,78 % dan 95,42 %. Sedangkan sintasan udang windu, vaname dan bandeng pada perlakuan C masing-masing 26,4%, 56,64% dan 58,83%. Sintasan dan produksi udang yang rendah disebabkan terserang penyakit WSSV, namun hasil dari budidaya terpadu (polikultur) dengan bandeng dan rumput laut masih dapat diharapkan untuk membantu kelangsungan usaha pertambakan.

Kata Kunci : polikultur, sintasan, bintik putih

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel