-->

Ads

KLASIFIKASI KESEUAIAN LAHAN MANGROVE UNTUK SILVOFISHERY DI KAWASAN REHABILITASI MANGROVE PANTAI UTARA KABUPATEN BREBES DAN PEMALANG

KLASIFIKASI KESEUAIAN LAHAN MANGROVE UNTUK SILVOFISHERY DI KAWASAN REHABILITASI MANGROVE PANTAI UTARA KABUPATEN BREBES DAN PEMALANG


Erny Poedjirahajoe
Fakultas Kehutanan UGM. Email: er_pjr@yahoo.com

Keberhasilan rehabilitasi mangrove di Pantai Utara Kabupaten Pemalang telah mengembalikan fungsi ekosistem semula. Mangrove yang telah terbentuk, kemudian dimanfaatkan untuk pengembangan silvofishery, yaitu dengan cara membuat tambak berbentuk komplangan atau empang parit (Poedjirahajoe, 1997). Penelitian terdahulu (Poedjirahajoe, 2005) menyimpulkan bahwa silvofishery pola empang parit tahun tanam 2001 mempunyai hasil yang optimal bagi perikanan tambak, khususnya kepiting bakau. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian diatas, yaitu mengklasifikasi lahan mangrove untuk silvofishery di wilayah Pantai Utara Desa Kaliwlingi Kabupaten Brebes dan Desa Pesantren Kabupaten Pemalang. Penelitian dilakukan dengan cara membandingkan kriteria kesesuaian lahan yang sudah dibuat di Desa Mojo Kabupaten Pemalang dengan menggunakan komoditas kepiting.. Output dari penelitian ini berupa klasifikasi lahan untuk silvofishery yang selanjutnya dipetakan guna mempermudah gambaran lokasi di lapangan. Penelitian dilakukan dengan cara menentukan kembali beberapa areal mangrove silvofishery yang termasuk dalam kategori S1, S2, S3 dan NS. Penentuan tersebut dilakukan dengan cara meneliti kawasan mangrove lain yang masih satu garis pantai dengan penelitian terdahulu. Penentuan kategori S1, S2, S3 dan NS dilakukan dengan cara meneliti habitat, terutama faktor fisik kimia yang meliputi salinitas, suhu, DO, ketebalan lumpur, N, P, K dan BO. Klasifikasi dilakukan dengan cara pengelompokan berupa dendrogram berdasarkan faktor fisik, kimia habitat yang telah diukur. Hasil klasifikasi kemudian dipetakan dengan menggunakan peta dasar Rupa Bumi 1999 Bakosurtanal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada semua lokasi penelitian yang dipilih ternyata menunjukkan hasil katagori yang tidak sesuai untuk komoditas kepiting. Ketidak sesuaian lahan hanya disebabkan oleh satu jenis plankton yang tidak ada pada setiap lokasi penelitian. Tidak adanya satu jenis plankton dapat diatasi dengan meningkatkan faktor lahan yang diukur dan merupakan faktor yang peka terhadap keberadaan plankton seperti salinitas, suhu, pH atau DO. Disarankan untuk penelitian berikutnya menggunakan jenis lain seperti udang galah atau ikan bandeng.
        
Kata kunci: Klasifikasi Lahan, silvofishery

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel