-->

Ads

4 Klasifikasi Tumbuhan Paku

Klasifikasi Tumbuhan Paku

          Tumbuhan paku diklsifikasikan dalam beberapa kelas termasuk yang sudah punah (Stern, 1992 dan Tjitroseopomo, 1994 dalam Lubis, 2009 : 24).

a)    Kelas Psilophytinae (Paku Purba)

Paku purba meliputi jenis - jenis tumbuhan paku yang sebagian besar telah punah.Jenis – jenis sekarang yang sekarang masih ada hanya sedikit saja, dan lazimnya dianggap sebagai relik suatu golongan tumbuhan paku yang semula meliputi jenis – jenis yang lebih banyak (Tjitrosoepomo, 2003 : 226). Tumbuhan paku purba yang masih hidup saat ini diperkirakan hanya tinggal 10 spesies sampai 13 spesies dari dua genus.Paku purba hidup di daerah tropis dan subtropis.Tumbuhan paku kelas ini termasuk tumbuhan paku homospora.Pada generasi sporofit, jenis tumbuhan paku ini mempunyai ranting yang bercabang-cabang.Sebagai pengganti akar, jenis tumbuhan paku ini memiliki akar yang diselubungi rambut-rambut kecil yang disebut rizoid. Paku ini berjenis paku primitif belum memiliki daun, sporangium dibentuk di ketiak buku (Yudianto, 1992 : 173), dan akar batangnya bercabang menggarpu dengan sporangium terdapat pada ujung cabangnya.
Sporofit paku purba ada yang tidak memiliki akar sejati dan tidak memiliki daun sejati.Paku purba yang memilki daun pada umumnya berukuran kecil (mikrofil) dan berbentuk sisik.Batang paku purba bercabang dikotomi dengan tinggi mencapai 30 cm hingga 1 m. Paku purba juga tidak memiliki pembuluh pengangkut.Batang paku purba mengandung klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis.Cabang batang mengandung mikrofil dan sekumpulan sporangium yang terdapat di sepanjang cabang batang.Sporofil paku purba menghasilkan satu jenis spora (homospora).Gametofitnya tidak memiliki klorofil dan mengandung anteridium dan arkegonium.Gametofit paku purba bersimbiosis dengan jamur untuk memperoleh nutrisi. Contoh tumbuhan paku purba yaitu paku purba tidak berdaun (Rhynia) dan paku purba berdaun kecil (Psilotum) (Aryulina dkk, 2004 : 177).
Kelas Psilophytinae terdiri dari 2 ordo, yaitu :
a.    Ordo Psilophytales
b.    Ordo Psilotales

b)    Kelas Lycopodinae (Paku Rambut atau Paku Kawat)

Paku kawat mencakup 1.000 spesies tumbuhan paku, terutama dari genus Lycopodium dan Selaginella.Paku kawat banyak tumbuh di hutan-hutan daerah tropis dan subtropis.Paku kawat menempel di pohon atau hidup bebas di tanah.Batang dan akar – akarnya bercabang – cabang menggarpu.Daun kecil – kecil (Mikrofil), tidak bertangkai, selalu bertulang sau saja.Pada beberapa bangsa daun – daun itu mempunyai lidah – lidah (Ligula).Daun – daun yang amat banyak itu tersusun rapat menurut garis spiral (Tjitrosoepomo, 2003 : 231). Sporangium terdapat pada sporofil yang tersusun membentuk strobilus pada ujung batang.Strobilus berbentuk kerucut seperti konus pada pinus.Oleh karena itu paku kawat disebut juga pinus tanah.Pada paku rane (Selaginella) sporangium terdiri dari dua jenis, yaitu mikrosporangium dan megasporangium.
Mikrosporangium terdapat pada mikrosporofil (daun yang mengandung mikrosporangium).Mikrosporangium menghasilkan mikrospora yang akan tumbuh menjadi gametofit jantan. Megasporangium terdapat pada megasporofil (daun yang mengandung megasporangium).Megasporangium menghasilkan megaspora yang akan tumbuh menjadi gametofit betina. Gametofit paku kawat berukuran kecil dan tidak berklorofil.Gametofit memperoleh makanan dari jamur yang bersimbiosis dengannnya.Gemetofit paku kawat ada yang uniseksual, yaitu mengandung anteridium saja atau arkegonium saja.Gametofit paku kawat juga ada yang biseksual, yaitu mengandung anteridium dan arkegonium.Gametofit uniseksual terdapat pada Selaginella.Selaginella merupakan tumbuhan paku heterospora sedangkan gametofit biseksual terdapat pada Lycopodium.
Lycopodinae di dalam zaman karbon telah berkembang lebih luas daripada di zaman sekarang, bahkan di zaman itu ada yang telah berkembang menjadi tumbuhan berbiji, yaitu Lepidospermae. Tumbhan ini membuat mata – mata biji yang rupanya hamper sama dengan mata biji pakis haji. Karena itu tumbuhan ini merupakan macam peralihan dengan tumbuhan sempurna (Kuperus dan Satiadiredja, 1975 : 67).
Kelas Lycopodinae terdiri dari 4 ordo, yaitu :
a.    Ordo Lycopodiales
b.    Ordo Selaginellales (Paku Rene atau Paku Lumut)
c.    Ordo Lepidodendrales
d.    Ordo Isoetales

c)    Kelas Equisetinae(Paku Ekor Kuda)

Paku ekor kuda saat ini hanya tinggal sekitar 25 spesies dari satu genus, yaitu Equisetum.Warga kelas ini yang sekarang masih hidup umumnya terna yang menyukai tempat – tempat yang lembab, kadang – kadang dalam jumlah yang sangat besar dan bersifat dominan dalam komunitas tertentu (Tjitrosoepomo, 2003 : 248). Equisetum terutama hidup pada habitat lembab di daerah subtropis. Equisetum yang tertinggi hanya mencapai 4,5 m sedangkan rata-rata tinggi Equisetum kurang dari 1 m.
Equisetum disebut paku ekor kuda karena bentuk batangnya seperti ekor kuda.Nama kelompok ini mengacu pada penampilan batangnya yang  seperti sikat, dengan tekstur kasar. Beberapab spesies memiliki batang fertile (yang mengandung rujung) dan vegetative yang terpisah. Paku ekor kuda bersifat homosporus, dengan runjung yang mengeluarkan spora yang biasanya memunculkan gametofit biseksual (Campbell and Reece, 2012 : 180). Batangnya yang keras disebabkan dinding selnya mengandung silika.Sporangium terdapat pada strobilus.Sporangium menghasilkan satu jenis spora, sehingga Equisetum digolongkan pada tumbuhan paku peralihan.Gametofit Equisetum hanya berukuran beberapa milimeter tetapi dapat melakukan fotosintesis. Gametofitnya mengandung anteridium dan arkegonium.
Kelas Equisetinae terdiri dari 3 ordo, yaitu :
a.    Ordo Equisetales
b.    Ordo Sphenophyllales
c.    Ordo Protoarticulatales

d)    Kelas Filicinae (Paku Sejati)

Kelas ini  meliputi beraneka ragam tumbuhan yang menurut bahasa sehari – hari dikena sebagai tumbuhan paku atau pakis yang sebenarnya. Dari segi ekologi tumbuhan ini termasuk higrofit, banyak tumbuhan di tempat – tempat yang teduh dan lembab, sehingga ditempat – tempat yang terbuka dapat mengalami kerusakan akibat penyinaran yang terlalu intensif.Diinjau dari lingkungan hidupnya, warga kelasini dapat dibedakan dalam 3 golongan, yaitu paku tanah, paku air, dan paku epifit. Berbagai jenis menjadi penyusun “undergrowth” dalam hutan – hutan di daerah – daerah pegunungan dan hutan – hutan sebtripoka basah ( Tjitrosoepomo, 2003 : 258). Paku sejati mencakup jenis tumbuhan paku yang paling sering kita lihat.Tempat tumbuh paku sejati sebagian besar di darat pada daerah tropis dan subtropis.
Dalam tulisan (http://zetly.wordpress.com/2010/02/24/tumbuhan-paku/) Paku sejati diperkirakan berjumlah 12.000 jenis dari kelas Filicinae.Filicinae memiliki akar, batang, dan daun sejati.Batang dapat berupa batang dalam (rizom) atau batang di atas permukaan tanah.Daun Filicinae umumnya berukuran besar dan memiliki tulang daun bercabang.Daun mudanya memiliki ciri khas yaitu tumbuh menggulung (circinnatus).Jenis yang hidup di darat membentuk sporangium dalam sorus, sedangkan yang di air membentuk sporangium dalam sporakarpium (Yudianto, 1992 : 173). Jenis paku yang termasuk paku sejati yaitu Semanggi (Marsilea crenata), Paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum), paku sarang burung (Asplenium nidus), suplir (Adiantum cuneatum), paku sawah (Azolla pinnata), dan Dicksonia antarctica.

Kelas Filicinae terdiri dari tiga anak kelas, yaitu :
a.    Anak kelas Eusporangiatae.
Bangsa Ophioglossales
Bangsa Marattiales
b.    Anak kelas Leptosporangiatae
c.    Anak kelas Hydropterides

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel