-->

Ads

Hama tanaman hortikultura

Hama tanaman hortikultura


Jeruk merupakan tanaman buah yang memiliki jumlah hama sangat banyak. Ebeling (1959) mencatat terdapat  hama golongan serangga dan tungau sebanyak 875 jenis, sedangkan hama utama hanya kurang dari 10% dari total yang ada. Hama jeruk penting di Indonesia diantaranya adalah Diaphorina citri Kuwayama sebagai vector pathogen penyebab huanglongbing (citrus greening disease). Hama ini pertama kali dideskripsi dari Taiwan dan dilaporkan asli berasal dari Asia yang saat ini telah meyebar ke berbagai Negara di dunia seperti Saudi Arabia, Amerika Selatan, dan Karibia (Halbert & Nunez, 2004; Mead, 2011). Di Indonesia hama ini telah menyebabkan kerugian dalam banyak hal, tidak hanya kerugian hasil panen jeruk tetapi juga hilangnya beberapa kultivar jeruk asli daerah seperti keprok punten, keprok padang, dan beberapa kultivar jeruk potensial asli daerah tertentu di Indonesia. Pengendalian di beberapa Negara seperti India dilakukan dengan menggunakan insektisida kimia, tetapi oleh karena akhir-akhir ini residu pestisida kimia menjadi kendala perdangan internasional maka pengendalian dengan memanfaatkan musuh alaminya sangat dianjurkan. Terdapat beberapa jenis musuh alami D. citri yaitu predator meliputi lalat apung (syrphidae), sayap jala (Chrysopidae), kumbang kubah (Coccinellidae) dan parasitoid yaitu tawon kecil (Hymenoptera).
Mangga juga merupakan komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi. Hama mangga diantaranya adalah penggerek buah yang terdiri dari tiga jenis, yaitu lalat (Diptera), ngengat (Lepidoptera), dan kumbang (Curculionidae). Golongan lalat terdiri dari tiga jenis yaitu Bactrocera papaya Drew & Hancock, B. carambolae Drew & Hancock, dan Atherigona orientalis Schiner, golongan ngengat juga ada tiga jenis yaitu Citripestis eutraphera (Meyrick), C. sagittiferella (Moore), dan Deanolis albizonalis (Hampson), sedangkan golongan kumbang adalah Sternochetus frigidus (Fabricius) (Suputa et al., 2010). Pengendalian hama-hama ini dilakukan secara komprehensif baik secara mekanik, sanitasi, dan kimia yang diapadukan dengan paraferomon dan juga teknik jantan mandul dengan radiasi nuklir khususnya untuk hama golongan lalat (lalat buah). Sanitasi dilakukan dengan cara membersihkan lingkungan sekitar dari sampah organik dan gulma yang menjadi tempat singgah bagi hama, selain itu juga membuat buah mangga tidak saling menempel antara yang satu dengan yang lain (Gambar 1) untuk menghindari ngengat meletakkan telur.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel