Fakta tentang tanaman Kentang
12:48 AM
Edit
Tanaman Kentang
Di
Indonesia, kentang pertama kali ditemukan pada tahun 1794 di daerah Cisarua,
Cimahi (Bandung).
Jenis kentang yang ditanam di Cisarua diduga berasal dari Amerika Serikat, yang
dibawa oleh orang-orang Eropa. Varietas kentang yang pertama kali didatangkan
ke Indonesia adalah Eigenheimer. Pada tahun 1811 kentang sudah ditanam secara
luas di berbagai daerah, terutama di pegunungan (dataran tinggi) Pacet,
Lembang, Pengalengan (Jawa Barat), Wonosobo, Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu,
Tengger (Jawa Timur), Aceh, Tanah Karo, Padang, Bengkulu, Sumatera Selatan,
Minahasa, Bali, dan Flores (Rukmana, 1997).
Kentang
(Solanum tuberosum L) merupakan tanaman sayuran semusim, berumur pendek
kurang lebih hanya 90- 180 hari dan berbentuk perdu atau semak. bervariasi
sesuai varietasnya (Samadi, 1997).
Menurut
Rukmana (1997), dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan kentang diklasifikasikan
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta
(Tumbuhan berbiji)
Subdivisio : Angiospermae (Berbiji
tertutup)
Classis : Dicotyledonae (Biji
berkeping dua)
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum
tuberosum Linn.
1.
Daun
3
|
Daun tanaman berfungsi sebagai tempat proses asimilasi
untuk pembentukan karbohidrat, lemak, protein dan vitamin yang digunakan untuk
pertumbuhan vegetatif, respirasi, dan persediaan makanan.
2.
Batang
Batang tanaman berbentuk segi empat atau segi lima,
tergantung pada varietasnya. Batang tanaman berbuku-buku, berongga, dan tidak
berkayu, namun agak keras apabila dipijat. Diameter batang kecil dengan tinggi
dapat mencapai 50-120 cm, tumbuh menjalar. Warna batang hijau : hijau
kemerah-merahan atau hijau keungu-unguan (Rukmana, 1997).
Batang tanaman berfungsi sebagai jalan zat-zat hara dari
tanah ke daun dan untuk menyalurkan hasil fotosintesis dari daun ke bagian
tanaman yang lain.
3.
Akar
Tanaman kentang memiliki sistem perakaran tunggang dan
serabut. Akar tunggang dapat menembus tanah sampai kedalaman 45 cm, sedangkan
akar serabut umumnya tumbuh menyebar (menjalar) ke samping dan menembus tanah
dangkal. Akar tanaman berwarna keputih-putihan dan halus berukuran sangat
kecil. Diantara akar-akar tersebut ada yang akan berubah bentuk dan fungsinya
menjadi umbi (stolon) yang selanjutnya akan menjadi umbi kentang. Akar tanaman
berfungsi untuk menyerap zat-zat hara yang diperlukan tanaman dan untuk
memperkokoh berdirinya tanaman (Samadi, 1997).
4.
Bunga
Bunga kentang berkelamin dua (hermaphroditus) yang
tersusun dalam rangkaian bunga atau karangan bunga yang tumbuh pada ujung
batang dengan tiap karangan bunga memiliki 7-15 kuntum bunga. Warna bunga
bervariasi : putih, merah, biru. Struktur bunga terdiri dari daun kelopak
(calyx), daun mahkota (corolla), benang sari (stamen), yang masing-masing
berjumlah 5 buah serta putih 1 buah. Bunga bersifat protogami, yakni putik
lebih cepat masak daripada tepung sari. Sistem penyerbukannya dapat menyerbuk
sendiri ataupun silang
(Rukmana, 1997).
(Rukmana, 1997).
Bunga kentang yang telah mengalami penyerbukan akan
menghasilkan buah dan biji-biji (Samadi, 1997). Buah kentang berbentuk bulat,
bergaris tengah kurang lebih dua setengah cm, berwarna hijau tua sampai
keungu-unguan dan tiap buah berisi 500 bakal biji. Bakal biji yang dapat
menjadi bji hanya berkisar 10 butir sampai dengan 300 butir. Biji kentang
berukuran kecil, bergaris tengah kurang lebih 0,5 mm, berwarna krem, dan
memiliki masa istirahat (dormansi) sekitar 6 bulan (Rukmana, 1997).
5.
Umbi
Umbi terbentuk dari cabang samping diantara akar-akar.
Proses pembentukan umbi ditandai dengan terhentinya pertumbuhan memanjang dari
rhizome atau stolon yang diikuti pembesaran sehingga rhizome membengkak. Umbi
berfungsi menyimpan bahan makanan seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral, dan air (Samadi, 1997).
Rukmana (1997) menyatakan bahwa umbi kentang memiliki
morfologi bervariasi, dilihat dari bentuk warna kulit, warna daging, dan mata
tunasnya seperti disajikan pada tabel 1.
Tabel 1. Keragaman
morfologis umbi kentang
No
|
Bagian umbi
|
Ciri-ciri visual
|
1
2
3
4
|
Bentuk
umbi
Warna
kulit umbi
Warna
daging umbi
Mata tunas
|
Bulat,
bulat lonjong, dan lonjong memanjang
Putih,
kuning, dan merah
Putih,
putih kekuning-kuningan dan kuning
Dangkal,
menengah (medium) dan dalam
|
Selain
mengandung zat gizi, umbi kentang mengandung zat solanin yang beracun dan
berbahaya bagi yang memakannya. Racun solanin akan berkurang atau hilang
apabila umbi telah tua sehingga aman untuk dimakan. Tetapi racun
solani tidak dapat hilang apabila umbi tersembul keluar dari tanah dan terkena
sinar matahari. Umbi kentang yang masih mengandung racun solanin berwarna hijau
walaupun telah tua (Samadi, 1997).