Pengertian Wudhu’, dan tata cara ber wudu' menurut alquran dan hadist Lengkap
9:45 PM
Edit
Pengertian Wudhu’
Secara bahasa wudhu’ berarti husnu/keindahan dan nadhofah/kebersihan. Wudhu’ untuk sholat dikatakan sebagai wudhu’ karena ia membersihkan anggota wudhu’ dan memperindahnya. Sedangkan pengertian menurut istilah dalam syari’at, wudhu’ adalah peribadatan kepada Allah ‘azza wa jalla dengan menggunakan air yang suci dan mensucikan dengan cara yang tertentu di empat anggota badan yaitu, wajah, kedua tangan, kepala, dan kedua kaki.
Adapun sebab yang mewajibkan wudhu’ adalah hadats, yaitu apa saja yang mewajibkan wudhu’ atau mandi. Hadats terbagi menjadi dua macam: hadats besar, yaitu segala yang mewajibkan mandi; dan hadats kecil, yaitu semua yang mewajibkan wudhu’.
Adapun dalil wajibnya wudhu’ (apabila berhadats sebelum sholat) adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki” (QS. Al-Maidah : 6)
Fardhu Wudhu’
Fardhu (rukun) wudhu’ ada 6 (enam), yaitu :
1. Membasuh muka (termasuk berkumur dan memasukkan dan mengeluarkan air ke dan dari hidung)
2. Membasuh kedua tangan sampai kedua siku,
3. Mengusap (menyapu) seluruh kepala
4. Membasuh kedua kaki sampai kedua mata kaki,
5. Tertib (berurutan),
6. Muwalah (tidak diselingi dengan perkara-perkara yang lain).
1. Membasuh muka (termasuk berkumur dan memasukkan dan mengeluarkan air ke dan dari hidung)
2. Membasuh kedua tangan sampai kedua siku,
3. Mengusap (menyapu) seluruh kepala
4. Membasuh kedua kaki sampai kedua mata kaki,
5. Tertib (berurutan),
6. Muwalah (tidak diselingi dengan perkara-perkara yang lain).
Sunnah Wudhu’
Yang termasuk sunnah-sunnah wudhu’ adalah :
1. Bersiwak sebelum berwudhu’
2. Membasuh dua telapak tangan sebanyak tiga kali
3. Bersungguh-sungguh dalam memasukkan air ke dalam hidung kecuali bagi yang berpuasa
4. Mendahulukan anggota wudhu’ yang kanan
5. Mengulangi setiap basuhan dua kali atau tiga kali
6. Menyela-nyela antara jari-jemari (tangan dan kaki)
7. Menyela-nyela jenggot yang lebat.
8. Menyempurnakan wudhu’
1. Bersiwak sebelum berwudhu’
2. Membasuh dua telapak tangan sebanyak tiga kali
3. Bersungguh-sungguh dalam memasukkan air ke dalam hidung kecuali bagi yang berpuasa
4. Mendahulukan anggota wudhu’ yang kanan
5. Mengulangi setiap basuhan dua kali atau tiga kali
6. Menyela-nyela antara jari-jemari (tangan dan kaki)
7. Menyela-nyela jenggot yang lebat.
8. Menyempurnakan wudhu’
Tata Cara Wudhu’
Adapun tata cara wudhu’ secara ringkas berdasarkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam yang diriwayatkan dari Humraan, budak sahabat Utsman bin Affan rodhiyallahu ‘anhu,
عَنْ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ أَنَّهُ رَأَى عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوءٍ ، فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ مِنْ إِنَائِهِ ، فَغَسَلَهُمَا ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ، ثُمَّ أَدْخَلَ يَمِينَهُ فِى الْوَضُوءِ ، ثُمَّ تَمَضْمَضَ ، وَاسْتَنْشَقَ ، وَاسْتَنْثَرَ ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثًا وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثَلاَثًا ، ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ ، ثُمَّ غَسَلَ كُلَّ رِجْلٍ ثَلاَثًا ، ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَتَوَضَّأُ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا وَقَالَ مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ ، لاَ يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ ، غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari Humraan -bekas budak Utsman bin Affan-, suatu ketika ‘Utsman memintanya untuk membawakan air wudhu’ (dengan wadahpent.), kemudian ia tuangkan air dari wadah tersebut ke kedua tangannya. Maka ia membasuh kedua tangannya sebanyak tiga kali, lalu ia memasukkan tangan kanannya ke dalam air wudhu’ kemudian berkumur-kumur, lalu beristinsyaq dan beristintsar. Lalu beliau membasuh wajahnya sebanyak tiga kali, (kemudian) membasuh kedua tangannya sampai siku sebanyak tiga kali kemudian menyapu kepalanya (sekali sajapent.) kemudian membasuh kedua kakinya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengatakan, “Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam berwudhu’ dengan wudhu’ yang semisal ini dan beliau shallallahu ‘alaihi was sallam mengatakan, “Barangsiapa yang berwudhu’ dengan wudhu’ semisal ini kemudian sholat 2 roka’at (dengan khusyuked.) dan ia tidak berbicara di antara wudhu’ dan sholatnya maka Allah akan ampuni dosa-dosanya yang telah lalu”(HR. Bukhari - Muslim)
Dari hadits yang mulia ini dan beberapa hadits yang lain dapat kita simpulkan tata cara wudhu’ Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam secara ringkas sebagai berikut,
عَنْ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ أَنَّهُ رَأَى عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوءٍ ، فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ مِنْ إِنَائِهِ ، فَغَسَلَهُمَا ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ، ثُمَّ أَدْخَلَ يَمِينَهُ فِى الْوَضُوءِ ، ثُمَّ تَمَضْمَضَ ، وَاسْتَنْشَقَ ، وَاسْتَنْثَرَ ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثًا وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثَلاَثًا ، ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ ، ثُمَّ غَسَلَ كُلَّ رِجْلٍ ثَلاَثًا ، ثُمَّ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَتَوَضَّأُ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا وَقَالَ مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ ، لاَ يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ ، غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari Humraan -bekas budak Utsman bin Affan-, suatu ketika ‘Utsman memintanya untuk membawakan air wudhu’ (dengan wadahpent.), kemudian ia tuangkan air dari wadah tersebut ke kedua tangannya. Maka ia membasuh kedua tangannya sebanyak tiga kali, lalu ia memasukkan tangan kanannya ke dalam air wudhu’ kemudian berkumur-kumur, lalu beristinsyaq dan beristintsar. Lalu beliau membasuh wajahnya sebanyak tiga kali, (kemudian) membasuh kedua tangannya sampai siku sebanyak tiga kali kemudian menyapu kepalanya (sekali sajapent.) kemudian membasuh kedua kakinya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengatakan, “Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam berwudhu’ dengan wudhu’ yang semisal ini dan beliau shallallahu ‘alaihi was sallam mengatakan, “Barangsiapa yang berwudhu’ dengan wudhu’ semisal ini kemudian sholat 2 roka’at (dengan khusyuked.) dan ia tidak berbicara di antara wudhu’ dan sholatnya maka Allah akan ampuni dosa-dosanya yang telah lalu”(HR. Bukhari - Muslim)
Dari hadits yang mulia ini dan beberapa hadits yang lain dapat kita simpulkan tata cara wudhu’ Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam secara ringkas sebagai berikut,
- 1. Niat berwudhu’ (dalam hati) untuk menghilangkan hadats
- 2. Membaca basmallah
- 3. Membasuh dua telapak sebanyak tiga kali
- 4. Berkumur sebanyak tiga kali, menghirup air ke hidung (Istinsyaq) sebanyak tiga kali, dan menyemprotkan air (istin-tsar) dari hidung ke sebelah kiri
- 5. Membasuh muka sebanyak tiga kali.
- Batasan muka dimulai dari tumbuhnya rambut kepala –menurut kebiasaan- hingga ke bagian ujung dua tulang rahang dan dagu.
- 6. Membasuh dua tangan beserta siku sebanyak tiga kali.
- Batasan tangan dimulai dari ujung jari-jari tangan (berikut kuku-kukunya) sampai lengan atas. Sebelum kedua tangan dibasuh, terlebih dahulu menghilangkan sesuatu yang melekat pada keduanya seperti lumpur dan celupan yang tebal yang melekat pada kuku agar air sampai ke kulit.
- 7. Menyapu seluruh kepala berikut dua telinga sebanyak satu kali sapuan dengan air yang baru dan bukan air dari sisa basuhan tangan.
- Cara menyapu kepala ialah meletakkan kedua tangan yang sudah dibasahi degan air yang baru pada bagian depan kepala, lalu melintaskan keduanya sampai tengkuk lalu mengembalikan keduanya ke tempat semula, lalu memasukkan dua jari telunjuk kedua lubang telinga dan menyapu bagian luar telinga dengan dua ibu jari.
- 8. Membasuh dua kaki beserta dua mata kaki sebanyak tiga kali.
Setelah selesai berwudhu’ dengan cara-cara tadi, maka arahkanlah pandangan ke langit (atas) dan ucapkanlah doa, sebagaimana yang diriwayatkan dari Rasulullah. Doa yang dibaca Nabi setelah selesai wudhu’, diantaranya adalah:
Asyhadu allaa ilaaha illallaah wahdahu laa syariikalah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh, allahummaj ‘alnii minattawwaabiinaa waj’alnii minal mutathahhiriin. Subhaanakallahumma wa bihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik
“Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah yang Maha Esa, Yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku sebagai bagian dari golongan orang-orang yang (selalu) bertobat serta jadikanlah aku sebagai bagian dari golongan orang-orang yang selalu bersuci. Maha suci Engkau ya Allah. Dengan memuji-Mu, bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Aku memohon ampunan dan bertobat kepada-Mu.” (HR. Muslim, Tirmidzi)
Asyhadu allaa ilaaha illallaah wahdahu laa syariikalah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh, allahummaj ‘alnii minattawwaabiinaa waj’alnii minal mutathahhiriin. Subhaanakallahumma wa bihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik
“Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah yang Maha Esa, Yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku sebagai bagian dari golongan orang-orang yang (selalu) bertobat serta jadikanlah aku sebagai bagian dari golongan orang-orang yang selalu bersuci. Maha suci Engkau ya Allah. Dengan memuji-Mu, bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Aku memohon ampunan dan bertobat kepada-Mu.” (HR. Muslim, Tirmidzi)